Aku....
Aku ingin keluar dari sini.
Aku...
Aku sudah muak.
Siapapun... Tolong aku-
"Yuhuuu~ puuuuuws~ sayaaang~ dimana?"
S-Sial! Dia sudah kembali!
"Yuhuuu~ Shi-chan.. Tadaima~ Aku bawa makan malam yang lezat loooh"
Tidak!! Itu.. tidak lezat sama sekali!
Benda itu... membuatku mual!
"Shi-chan~ puws puws puws.. dimana sih? Lagi main petak umpet yaa? Duuh.. aku lagi capek nih. Besok aja deh main petak umpetnya. Besok kan, aku libur.. kita main puas puas deh"
Siapa yang mau bermain denganmu?!
Dasar makhluk aneh!!
Kalau saja, malam itu... aku menolak ajakannya untuk makan malam... pasti... saat ini... aku masih bebas menikmati indahnya pesona langit biru. Awan yang bertumpuk-tumpuk, layaknya permen kapas putih yang selalu dijual saat festival musim panas.
Haaaah...
Sudah... Berapa lama ya...
Aku melewatkan festival.
Dan...
Ada berapa banyak yang sudah aku lewatkan?
Piknik musim semi bersama Yuu dan Rika-san...
Aku masih ingat kalau aku pernah mentertawakan Nagisa yang tiba-tiba memotong pendek rambutnya!
Mencoba parfait yang baru buka bersama Itoha..
Ke game center, mengalahkan skor Mio di mesin dance game..
Hm... Bagaimana dengan Yuzuki ya? ...... Apa dia berhasil kuliah di luar negeri?
Oh! Sepertinya aku juga melewatkan les privat dengan Reina-
Oh tunggu! ...... Kalau tidak salah, itu bukannya empat tahun yang lalu?
Dan... rencana pesta natal di rumah Riko- eh?! ... bukankah seharusnya itu...
Huh?
Ini...
Sudah tahun berapa sih?
Sebentar... dua puluh enam, dua puluh tujuh, dua puluh.. eh? Salah!
Ahaha.. aku lupa! Ahaha.. AHAHAHAHAHA.. Bodohnyaaa.. sejak kapan aku menghitung hari hari selama di sini?
Aku bahkan sudah lupa, kapan di leherku ada kalung yang dirantai seperti ini-
"Cilub baaa~"
"UWAAAAAAAA!!!"
Arkh.. tenggorokanku sakit.
Sosoknya muncul setelah membuka pintu lemari, tempat yang kukira bisa membuatku lolos darinya. Paling tidak, satu hari ini saja.
Sial, kenapa dia tau aku bersembunyi di dalam sini?!
"Hihihi... Mooou shi-chan! Nakal deh. Kenapa kamu sembunyi di dalam lemari? Ayo ayo, saatnya makan malam~"
Aku menunduk. Memilih untuk menatap kain yang menjadi alas tempat dudukku selama aku bersembunyi di dalam lemari pakaian. Sebisa mungkin aku menghindari tatapan matanya.
Tatapan yang penuh dengan...
Tipu daya.
"Neeee shi-chan! Ayo keluar. Jangan bikin Airi marah ya! Ayo cepat! Satuuu... duaaa..."
Tidak.. aku tidak mau..
Aku tidak mau makan makanan yang kau sajikan!
Aku sudah muak!
"HEH!! KALAU AKU SURUH KELUAR ITU, YA KELUAR!!"
"Uughh"
Tubuhku terhuyung ke depan karena perempuan iblis ini menarik paksa rantai panjang yang terhubung ke kalung yang melingkar di leherku.
"Gitu dong, keluar~ Mana suara manjanyaaa~"
Cih! Kau kira aku sudi melakukan-
*PLAK* "AAW!"
"MANA SUARA MANJANYA, DASAR SAMPAH!!"
"Me- ..... Meeeeooong~" ucapku menahan perih dan rasa panas yang mulai menjalar ke seluruh pipi kiri-ku.
"Iiiiy~ pintar deeeeh. Siapa anak pintaaaaar... Siapa anak pintaaaaar..."
Airi mengusap-usap rambutku layaknya membelai seekor kucing.
"Sekarang, karena kamu udah jadi anak pintar.. aku akan tambahkan porsi makanan-mu hari ini"
"U-Uugh! Me-Meooong!"
"Hm? Kenapa? Tumben kamu nolak. Biasanya kalau dikasih tambah, kamu seneng banget. Ayo cepat! Aku juga udh lapar nih. Kita makan sama-sama ya~"
Aku tidak bisa melawan..
Tubuhku cuma bisa bergerak karena Airi terus menarik rantai yang dari tadi ia pegang.
Sejak kapan aku menyukai makanan yang kamu berikan?!
Selama ini....
Selama ini aku ditipu!!
Aku...
Aku ingin lari...
Aku ingin pergi dari sini.
Tolong...
Hiks... Aku tidak mau lagi...
Hiks... Aku tidak mau-
"Ayo duduk! Jadi anak baik!" Perintah Airi. Aku duduk di lantai seperti hewan peliharaan. Aku terpaksa menuruti semua perkataannya. Ini semua sudah seperti rutinitas ku, sejak...
Sejak hari itu..
"Shi-chan, coba tebak... Aku bawa bagian apa hari ini~"
Hiks... Hiks... Tidak..
Aku tidak mau menjawabnya...
Hiks...
Tolong hentikan...
Mereka...
Mereka tidak bersalah.
"Taraaaa~ aku bawa jantungnya Miu-san! Oishi sou neeee~"
Hiks.... Hiks..... Hentikan.....
Tolong jangan ganggu teman temanku.
Mereka tidak tau apa-apa..
"Pasti rasanya lezat. Makanya aku berikan bagian itu khusus untuk Shi-chan, karena Shi-chan udah jadi anak baik selama sepuluh tahun ini. Makasih yaaa~ selanjutnya kamu mau siapa? Hmm??"
"Huu... Huuuuuu...."
"Yaaah, kok nangis? Yaudah deh. Airi juga mau makan. Kebetulan tadi Miu-san lagi jalan bareng Rika-san, yaudah deh.. sekalian aja~"
Tolong...
Siapapun....
Tolong aku....

YOU ARE READING
Sakamichi Short Story
Random⚠️GxG content!! ⚠️Adult content!! Cerita cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika terdapat kesamaan nama, tempat, ataupun kejadian... itu adalah kebetulan semata dan ADA unsur KESENGAJAAN 😏