AM-13

854 85 18
                                    



HAPPY READING SEMWA!!!!!





AYOKKK SAMBIL BACA SAMBIL KOMENNNNN, JANGAN LUPA TEKAN BINTANG DI BAWAH YHH⭐‼️




OKEYYY?



LET'S GO!!!!


















Pagi ini, entah kenapa Hafizh begitu rewel. Bocah itu terus merengek tidak nyaman. Berkali-kali nampak menghentakkan kedua kakinya kesal. Gus Ibra sudah berkali-kali pula menenangkan Hafizh, tapi bocah itu tetap tidak berubah suasana hatinya.

Yah, Hafizh memang sudah memasuki sekolah, lebih tepatnya jenjang Paud. Memang, diawal-awal bocah itu tampak antusias sekali untuk sekolah. Tapi tidak tahu kenapa, hari ini ia terlihat tampak murung.

"Kenapa toh Pis?" tanya Gus Ibra dengan kedua alis yang hampir menyatu.

"Udah siang lho, ayo berangkat! Aba mau ke pesantren ini," ucap Gus Ibra sembari menggandeng tangan Hafizh.

"Umaaa!!" panggil Hafizh sembari melepaskan genggaman tangan Abanya.

"Hapis ndak mau sekolah, Hapis mau di rumah aja!" ujar Hafizh yang akhirnya menangis juga.

Gus Ibra yang melihat itu lantas menghampiri sang anak, berjongkok di samping Hafizh sembari mengusap kepala putranya dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gus Ibra yang melihat itu lantas menghampiri sang anak, berjongkok di samping Hafizh sembari mengusap kepala putranya dengan lembut.

"Kenapa ngga mau sekolah?" tanya Gus Ibra.

"Hapis mau di rumah aja," lirih bocah itu.

"Besok kan hari Sabtu, kamu sudah libur. Ayo! Jangan malas-malasan," ujar Gus Ibra yang membuat Hafizh semakin menjadi nangisnya.

"Ngga mau! Ngga mau Aba!!" Gus Ibra menghela nafasnya panjang mendengar jawaban Hafizh.

Syaqira yang mendengar keributan itu lantas menghampiri Gus Ibra dan putranya di depan. Perempuan itu berjalan tergopoh-gopoh dengan Syaqila yang berada di gendongnya.

"Eh, kenapa anak, Uma?" tanya Syaqira menghampiri keduanya.

"Hafizh ngga mau sekolah lho, Ma." Gus Ibra yang menjawab sembari bergeser dari posisinya.

"Kenapa ngga mau sekolah? Ada yang nakalin Hapis po?" Syaqira bergerak membalik tubuh Putranya.

"Ndak, Uma. Ndak mau sekolah." Hafizh tetap keukeh pada pendiriannya.

"Kan, libur sehari ndak apa-apa toh?" lirih Hafizh sembari menelungkup-kan wajahnya pada lipatan tanganya.

Syaqira memberikan Syaqila pada Gus Ibra. Perempuan itu bergerak mengangkat tubuh Hafizh, lantas memangkunya. Mungkin, anak itu ingin dimanja-manja dahulu.

After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang