Udah terlalu sering aku Revisi, kalok ada yang salah kasih tahu ya!
Di Publish: Jum,1 Nov 2024
Jam 00.02
* 3772 kata.
Selamat membaca.
_
Di pagi yang cerah itu, sinar matahari mulai menembus jendela-jendela Pancasila High School, menciptakan suasana hangat dan penuh harapan. Suara burung berkicau di luar menambah keindahan pagi, sementara angin sepoi-sepoi menyapu lembut wajah Lena yang bersemangat.
Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, kenangan aneh yang mengganggu pikirannya.Kejadian semalam, ia ingat betul kalau ia tidur di karpet bukannya tempat tidur. Lena mengerutkan kening, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Rasa tidak nyaman dan sedikit takut menyelimuti dirinya.
Lena melangkah cepat, loncatan kecil kakinya menimbulkan suara lembut di atas lantai koridor yang masih sepi. Pikirannya terfokus pada Callas, sosok yang selama beberapa hari belakangan ini tak lepas dari pikirannya.Jantungnya berdebar kencang setiap kali bayangan Callas muncul di benaknya. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuatnya penasaran dan gugup. Ia menyusun kata-kata dalam hati, berusaha menyiapkan diri untuk berbicara dengan laki-laki yang membuat jantungnya berdebar.
Saat melihat Callas berjalan di ujung koridor, senyumnya tampak cerah bagaikan matahari pagi. Rasa gugup dan bersemangat bercampur aduk dalam hatinya. "Aku harus melakukannya," pikir Lena, dan dengan tekad bulat, ia berlari menghampiri Callas.
"Kak Callas!" teriaknya dengan suara ceria.
Callas berbalik, dan saat matanya bertemu dengan Lena, hatinya bergetar. Wajah Lena yang ceria dan bersemangat membuatnya merasa senang dan sedikit gugup.Dalam hati, ia merasa seolah dunia di sekitar mereka menghilang, hanya ada mereka berdua di tengah keramaian sekolah yang akan segera bangkit. Suasana tenang ini seolah menjadi saksi bisu dari momen yang akan mengubah segalanya.
"Jangan lari! Aku nggak akan kemana-mana!" Callas menjawab dengan senyuman yang merekah, merasakan ketegangan yang melingkupi mereka.
Lena berdiri di depan Callas, jantungnya berdebar cepat. Ia merasakan kilatan rasa yang aneh ketika Callas menatapnya. Rasa gugup dan sedikit takut bercampur dengan rasa senang yang tak tertahankan. "Ada apa?" tanya Callas, suaranya lembut dan hangat.
Lena menunduk, mencoba menyembunyikan kegugupannya.
Tolol!! Kenapa nyeselnya harus sekarang sih! batin Lena."Mmm... Good morning, Kak!" ucapnya dengan senyum malu-malu.
"Good morning, too" ucap Callas dengan senyumnya yang semakin merekah.
"Yaudah," Lena berusaha untuk pergi. Tetapi tiba-tiba, "Aku suka kamu, Lena!" Tanpa bisa ditahan, Callas menyatakan perasaannya.
Waktu seakan berhenti sejenak. "Hah!" jawab Lena, matanya melebar, berusaha mencerna apa yang baru saja didengarnya. Lena merasa jantungnya hampir berhenti berdetak. Ia tidak menyangka Callas akan mengatakan itu, rasa terkejut dan senang bercampur aduk dalam dirinya.
Callas melangkah lebih dekat, menatap dalam-dalam ke mata Lena. "I'm in love with you, Lena!" Suaranya penuh ketulusan, membuat Lena terdiam. Lena merasakan tatapan Callas yang intens, seperti ingin menembus ke dalam jiwanya. Rasa gugupnya semakin menjadi-jadi, tetapi ada juga rasa senang yang mulai muncul di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
Teen FictionIni tentang Cinta,Trauma, Dendam, dan Pembalasan. Saralena Sanjaya, hanya orang-orang yang beruntung.Orang yang menjadi cinta pertama mereka tak berkhianat, tak meninggalkan luka yang tak terobati.Sosok Ayahnya adalah pahlawannya, pelindungnya, seg...