🏆 Spotlight Romance of February 2025 by Romansa Indonesia
Luna benci ketika semua orang membagikan kebahagiaan dan pencapaiannya di media sosial. Jangankan menikah, mencari pekerjaan pasca pandemi COVID-19 saja sudah sulit. Lagi pula, kaum Adam tid...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhir-akhir ini kepalaku dipenuhi Kak Elio. Aku bingung bagaimana merespons pesan di sticky notes itu. Aku menyukainya? Sangat. Aku ingin berpacaran dengannya? Tentu saja. Namun, aku harus bilang apa? Aku ingin membahas soal ini dengannya di momen yang pas, tetapi selalu ada halangan dan aku tidak mau membahasnya lewat chat. Atau ... yah, malah aku yang ciut ketika ditanya duluan. Aku jadi merasa bersalah terus menggantungkan perasaan cowok itu. Padahal Kak Elio sudah dua kali bertanya apakah aku sudah selesai membaca novelnya atau belum.
Namun, yang terpenting sekarang adalah Helena. Siapa dia? Aku mungkin ngantuk berat malam itu, tapi aku yakin tidak salah dengar. Lalu ucapan Kak Elio, 'Jangan tinggalin aku lagi', maksudnya apa? Tubuh Kak Elio sampai gemetaran hebat waktu membisikkan kata-kata itu.
Entah mengapa firasatku buruk soal ini. Sudah pasti cewek yang namanya Helena ini adalah orang yang dikenal Kak Elio, 'kan? Apa jangan-jangan cowok itu mendekati cewek lain selain aku? Tebar jala dong namanya? Kalau itu benar ... Kak Elio berengsek!
Awalnya, aku tidak mencari tahu soal ini karena takut mengetahui kebenarannya. Namun, sebagian kecil dari diriku mendesakku untuk bergerak. Berita buruk apa pun, akan lebih baik jika diketahui secepatnya, 'kan?
Akhirnya, aku mengaktifkan kembali kemampuan stalking-ku. Kucari nama 'Helena' di following akun Instagram Kak Elio. Ternyata tidak mengeluarkan hasil apa-apa. Namun, aku menemukan akun Instagram lain milik Kak Elio. Akun pribadinya, bukan profesional yang hanya berisi portfolio fotografinya. Sejauh ini normal. Kak Elio mengunggah foto bersama keluarganya, teman-temannya, dan terkadang berpose sendirian di tempat-tempat ikonik, seperti gapura Bali, Kawah Putih, dan patung Merlion di Singapura. Angle, filter, dan pencahayaannya bagus, jauh berbeda dari akunku. Benar-benar mencerminkan media sosial seorang fotografer.
Aku pun menekan tombol follow. Rasanya aneh kalau aku hanya mengikuti akun profesionalnya saja. Aku juga ingin mengenal Kak Elio secara personal. Dia 'kan ... calon pacarku.
Aduh, Luna, fokus!
Tidak ada yang mencurigakan dari Instagram pribadinya. Jika ingin nekat, sekalian saja aku pinjam ponselnya dan mengecek WhatsApp-nya. Namun, siapa pula aku? Pacar saja bukan. Lagi pula, itu terlalu berlebihan. Aku tidak ingin menjadi seposesif itu.
Aku mengecek kolom tagged photos. Sekali lagi, tidak ada yang aneh. Banyak foto-foto Kak Elio bersama teman-temannya di berbagai tempat. Ternyata sejak dulu cowok itu memang social butterfly. Ada pula foto keluarga besarnya di Hari Raya. Pokoknya normal layaknya akun cowok-cowok kebanyakan. Sampai ... aku scroll terus ke bawah. Jempolku berhenti ketika melihat Kak Elio berswafoto dengan seorang cewek.
Mataku membelalak. Aku yang awalnya berbaring di ranjang otomatis duduk tegak saking kagetnya. Cewek ini ... kok mirip aku? Jantungku tiba-tiba berdetak kencang. Jempolku yang bergetar hebat menekan tag nama yang tertera di foto itu.