21

8 2 10
                                    

"Kalau udah gini, apa gue bisa
dapetin hati lo?"

- Arsenio Daniel Mahendra



Kringg..

Ponsel milik Keyla mampu memecahkan suasana yang sempat sunyi. Obrolan ringan dengan pria paruh baya itu sudah selesai sejak tadi, kini gadis itu meminta izin untuk mengangkat telepon.

"Sebentar ya, Om. Aku ada telepon dari temen." jawabnya berjalan ke arah depan meninggalkan Aryo seorang diri disana.

Tombol hijau, dirinya tekan dan suara bass milik Arsen langsung terdengar di telinganya. Ya, Arsen lah yang menelepon Keyla sekarang, ia tak tahu ada apa cowok itu menelpon dirinya semalam ini.

|Keluar, gue didepan rumah lo

|Gue lagi diluar, lagian
ngapain lo kerumah?

|Lo keluar sama cowok
gak jelas itu?!

|Maksud lo, Bintang? Lo telepon
gue cuma bahas hal gak
jelas kaya gini?

|Sharelock sekarang,
Keyla Safira

|Gak, gue gak mau!

|Nurut atau gue bunuh tuh
cowok? Terserah sih

|📍Lokasi

|Ish, dasar tukang ancem orang! Udah, makan tuh sharelock.

|Good

"Fiks, dia sama cowok brengsek itu." gumamnya saat melihat titik lokasi yang diberikan Keyla. Tujuan awalnya adalah memberikan jepit kupu-kupu yang sudah ia dapatkan, nyatanya gadis itu malah sedang asik bermesraan dengan Bintang menurutnya.

Jarak rumah Keyla dengan Restoran itu cukup jauh, dan membuat Arsen harus menaikkan kecepatan lagi untuk bisa sampai dalam waktu singkat. Ditengah perjalanan, cowok itu nyaris saja menabrak sebuah pengendara motor lain akibat ulahnya yang ugal-ugalan di jalan raya.

"Woy, punya mata dipake!" seru pengendara yang hampir menyandang title korban, ia tak terima dengan cara Arsen ugal-ugalan dalam mengendarai motor sportnya.

Sementara Arsen hanya mendengus kecil, ia tak peduli dengan ocehan bapak tua dengan motor vario tadi. Lima menit lagi, cowok itu bisa sampai ke Restoran Mentari, jika tebakannya benar mungkin Arsen tidak akan tinggal diam. Deru motor miliknya masih saja membuat pusat perhatian para pengendara motor, banyak salah satu dari mereka meneriakinya karena kesalahan yang sama.

Motor sport miliknya telah memasuki pekarangan Restoran Mentari yang dibilang cukup ramai malam ini. Ia mengeluarkan handphone dari saku celananya, dan langsung menghubungi gadis yang menurutnya sedang bermesraan dengan Bintang, padahal nyatanya tak sesuai yang ia pikirkan.

Ting!

|Gue didepan, keluar.

"Ck, tuh cowok gak sabar banget!" gerutunya pelan. Baru saja dirinya mendudukkan bokongnya di kursi semula, ditambah ia merasa sungkan dengan Aryo. Dirinya takut sikapnya dianggap tidak sopan, sebab baru saja kembali lalu harus pergi lagi meninggalkan pria paruh baya itu sendirian disana.

"Ehm, maaf Om saya harus pulang sekarang, udah ditunggu temen soalnya." pamitnya menyalami tangan Aryo dengan lembut.

"Buru-buru sekali, tapi yasudahlah. Hati-hati, Key." ucapnya tersenyum simpul, lalu menatap punggung Keyla yang sudah berlalu dari pandangan Aryo.

CARAPHERNELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang