Gheisha sudah kembali ke kamar bersiap untuk pergi ke sekolah setelah hampir 2 minggu dirinya tak berangkat, jika boleh jujur rasanya ia masih lemas jika harus ke sekolah saat ini apa lagi dia tidak tertidur tadi malam. Sepertinya ia akan berangkat lebih pagi untuk menghindari Rivan ia juga sedang tak ingin punya masalah kepada yang lain, lebih tepatnya tak ingin dituduh ini itu lagi.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi mereka seharusnya belum keluar kamar, ini adalah kesempatan yang terbaik untuk segera pergi berangkat lebih dulu.
"Ah iya aku kan belum di kasih uang lagi sama papa." lirih Gheisha sambil memikirkan bagaimana dirinya akan berangkat sekolah sekarang jika ia tak punya uang sedikit pun, tidak mungkin ia harus berjalan lagi sampai sekolah tubuhnya belum memungkinkan untuk jalan sejauh itu.
"Seharusnya di tabungan aku masih ada dua puluh ribu." ucapnya sendiri ketika mengingat masih ada sisa uang tabungan yang masih ada sedikit. Setidaknya itu cukup untuk pulang pergi dari pada harus jalan kaki ke sekolah.
Segera Gheisha membuka lemari tempat ia menyimpan tabungannya. Beruntungnya memang benar di tabungannya masih ada uang, benar benar hanya cukup untuk berangkat dan ia pulang sekolah nanti.
'Apa aku harus pinjam uang sama Nara?' batin Gheisha sambil menatap nanar uang di tangannya, bingung ia pagi ini tak mungkin bisa sarapan di rumah, kalau uang ini ia buat beli makanan sudah tentu ia harus pulang dengan jalan kaki.
Gheisha menghela nafas sebentar lalu melirik jam yang berada di nakas spontan ia langsung melebarkan bola matanya, ck ia terlalu banyak melamun memikirkan nasibnya nanti sampai melupakan tujuannya untuk berangkat lebih pagi agar terhindar dari mereka. Segera ia berjalan dengan cepat keluar kamar semoga saja mereka belum keluar kamar untuk saat ini.
Gheisha menutup pintu depan dengan pelan setelahnya ia membuang nafasnya merasa lega bisa menghindari semua orang dirumah ini barusan, setidaknya pagi ini ia tak perlu berdebat dengan mereka hanya untuk membela diri.
Jujur saja Gheisha lelah ketika bertemu mereka ia terus terusan mendapat cacian serta tuduhan yang bukan salahnya sama sekali. Dirumah itu, Gheisha selalu merasa sendirian ia seperti tak punya tempat untuk pulang. Gheisha di rumah tapi ia tak pernah merasa berada di rumah.
Bukan seperti itu rumah yang Gheisha tau, arti keluarga yang ia tau pun berbeda dengan yang dia rasakan selama ini.
Buru buru Gheisha menggelengkan kepalanya ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengasihani diri dengan memikirkan nasibnya. Segera ia langkahkan kakinya menuju gerbang untuk segera berangkat, perlukah ia menaiki angkot atau bus? Setidaknya nanti masih ada sisa uang sedikit untuk ia membeli roti, lagian ini juga masih pagi tidak akan membuat dirinya telat bukan?
'Hmm, ide bagus.' senyum Gheisha terbit itu bukanlah ide yang buruk. Segera Gheisha melangkah menuju tempat pemberhentian bus bibirnya masih menunggingkan senyum tapi pikirannya sudah terisi dengan berbagai pertanyaan. Sedari dirinya pulang kemarin ia sama sekali tidak melihat Leon sama sekali, apa dia berada dikamar tanpa keluar? Atau sedang pergi keluar sampai larut? Mungkinkah?
Kalau dipikir pikir juga ia harus memberi alasan apa kepada Gemma dan Nara nanti? Ia sudah tak berangkat seminggu lebih pasti mereka akan banyak bertanya mengenai alasan dirinya absen tanpa ada kabar sedikit pun.
Gheisha menundukkan menatap kakinya yang terbalut sepatu, hp nya juga entah dimana seperti nya ia harus mencari cara agar dapat membeli hp baru. Papanya? Itu adalah hal yang mustahil! Hp yang selama ini Gheisha punya itu adalah pemberian Neneknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheisha
Teen Fiction"K-kak, kak Rivan mau apa?" Punggung Gheisha menubruk dinding dibelakangnya, sungguh tubuhnya sudah bergemetar ketakutan melihat kakak iparnya semakin mendekat kearah dirinya. Apalagi melihat tatapan kakak iparnya yang berbeda dari sebelumnya. Ia h...