𝟐. 𝐈𝐦𝐩𝐨𝐫𝐭𝐚𝐧𝐭 𝐂𝐨𝐧𝐯𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬

669 35 0
                                    

Every bad thing always starts from underestimation

Hembusan angin segera menerpa saat kedelapan orang tersebut turun dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hembusan angin segera menerpa saat kedelapan orang tersebut turun dari mobil. Kaki mereka yang terbalut sepatu kets menjejak tanah berumput basah, sementara aroma alam segera menyeruak, disertai udara dingin yang menyelusup hingga ke tulang.

"Baiklah, Asher, ini sedikit ..."

"Mengerikan," lanjut Willow Madison, laki-laki bersorot mata biru, menatap kondisi rumah penjaga di area pendakian Gunung Yves. Rumah tua itu berdiri kokoh, meskipun tampak kumuh, diapit oleh pepohonan tinggi yang menjulang mengelilinginya. Cabang-cabangnya seolah menari tertiup angin, menciptakan bayangan gelap yang bergerak di atas tanah. Suasana hening sejenak, hanya diiringi suara dedaunan yang berbisik dan gemerisik langkah mereka.

"Aku tidak yakin ini tempatnya," gumam Juniper, memecah keheningan. Namun, Asher hanya mengangkat bahu dan melanjutkan langkahnya menuju pintu.

"Aku yakin ini tempatnya. Aku sudah banyak mengobrol dengan penjaga sini di telepon, dan lokasinya tertera dengan jelas," ujar Asher sambil mengetuk pintu kayu yang tampak lapuk. Valda dan beberapa temannya juga mencoba memanggil penghuni kabin dengan mengatakan, "Permisi," sambil melongok ke jendela-jendela besar.

"Tapi ke mana orangnya?" ujar Jasper, mendekati Asher yang mulai mencoba menelepon seseorang meski jaringannya terhambat, sambil mendengus kecil.

"Entahlah, mungkin saja sedang pergi."

"Tapi kalau pergi, seharusnya dia tahu kita sudah berjanjian untuk bertemu," imbuh Valda, yang juga mendekati Asher dengan kebingungan. Sementara itu, yang lain berusaha mencari di sisi lain kabin.

"Mungkin kita harus menunggu sebentar," ujar Asher, lalu berjalan menuju mobil dan duduk bersandar. Yang lain pun mengikuti, meskipun wajah mereka masih tampak ragu.

Valda melirik jam di tangannya. "Bagaimana jika kita menunggu terlalu lama, dan langit mulai gelap? Mendaki itu tidak sebentar, Asher."

Asher mendengus frustrasi. "Aku juga tidak tahu, Valda. Tapi bisakah kalian bersabar sebentar? Aku sedang mencoba menghubungi."

Juniper menghela napas dan menyilangkan tangan di dadanya, "Atau mungkin dia hanya lupa. Kita bisa mencoba lagi beberapa menit, atau pergi saja."

"Asher, kamu yakin orang itu bisa dihubungi?" tanya Jasper sambil melihat layar ponsel Asher yang masih menampilkan sinyal lemah.

Asher hanya mengangguk pelan. "Sinyalnya buruk, tapi aku yakin ini tempat yang tepat. Kita tunggu sedikit lebih lama."

Pandangan Valda beralih pada Zephyr yang duduk tak jauh darinya, menyandarkan kepala di sisi mobil dengan mata tertutup. Wajahnya yang tampan terlihat tenang, sementara Emma duduk di sampingnya, menemani. Valda mendengus pelan, merasa hubungan mereka sedikit renggang sejak masing-masing memutuskan masuk ke universitas yang berbeda.

Death PeakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang