23. Korain Masuk RS

961 232 25
                                    

_____________oOo_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________oOo_____________

Korain sedang yang termenung di kamarnya, dengan tangan terus mengelus perutnya. Dia benar-benar dikurung oleh kedua orang tuanya, apalagi setelah Ayah Keenan tahu tentang Kehamilannya. Saat ada Kakek dan Neneknya berkunjung, Buna Kinan beralasan jika Korain sedang dalam kegiatan sekolah.

Ceklek! Pintu kamar terbuka, Korain hanya menatap sekilas Buna Kinan yang datang membawa makanan. “Makan Siang, kamu melewatkan sarapan”

Korain tidak memperdulikan Buna Kinan, dia tetap menatap keluar jendela kamarnya. Buna Kinan pun mendekat pada Korain, “Kamu harus makan, kamu sedang Hamil”

“Koo gak mau makan, yang Koo mau bertemu dengan Babanya Bayi ini” Ucap Korain tanpa melihat ke arah Buna Kinan.

“Tanpa ayahnya pun bayi itu akan tetap hidup De, Buna sama Ayah bisa kok ngurus dia!”

“Mau sebaik apa pun Buna, mau setelaten apa pun Buna mengurusnya, dia akan tetap membutuhkan Babanya!” Korain tetap kukuh dengan pendirian.

“Kamu menjadi keras kepala semenjak kenal dengan Pemuda Brandal itu!”

“Daripada Buna mengajak Koo ribut, lebih baik Buna keluar dari kamar Koo!”

Buna Kinan pun keluar dari kamar Korain, setelah kepergian Buna Kinan, Korain menghela nafas panjang. Sebenarnya dia kesal dan tidak mau makan, tapi dia tidak boleh egois karena sekarang dia tidak sendirian, melainkan ada Jabang Bayi didalam perutnya.

Korain memakan makanannya dengan pelan, karena pikirannya terus berkelana pada Victory. Dia masih memikirkan bagaimana cara untuk bisa bertemu dengan Victory dan mengatakan kehamilannya.

“Sabar ya Nak, Bubu pasti cari cara untuk mengatakan kehadiranmu pada Babamu. Tapi semuanya butuh waktu, yang Bubu pun belum tentu sampai kapan...” Korain makan sambil menangis, hatinya sakit bila mengingat bagaimana sakitnya dipisahkan secara paksa dengan orang yang dia sayang.

“Umhh...” Korain langsung berlari menuju kamar mandi, Huweekkk! Huweeekkk! Huweeekkk! Dia kembali mengeluarkan isi perutnya, Korain pun terduduk lemas dilantai kamar mandi.

“Sayang, apa kamu marah sama Bubu...” lirih Korain sambil mengelus perutnya, Korain pun berusaha untuk duduk.

Dia berjalan sambil bertumpu pada dinding kamar mandi, sesampainya dikasur, Korain langsung merebahkan tubuhnya. Dia pun menerawang kalau seandainya Victory ada didekatnya, mungkin dia tidak akan merasa kesulitan seperti ini.

¤¤¤

Disisi lain, Victory sedang duduk dikursinya. Dimejanya terdapat tulisan namanya, begitu bangga dirinya sekarang sudah memegang Perusahaan yang cukup besar, meski tak sebesar milik Papa Stein, tapi perusahaan yang dipegangnya setara dengan Perusahaan Nicolas.

“Bagaimana pekerjaanmu hari ini, De?” tanya Papa Stein yang datang tiba-tiba.

“Papa, Ade terkejut!” Tuan Stein hanya terkekeh, lalu duduk disofa. “Ya begitulah Pa, lumayan membuat Migren, tapi Ade harus tetap Menjalaninya”

Papa Stein mengangguk, “Semangatlah, ada kebahagiaan yang sedang menantimu”

Victory mengangguk, dia pun melanjutkan pekerjaannya, tapi Victory jadi gugup karena diperhatikan oleh Papa Stein. Biasanya dia akan leluasa, tapi sekarang berasa sedang Ujian Akhir yang diawasi Pengawas Kejam.

¤¤¤

Waktu menunjukkan malam hari, Korain terbangun dari tidurnya. Dia berusaha bangun, tapi kepalanya semakin terasa pusing, padahal dia tidak telat makan, meskipun makanannya kembali terbuang akibat rasa mual yang terus terasa.

“De...”

Korain menatap sendu Buna Kinan yang masuk, dia hanya menatap Bunanya, tanpa mengatakan sepatah kata pun. Buna Kinan terkejut saat melihat wajah Korain yang begitu pucat.

“De, Astaga!” paniknya, “Ayaaaahhh...Ayaaaahhh” teriak Buna Kinan, tidak lama kemudian Ayah Keenan datang. “Ayah, kita harus bawa Korain ke Rumah Sakit sekarang!” paniknya bukan main.

“Kita ke Rumah sakit sekarang!”

Buna Kinan mengangguk, dia pun langsung membawa Jaket Korain dan menyusul Ayah Keenan yang sudah lebih dulu keluar dari kamar dengan menggendong Korain. Korain pun sudah tidak berdaya, dia lemas karena terlalu banyak mengeluarkan isi perutnya.

Sesampainya di rumah sakit, Korain langsung ditangani Dokter. Selang infus sudah menempel ditangannya, Korain pun tertidur untuk beristirahat. Buna Kinan mendekat pada Korain, mengusap lembut surai sang anak.

📥Sean
Buna, Buna dimana? Sean dirumah, mau jenguk Koo

📤Buna Kinan
Buna di rumah sakit Sea, Koo masuk rumah sakit

📥Sean
Astaga! Kenapa?
Boleh beritahu Sean alamat rumah sakitnya.

📤Buna Kinan
Koo dirawat
Korain di rumah sakit xxx

📥Sean
Sean kesana sekarang

📤Buna Kinan
Iya

Tidak lama kemudian Sean datang, dia datang dengan wajah paniknya. “Koo baik-baik aja kan Bun, gak ada yang serius kan?”

“Tidak ada Sea, Koo baik-baik aja kok!”

Sean pun mengangguk, lalu duduk disamping Korain, sementara Buna Kinan berbicara dengan Dokter. Setelah bicara dengan Dokter, Buna Kinan menghampiri Sean.

“Buna titip Koo sebentar, mau mengurus Adm dulu, Ayah sedang ke Perusahaan, dia akan Lembur karena tiba-tiba ada Masalah disana”

Sean hanya mengangguk sebagai jawaban, Buna Kinan pun keluar dari kamar rawat Korain. “Gue harus kasih tahu Vic, mumpung Buna gak ada!” Gumam Sean, lalu mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Victory. 

📤Sean
Vic, Koo masuk RS
Tapi Lo kesininya besok aja, malam ini ada Buna Kinan

📥Victory
Oke,
Malam ini Gue juga baru pulang dari Perusahaan

📤Sean
Oke,
Besok Gue kondisikan lagi, pokoknya semuanya Gue yang ngatur

📥Victory
Oke

______________oOo_____________

______________oOo_____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STRUGGLE [V.K][END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang