12 - Broken First Love

730 50 9
                                    

Dateng terus menghilang, terus dateng lagi. Kebiasaan. Dan, oh maaf, tulisan gue mungkin agak kacau, kebanyakan narasi, karna udah lama nggak nulis lagi. Thanks.Dengerin multi ya pas baca, biar dapet gitu:v

***

"Padahal gue udah putus asa gitu, Na. Gue kira lo beneran suka sama Joe."

Ariana dan Nathanael kini berada ditaman dekat Pasar Malam yang kemarin mereka kunjungi. Setelah Adis pulang kerumahnya, mereka langsung mencari tempat untuk 'bicara'.

"Tai, justru gue yang protes. Lo beneran bikin gue nangis, kemarin. First time of my life. Ah, second time deng. Yang pertama, waktu lo ngejauh itu."

Nathan memandang wajah Riana dengan rasa bersalah. Jadi benar, saat itu Riana menangis karenanya.

"Gue minta maaf, ya. Gue pasti udah keterlaluan."

"Emang."

"Jangan ngambek gitu, dong."

"Dih, siapa yang ngambek."

"Aelah, debat mulu kita." Seru Nathan frustasi. Riana mengulum senyum melihat rambut Nathan yang berantakan namun terkesan seksi.

"Gue punya kejutan kecil untuk lo. Besok." Riana teringat akan sesuatu.

***

Nathan mendapat selembar kertas lusuh diatas mejanya, saat dia datang. Kertas itu berisi tulisan berantakan seperti ditulis dengan frustasi. Walau begitu, penulisnya cukup pintar menutupi frustasi dengan tulisannya.

Dear Berak Kutu,

Cakep lo ya. Gua sampe bangun tidur dengan keringet dingin. Kampretnya, masa gue cantek gini tergila-gila sama cowo yang gue rasa cuma tergila-gila sama buku.

Gua kangen lu, tai. Lu cuek, emang dari dulu. Tapi lu nggak sama. Gua kangen lu. Gua kangen lu. Gua kangen lu.

Bentar, Devan masuk kamar gua ngambil kaset Taylor Swift gua. Gua nunda dulu nangisnya, ya.

Dah, dia udah keluar. Astaga, surat cinta macam apa ini? :'v

Dah ya bang. Intinya mah gitu. Ya, gitu.
Intinya,
Aishiteru Te Amo I love you--

Ribet, Bang. :'v Intinya mah Aing cinta Bang, sama Abang.

Love,
@:&@/&$ <ttd pas UN:v
arianadrm

Nathan hampir tertawa sendiri kalau tidak ingat banyak orang disekitarnya. Dasar. Lalu perlahan senyumnya pudar, berjalannya detik. Ia menyadari, Riana begitu menderita saat itu.

Nathan menjauhi Riana, walau sebenarnya rindu. Nathan mencampaki Riana secara tidak langsung, sebenarnya ingin. Nathan lelaki pertama yang membuat Riana menangis, Nathan sadar itu.

Ariana begitu mencintai Nathanael yang lusuh dan apa adanya.

Dan kini- mungkin sebentar lagi, Nathan akan mewujudkan mimpi buruk Riana.

"Dor!" Hentak Riana berusaha mengejutkan. Namun sama sekali tidak berhasil. Riana memandang raut Nathan dengan heran. Ada apa si kucel ini.

"Nat, lo kenapa, dah?" Riana menyentuh pelan bahu Nathan seolah ingin menyadarkannya.

"Eh, iya. Lo kagak masuk kelas lo? Udah jam 12. Kelas terakhir kan?" Jawab Nathan agak gelagapan.

Melihat itu, senyum Riana kembali mengembang. "Cie Abang, perhatian banget sama Dedek," Godanya menoel dagu Nathan. Lalu Riana berjalan keluar sambil melambaikan tangan.

Perfect TwoHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin