Happy baca 💚
Sorry for typo 🍓
.
.
.Gistara mengandeng lengan Naka ketika keduanya memasuki ballroom Sangri-La hotel, tempat acara resepsi nikahan Elbayu - teman baik Naka diadakan. Terjebak dalam situasi rumit membuat Gistara akhirnya memutuskan mengabuli permintaan Naka untuk menjadi partner kondangan kakaknya itu.
Oke, biar Gistara ingatkan sekali lagi kenapa dia bisa terjebak dalam situasi rumit ini. Gistara sedang terjerat masalah besar. Kali ini tidak main-main, urusannya hukum perdata dan, atau bisa terancam dipidanakan kalau dalam waktu dan tempo yang sesingkat-singkatnya Gistara tidak lekas membayar ganti rugi untuk para klien jastip yang merasa tertipu. Ya memang orangtua Gistara bisa dibilang mampu dan berada. Harusnya dia bisa bernapas lega andai saja Tuan dan Nyonya Andi Padmaja mau bermurah hati membayarnya denda ganti rugi untuknya. Sayangnya kali ini kedua orangtuanya sepakat dan kukuh untuk tidak memberi kemudahan apa pun bagi putri semata wayang mereka.
Benar kata Naka, ini resepsi pernikahan yang mewah, di bawah sorot lampu ballroom yang dihias indah, suasana malam dipenuhi dengan kegembiraan dan canda tawa para tamu. Naka dan Gistara, kakak beradik yang selalu terlihat kompak, menghadiri acara tersebut dengan penuh semangat, ah, ralat, hanya Naka yang semangat, sementara Gistara setengah hati.
Naka tampak formal mengenakan jas hitam elegan yang berkilau di bawah cahaya lampu kristal, sementara Gistara, tak kalah memukau tampil memukau dalam balutan kebaya hijau toska yang elegan. Kebaya tersebut implementasi dari pesona tradisi tapi dengan sentuhan modern, dipadu dengan detail halus yang menambah keanggunannya. Namun, yang mencuri perhatian adalah pemilihan alas kakinya: sepatu sneakers bertali yang kontras dengan kebaya mewahnya. Kombinasi ini menciptakan kesan yang unik dan segar, menyatukan kesan klasik dengan gaya kasual yang berani. Penampilannya mencerminkan keberanian untuk bereksperimen dan menciptakan gaya yang memadukan kemewahan dengan kenyamanan.
Sungguh, Tara tidak peduli dengan tatapan atau lirikan ganjil orang-orang yang dia temui akibat penampilannya yang terkesan kontras. Memangnya kenapa kondangan pakai sneaker bertali?
"Mas, katanya enggak lama-lama, buruan kasih selamat, makan trus pulang." Wajah Gistara masih tertekuk sempurna. Pikirannya penuh, apalagi di tempat ramai seperti ini.
Naka mendesis pelan. "Katanya mau nyari calon suami tajir, kok malah ngajakin cepet-cepet pulang?!"
"Capek tau, pusing Tara lihat lautan manusia kek gini, habis baterai energi sosialnya."
"Lagaknya!" Naka memencet keras pipi Tara sampai gadis itu mengaduh kencang. "Tuh, lihat Gis. Yang lagi foto sama pengantin, nomor dua dari kiri." Kata Naka lagi, kontan mata Gistara mengikuti pandangan sesuai kata-kata kakaknya. Satu kata, ganteng poll, wajahnya teduh, adem dilihat, kayak ubin masjid. Apalagi pas senyum, bikin siapa pun yang ngelihat pasti meleleh.
"Mau Mas, kenalin dong." Antusias Gistara.
"Sagara Dhaniswara, abangnya Elbayu. Bininya yang kayak artis tuh, cantiknya enggak ada obat, anaknya kembar cowo. Kamu mau jadi pelakor apa gimana, minta dikenalin sama yang udah berpawang." Terang Naka dengan wajah lugasnya. Sungguh, beruntung sekali ini di tempat umum, kalau tidak mungkin sneaker Gistara akan mampir ke atas kepala si Naka-Naka itu.
"Kalau gitu ngapain dijelasin, Mas Naka!" Gistara mulai emosi.
"Yee, dengerin dulu makanya, itu cuma contoh Gigis, cari yang modelan begitu, tampang, kantong, postur semuanya memadai, jadi enggak salah pilih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bamboozle
Romance©hak cipta sepenuhnya dilindungi oleh Allah SWT. [Blurb sementara] "Menikah dengan saya, maka permasalahan kamu terselesaikan," ujar Erlangga disertai ekspresi datarnya. Erlangga Putra Danapati butuh status. Sementara Gistara Swasti Padmaja butuh...