31th. Dari Papa Untuk Abang

465 64 17
                                    

—𝐓𝐇𝐄 𝐇𝐀𝐑𝐓𝐎𝐍𝐎'𝐒 𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘—mgicboba, 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—𝐓𝐇𝐄 𝐇𝐀𝐑𝐓𝐎𝐍𝐎'𝐒 𝐅𝐀𝐌𝐈𝐋𝐘—
mgicboba, 2024

•••

*Sambil dengerin Nina — feast, di semua scene / di scene terakhir*

•••

[ 2 Month Later ]

"Ayo bangun..!!! Mandi..!!!!!! Astaga!!"

Jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit pagi, artinya Mahesa akan menyelesaikan seluruh rangkaian acara wisuda selama satu setengah jam lagi dan Noah, Jerry serta Jemy belum juga beranjak dari tempat tidur masing masing, bahkan mereka bertiga masih kelihatan nyenyak dalam tidurnya.

Hari ini Liana tiba di Indonesia bersama Aji dan Zoe, putri tunggalnya karena hari ini merupakan hari bahagia untuk keluarga kecil Erick. Setelah menempa ilmu selama genap empat tahun—akhirnya Mahesa sampai pada titik ini. Titik dimana akhirnya anak itu bisa berhenti sejenak untuk bernapas lega selama beberapa saat sebelum kembali berperang dalam dunia kerja lagi. Yah, Mahesa tidak mendapatkan selempang cumlaude seperti yang didapatkan oleh Wira beberapa bulan lalu, tetapi itu tak pernah menjadi masalah besar bagi Erick maupun Mawar.

Berhasil lulus dan tetap menjadi diri sendiri adalah sebuah pencapaian hebat sebagai seorang sarjana—menurut Erick. Pria itu tidak pernah memaksakan anaknya untuk jadi yang terhebat, tetapi dia selalu memastikan anak anaknya untuk selalu berada di jalan yang lurus, tidak berbuat hal hal yang akan merugikan diri mereka sendiri di masa depan.

Meskipun begitu, dia dan Mawar tidak pernah membatasi rasa penasaran anak anaknya ketika mereka masih di usia remaja dan tetap membimbingnya. Kalau dibilang Erick adalah seorang ayah dan suami yang baik—yah, itu benar. Sejak memutuskan untuk menikahi Mawar, pria itu sudah siap dengan segala hal yang akan ia hadapi setelah berumah tangga, dia sudah siap untuk segala yang yang harus ia lakukan setelah anak anaknya lahir nanti.

Untuk jurusan kuliah, Erick juga tidak pernah memaksakan kehendaknya pada semua anak anaknya dari Liana sampai Jemy, termasuk Noah. Termasuk pekerjaan yang akan dipilih Mahesa setelah lulus. Dia sudah mengobrol banyak selama dua bulan ini dengan Mahesa. Banyak hal mereka diskusikan, perihal ingin kemana setelah lulus, ingin jadi apa setelah ini nanti, apa yang ingin dia lakukan setelah lulus.

"Abang nggak mau ke kantor papa aja? Mau jadi apa? Papa bisa angkat kamu jadi manajer umum, manajer keuangan, akuntan, auditor juga bisa, bilang aja." Ucap Erick malam itu di halaman depan rumah sambil ditemani dua gelas kopi dan satu piring kentang goreng yang masih hangat.

"Sebagai anak akuntansi, dari awal aku mau jadi auditor tapi buat pertama kali nggak di kantor papa, aku mau cari pengalaman di luar, aku mau ngerasain juga cari uang ya walau gaji pertama pasti lebih kecil dari uang jajan aku sih," Mahesa tergelak sebentar sebelum melanjutkan, "Kalau langsung di kantor papa, aku nggak enak hati sama karyawan karyawan papa, pasti mereka bakal mandang aku sebelah mata karena statusku sebagai anak dari direktur, nggak apa apa ya, pa?" Mahesa menatap dalam manik sang ayah malam itu.

The Hartono's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang