58-memperbaiki?

97 16 4
                                    

Dokter Clay yang baru saja mendengarkan keputusan mengenai kondisi Shani langsung keluar dari ruang operasi dan dengan sarung tangan yang masih berlumuran darah. Dokter Clay menunduk kala harus mengatakan bagaimana kondisi Shani,

"Sebelumnya saya harus mengatakan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga pasien," Lukas dengan kasar menarik scrub yang dokter Clay kenakan. "Mohon bersabar, tuan Lukas" kakek Paul pun dengan lemas menarik Lukas.

"Kamu tenangin diri kamu dulu, biarin dokter jelasin gimana kondisi Shani sama anak kamu" bisik kakek Paul.

"Dari dua nyawa yang seharusnya kami selamat kan, hanya satu yang berhasil kami selamat kan dan itu bayi yang pasien kandung"

Lukas langsung mendorong tubuh dokter Clay supaya dirinya dengan bebas bisa menyerobot masuk ke dalam ruang operasi, ia melihat banyak sekali darah dan Shani lah pemilik darah itu.

Lemas tubuh Lukas melihat kondisi Shani yang tak lagi berdetak, bahkan alat medis juga sudah tak terpasang di badannya. Semua dokter menatapnya haru,

*Sebenarnya ga boleh ya guys masuk ruangan operasi sembarangan.

Lukas pun mengambil tangan Shani dan digenggamnya begitu erat. "Mana sayang janji kamu? Mana janji kamu mau bilang jujur ke aku, mana janji kamu bakal jadi orang yang ga bakal bohong sama aku? Mana janji kamu hidup bahagia sama aku, sama Kai juga?" Lukas menangis meraung di hadapan tubuh Shani.

Tangannya mendekap erat tangan dingin Shani, diciumnya berkali-kali tangan wanita yang berhasil melahirkan putranya dan perlahan berhasil membuatnya jatuh cinta. Tangan dingin Shani sampai basah karena tangis Lukas,

"Kamu ga mau, Sayang jelasin ke aku langsung? Aku nunggu loh penjelasan jujur kamu, aku nungguin kamu jelasin ke aku. Meskipun aku udah tau, tapi aku maunya kamu yang jelasin langsung ke aku. Aku mau denger langsung penjelasannya dari kamu, aku ga mau denger dari siapapun itu kecuali kamu. Ayo bangun, sayang jelasin ke aku" tak bisa Lukas menghentikan air matanya.

Ditatapnya wajah Shani. "Kamu pasti bohong kan ke aku? Kamu pasti sekarang lagi pura-pura kan? Kamu marah ya sama aku karena aku juga ga jujur? Aku bakal jujur deh ke kamu, tapi kamu harus sadar dulu. Kamu harus bangun, sayang. Kamu harus temenin aku rawat Kai, ayo kita rawat Kai bareng-bareng" pundak Lukas yang rasanya akan roboh langsung dibantu dokter Bryan untuk kembali dikuatkan.

Dokter Bryan berkali-kali mengelus pundak Lukas, tapi itu tak akan membuat Lukas kuat, tak akan membuat Lukas meredakan tangisnya dan menyudahi kesedihannya.

"Ayo bangun, Shani Indira Arkananta. Aku ga bakal kuat, aku ga bakal bisa sendirian, Sayang. Mana bisa aku rawat Kai sendirian, mana bisa, Sayang!" di ruang operasi itu Lukas berteriak dan akhirnya dengan sekuat tenaga Lukas memegangi tangan istrinya yang pada akhirnya akan tetap lepas dari genggamannya.

Keluar dari ruang operasi Ola menyambutnya dengan tonjokan, pukulan dan amarah yang tak lagi terbendung. "Lo seharusnya jaga Cici gue, Lo ga seharusnya ke rumah sakit dan cari Fiony, Lu. Lo punya istri dan Fiony bukan siapa-siapa Lo lagi, Lo harus tau itu!?" Ola membentak Lukas dengan begitu kencang.

Semua orang tercengang.

Beberapa jam yang lalu...

Lukas benar-benar bertemu teman-temannya. Yang awalnya di cafe milik Gracio, berubah menjadi di bengkel yang sempat mereka dirikan bersama dan terhenti beberapa bulan. Semuanya datang kecuali Zean dan Flo. Zean yang katanya ada urusan dan Flo menemani Freya ke lapas tempat papanya ditahan.

Ditengah-tengah kegiatan mereka berdiskusi untuk masa depan usaha mereka, tiba-tiba Lukas pamit. "Guys, sorry gue ada urusan. Kayaknya gue harus cabut dulu," pamitnya.

The William (END)Where stories live. Discover now