𝟒𝟑. 𝐆𝐫𝐨𝐰𝐥

291 18 1
                                    

Seconds seem to pass by and I just feel like I want to pounce on you

Intensitas kegelapan menyelimuti kamar mandi kaca transparan, menambah kesan misterius dan menegangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Intensitas kegelapan menyelimuti kamar mandi kaca transparan, menambah kesan misterius dan menegangkan. Cahaya redup dari lampu gantung yang berayun samar memantulkan bayangan tubuh kekar yang tengah berdiri di bawah pancuran.

Sosok itu tegap, dengan otot-otot yang menonjol di punggung dan lengan, setiap lekuknya terlihat jelas saat tetesan air mengalir deras menuruni kulitnya.

Suara gemericik air yang jatuh menghantam lantai berkeramik putih menciptakan irama yang teratur, namun kontras dengan sorot mata tajam yang penuh amarah.

Uap hangat memenuhi ruang, membaur dengan napas berat yang keluar dari dada yang bergerak naik turun, tanda emosi yang bergejolak di dalamnya.

Geramannya terpendam, tercermin dalam ketegangan di rahangnya yang mengatup kuat, sementara tangan besar itu sesekali mengepal di sisi tubuhnya.

Di sela-sela suara air yang menderu, ruang terasa sunyi dan mencekam, seolah menunggu letupan kemarahan yang hanya tinggal menunggu waktu.

Setiap tetes air yang meluncur di kulitnya tampak seperti arus dingin yang berusaha meredam panas yang berkobar di hatinya, namun gagal. Kegelapan itu bukan sekadar suasana, melainkan cerminan dari badai yang berkecamuk dalam dirinya.

"Sial ...," desis Max, memukul dinding kamar mandi dengan napas memburu. "Kenapa semua bisa menjadi sekacau ini?" geramnya.

Sekelompok agen FBI tengah dalam perjalanan, dan Max tahu bahwa mereka akan datang untuk mengacaukan lokasi yang telah dibangunnya dengan penuh kehati-hatian.

Markas rahasia yang tersembunyi di Gunung Yves, terisolasi dari peradaban, kini terancam ditemukan. Tempat itu dibangun dengan segala pertimbangan—dinding tebal, jebakan tersembunyi, dan rencana yang dipersiapkan matang, namun jika agen-agen itu berhasil menemukannya, konsekuensinya tidak akan ringan.

Ia harus siap menghadapi pertarungan besar, sesuatu yang lebih dari sekadar perkelahian fisik—ini akan menjadi pertempuran untuk bertahan hidup.

Setiap detik yang berlalu membuat ketegangan semakin meningkat, dan meskipun sudah mempersiapkan segala hal,

Max merasa ada yang tidak beres. Rencana yang telah disusun dengan cermat bisa hancur hanya karena satu kekeliruan kecil.

Semua yang telah dibangunnya mungkin akan runtuh dalam sekejap jika mereka berhasil menembus pertahanan yang ia ciptakan. Sebuah pertarungan besar menantinya, dan itu semakin merumitkan keadaan.

Dalam pancaran kegeraman yang membakar dirinya, Max mendengar langkah kaki anggun yang begitu hati-hati memasuki kamar mandinya. Suara kaki yang hampir tak terdengar itu menambah ketegangan dalam ruangan yang sudah dipenuhi dengan aura kemarahan.

Death PeakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang