Gracio menyeruput kopi latte yang di buat oleh aldo, anak itu mengikuti kelas barista khusus kopi untuk mengisi liburan.
"Enak bang, rasanya nggak terlalu pahit dan nggak terlalu manis" puji gracio.
"Coba nanti kamu ikut part time di coffe shop punya om onel aja, biar papa yang bilangin, seengaknya kalo udah punya basic skill dan tau gimana situasinya kan jadi tau ngambil keputusan kayak gimana" lanjut cio.
"Siap paps, makasih udah ngasi dodo kesempatan buat belajar ya paps" dodo memeluk sang ayah dari samping.
"Heem sama-sama bang, selagi kegiatan positif pasti mama sama papa dukung" cio mengusap lembut kepala dodo.
"Wusssshhh ada fire truck weee..." christy mendorong fire truck dengan kaki nya menuju arah cio dan dodo duduk.
"Awas dek!" Teriak cio ketika christy hampir saja menabrak vas bunga besar milik shani.
"Yang bener mainnya sayang, kalo vas nya jatuh terus dedek luka gimana?" Tanya cio.
"Maap papa ndak gitu lagi, abis fire truck kan harus ngebut supaya api nya ndak makin besar" jelas christy.
"Iya tau tapi kan dedek lagi main, mana lantainya itu licin baru juga abis di pel sama bi sum, bahaya sayang" gracio mengangkat christy dan mendudukannya di paha.
"Dasar bocil mentang-mentang mainan baru, ntar lagi aja bosen paps wkwkkw, jual ajalah ya mainannya dek" goda dodo.
"No! Its big no! No! No! No!" Christy menggerakan jari telunjuknya di depan wajah aldo.
"Kenapa memangnya nggak mau di jual? Penuh loh dek itu ruangan isinya cuman mainan kamu aja, baru juga umur 5 tahun kamu aeeeemm" dodo memasukan jari telunjuk christy kedalam mulutnya dan menggigit jari christy dengan bibirnya.
"Papa! Liat dodo makan jari adek! Nakal! Dodo nakal!" Christy menarik paksa jarinya dan cio hanya terkekeh melihat kelakuan jahil aldo.
"Bang udah, nangis ntar kamu di marahin mama, nih bayi kesayangan mama cani banget hem.. hem.. hem.." gracio menduselkan hidungnya di pipi gembul christy.
"Lembut banget ini pipi kayak mochi" gracio menciumi pipi christy membuat sang anak tertawa geli.
"Papa! Hahaha adek geli, kumis papa bikin geli hihihi" christy menangkupkan pipi cio dengan tangan kecilnya, anak itu menduselkan hidungnya di janggut tipis gracio dan membuat kedua pria itu tertawa.
"Ngapain sih nak hahaha" gracio hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan random sang anak.
"Bau kopi papa" polos christy.
"Ya kan itu papa minum kopi dek, kalo bau minyak telon itu kamu dek mwah" aldo mengecup pipi christy dan naik ke kamarnya.
"Mau kopi papa" christy menunjuk gelas cangkir cio di atas meja.
"Ndak bole tau anak kecil minum kopi" ujar cio dengan nada anak kecil membuat christy cemberut.
"Minta papa, dikit aja" rayu christy dan memasang wajah melasnya.
"Enggak dek, papa bisa di marahin mama nanti, aneh-aneh aja bayi mama cani ini" ungkap cio.
"Aneh kenapa bayi aku?" Tanya shani yang berjalan ke arah keduanya.
"Mau ngopi anaknya yang" gracio menadah kepala christy di tangannya.
"Jatuh dek, jangan ngereog gini dong" lelah cio.
"Adek mimik susu aja, nggak boleh mimik kopi, kopi itu buat orang dewasa sayang" shani mengusap kening christy.
"Mandi yuk udah sore loh, dedek bentar aja lagi bobo siangnya, sebelum ngantuk harus mam dan mandi dulu" ujar shani.

YOU ARE READING
KELUARGA -- [HARLAN FAMILY]
FanfictionGimana ya rasanya jadi Shani kalo punya anak-anak yang 11-12 sifatnya kayak suaminya? akan kah shani sanggup menghadapi kelakuan makhluk dengan ke-randoman di luar nalar??