20

77 17 0
                                    

Selamat Membaca:)





"Yok, udah siap semua kan?"

"Udah bang!"

Mereka semua pun bergegas masuk ke dalam mobil, kerena rencana nya mereka semua akan pergi ke pasar malam.
Lumayan jauh sih, sekitar 30 menit dari rumah.

Skip pasar malam

"Woahh! Pokoknya apin mau naik semuaa permainan!" Alvin sangat bersemangat sekarang.
Dulu dia hanya bisa berjalan jalan tanpa membeli makanan, maupun menaiki wahana.
Tapi sekarang dia akan mencoba semua wahana dan membeli semua makanan.

"Iya boleh, sekarang adek mau naik apa dulu?"tanya Aldrich

"Emmm"Alvin pun melihat sekeliling untuk menemukan wahana yang ingin dia mainkan.





"Rumah hantuuu!"




Deg






Mampus




"Emm dek,k-kenapa gak yang lain aja dek. Rumah hantu serem Banget loh, Entar kamu takut"dengan wajah yang sudah pucat, Aldrich berharap sang adik mau menerima saran darinya.

"Enggak! Pokoknya apin mau masuk rumah hantu, lagian yang penakut kan Abang, bukan Adek"ucap Alvin seraya menatap jahil Aldrich, menggoda sang mental yupi.

"Eng-enggak siapa yang takut. Ya udah, ayok masuk! Awas ya kalau nanti adek teriak terus meluk meluk Abang"
































"AAAAAA SETANNNNN! GAK USAH NAKUTIN! LO JELEK!"Sang setan pun Kena bodyshaming

Emang ya ucapan cowok tuh gak bisa di pegang, capek deh Alvin.

Lihat kan sekarang siapa yang teriak, siapa yang meluk. Dia dari tadi di kekep sama dua titan, Ampe sesek.

"ANJINGGGG, JANGAN SENTUH GUEEE. GUE MASIHH PERJAKA!!!"

"Dih, GeEr banget nih orang"

Hantu itu pun pergi. udah badmud karena di fitnah.

"Hihihihihi"

"AAAAAAAAA!"seketika Alvin merasa gendang telinganya retak.

"SETAN GENIT,JANGAN PELUK PELUK! GUE TAU, GUE GANTENG. TAPI SELERA GUE BUKAN LOOO, JELEK!"lagi lagi Aldrich membuat setan kena mental karena perkataannya.

"Sinting nih orang, kepedean banget, di pikir gue jeruk makan jeruk"

Hantu itu pun merinding sebadan badan, dan pergi setelah memberi sedikit hadiah kepada Aldrich.



BUGH




"ADOHHH,SETAN GILA!!!"umpat Aldrich seraya mengelus betis nya,yang telah menjadi korban ke barbar an setan PMS itu.

Tapi kan dia laki laki


"hah,akhirnya keluar juga dari ruangan jahanam itu"

"Sekarang terbukti kan,siapa yang penakut?"Alvin menatap julid ke arah Aldrich, sedangkan yang di tatap hanya cengengesan.

"Iya kan,tadi belum siap mental gituuu hehehehe"

"Biarin aja biarin"

Setelah dari wahana rumah hantu, mereka lanjut untuk menaiki wahana lain.

"Sekarang biar gue yaa,yang nentuin wahananya"pinta Vincent sedangkan yang lain hanya mengangguk setuju

"Gue mau naik itu"seraya menunjuk salah satu wahana yang bernama tornado.




Mampus




"Ya udah ayokk!"Sementara, semua saudara nya hanya terdiam kaku, karena ragu untuk menaiki wahana esktrim tersebut.

"Lo...Seriusss? Itu tinggi banget loh"tanya Vicktor sekali lagi siapa tau kembarannya ini hanya bercanda.

"Iya gue serius. Kenapa, takut ya Lo?"ejek Vincent dengan menatap jahil kembarannya.

Minta di tampol tuh wajah

"Enggak, udah ayokk. Siapa beranii"

"Ehh"

"Siapa takut maksudnya, biasaa tipoo ehehehe" padahal aslinya mah iya.



Gak berani









"AAAAAAAAA! BANGSAAT UDAH BANG,UDAH. BERHENTII GAKK, ANJING!!!"

"ALLAHUAKBAR BANGG!!!"

"AAAAAAA APINN TAKUTTT, MAU TURUNNNN!!"

"ASTAGFIRULLAH UDAH,UDAH CUKUPPP, YA ALLAH"



Selesai, mereka pun turun dari wahana dengan sempoyongan.


Lemes coyy



"Huek huek huek uhuk uhuk"

Itu Alvin yang sedang mengeluarkan isi perut nya.

"Ya ampun dek! " Austin pun mengusap punggung Alvin perlahan. Adiknya itu sudah sangat  pucat.

Mereka yang tadinya 3L seketika langsung segar, karena melihat Alvin huek huek.

"Udah muntahnya"Alvin mengangguk lemas.
makanan yang dia makan, keluar semua.

"Lo sih"Vicktor menyalahkan Vincent

"Lah gue kira adek mau"

"Adek itu paling gak bisa nolak permintaan abangnya. jadi walaupun adek gak tertarik, yaa tetep mau"jelas Calvin, membuat Vincent merasa bersalah seketika.

"Dek,kita pulang aja yaa?  "tanya Austin, karena tidak tega melihat raut pucat adiknya.

"Enggak mauu, masih pengen naik permainan lainn~"

"Tapi kamu udah pucat banget lohh"

Memang benar kepala nya berputar putar sekarang, dan perutnya juga sangat mual. Tapi kalau dia pulang, bagaimana dengan abangnya yang lain. Apa lagi tadi melihat ke antusiasan Abang kembarnya, membuat nya urung untuk meminta pulang.

"Apin mau pulang, tapi Abang Abang yang lain harus lanjut main. Biar yang pulang apin aja"ucapan Alvin di hadiahi tatapan protes dari para saudara nya.

"Loh kenapa dek?"

"Iyaa, soalnya apin tau Abang Abang masih pengen main kan. Nah maka dari itu, Abang Abang lanjut main, biar apin yang pulang"

Mereka semua terdiam, kenapa adiknya bisa tau isi hati mereka. Karena jujur sebenarnya mereka memang masih ingin bermain.

"Tap-"

"Shuttt, gak ada yang bantah, apin pulang sendiri aja"

"Ehh enak aja! Apin pulang sama Abang. Gak ada pulang sendiri.

"ya, udah iya"

"Dadah, apinn pulang duluu"

"Dadahh hati hati bangg"

"Sipp"

Alvin pun pulang bersama Aldrich, dan meninggalkan Austin yang harus mengasuh para peranakan setan.

----------





Terimakasih buat yang sudah memberikan vote dan komen .karena vote dan komen kalian adalah hal yang sangat berharga buat kita para author.penyemangat buat kita para penulis 🤗

Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan:)























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 10 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INDIGO BOY'S (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang