[END] BL - Socially Phobic Beauty And Domineering Boss Reunite In Love Show

20. Siapa Yang Kau Pilih?

The Socially Horrified Beauty and the Domineering Boss Have a Happy Ending

Author: Not a Flower but a Little Carp

***

　　 Pesan yang menghangatkan hati itu dikirim secara anonim, jadi Chen Canyan tidak akan tahu bahwa itu darinya, dan ia masih bisa pergi berkencan dengan kekasihnya besok!

　　 Setelah Gu Yusheng meringkuk di selimut dan memilah-milah logikanya, ia menutup matanya dengan tenang.

　　Kemudian keesokan harinya, Gu Yusheng, dengan rambut aho, menuruni tangga. Sebelum mencapai ruang tamu, ia merasakan dua tatapan yang sangat kuat. Kegugupan yang tak dapat dijelaskan membuatnya mendongak, dan ia melihat pria itu duduk di sofa dengan jari-jarinya disilangkan di lututnya, menatapnya dengan tenang.

　　 Tatapan mata Xie Wenyu berbeda dari biasanya, penuh dengan kehadiran, dan Gu Yusheng merasa sedikit bersalah. Ia secara refleks mengalihkan pandangannya dengan cepat, menghindari tatapan pria itu.

　　 Tanpa diduga, ketika ia menoleh, ia bertemu dengan Chen Canyan yang sedang tersenyum. Dia sedang bermain dengan kartu kencan dan mengedipkan mata pada Gu Yusheng dengan cara yang sangat menggoda.

　　 Gu Yusheng: ………

　　 Meskipun… aku benar-benar anonim…

　　 Mengapa kau mengedipkan mata padaku… mengapa…

　　 Kaki Gu Yusheng membeku di udara saat ia melangkah turun, seolah-olah ia akan melangkah ke medan magnet yang mengerikan jika ia melangkah lebih jauh, membuat seluruh tubuhnya kaku dan tegang.

　　 Dalam lima detik singkat melayang di udara, ia mengingat semua detail interaksinya dengan kedua orang itu dan sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada yang salah dengannya.

　　 Tapi mengapa… aku ingin pulang…

　　 Tatapan dari belakang kepalanya sulit untuk diabaikan. Gu Yusheng menggigit bibirnya dan melangkah di anak tangga terakhir tanpa ekspresi.

　　 Pada saat itu, suasana tenang melonjak seperti tsunami. Ia menundukkan matanya dan menarik kursi. Sebelum ia duduk, secangkir susu hangat diberikan kepadanya.

　　 “Tadi malam…”

　　 Ketika Gu Yusheng mendengar kata-kata sensitif itu, tangannya gemetar di lengan bajunya. Ia mengerutkan kening, bahkan tidak mengangkat kepalanya, dan menerima cangkir itu dengan setengah membungkuk.

　　 Chen Canyan tertegun sejenak, lalu tersenyum kecil.

　　 [Hahahahahahahaha, apa yang dia lakukan??!!!]

　　 [Membungkuk? Apa-apaan, sayang, kamu harus bersikap semanis itu??!]

　　 Pada saat yang sama, Xie Wenyu, yang sedang duduk di sofa, mengerutkan kening dan mengerutkan bibirnya tanpa ekspresi.

　　 “…Apakah kamu gugup? Pelan-pelan saja. Apakah kamu tidur nyenyak tadi malam?” Chen Canyan duduk di seberangnya dengan dagu disangga dan bertanya dengan lembut.

　　 Gu Yusheng mengangguk kaku dan enggan.

　　 “Yusheng, kartu tugas hari ini sangat menarik.” Yu Bo, yang berada di dapur, meraih kartu kencan di sakunya dan duduk di sebelah Gu Yusheng dengan kedua kakinya terbuka lebar.

　　 Kehadirannya jauh lebih lembut daripada kedua orang itu, dan Gu Yusheng tidak merasa tidak nyaman. Ia bertanya dengan suara rendah: “Misi apa?”