3. Dua

98.1K 2.9K 26
                                    

Author's POV

Kali ini, Amanda tidak menutup matanya bahkan untuk menikmati cumbuan yang diberikan Jayden pun tidak. Seakan sadar dengan kenyataan, gadis itu menutup bibirnya mendorong pria itu namun hal itu tidak mempan untuk menghentikan cumbuan Jayden.

Tapi gadis itu tidak habis akal, dia membuka bibirnya dan disaat lidah pria itu masuk, ia mengigitnya dan itu adalah hal yang sukses menggoyahkan pria itu hingga gadis itu kali ini berhasil mendorongnya,

"Bisakah kita menghentikan ini?"

Pria itu berdiri tegap dan melipatkan tangannya dengan kepala yang ia miringkan,"Menghentikan apa?"

"Cumbuan tadi,"

"Kita sudah menghentikannya,"

"Untuk selanjutnya... kita tidak bisa seperti tadi,"

Pria itu mendekat. Kali ini dia berbeda dengan tadi, suaranya sama sekali tidak memilukan untuk di dengar, bahkan sekarang dia terdengar nakal?

"Bukankah kau juga menikmatinya?"

Mendengarnya, gadis itu tercengang. Ia akui ia sempat terbuai dengan cumbuan tadi, "Aku hanya terbawa suasana,"

"Inikah tingkahmu setelah sekian lama pergi dariku? Kau bahkan tidak menyambutku dengan baik," ujar pria itu dengan menyelidik.

"Sadarkah kau kalau kita sedang di tempat kerja? Terlebih, mengapa kau menciumku sih!" ujar Amanda, sembari mengelap bibirnya dengan kasar. Ini bukan pertama kalinya pria itu menciumnya. Sebelumnya, pria itu pernah mengecup bibirnya singkat dan itu terjadi secara tidak sengaja.

"Hey, hentikan. Bibirmu bisa berdarah," ujar pria itu berusaha untuk mendekati gadis itu. Amanda dengan reflex memundurkan tubuhnya, membuat pria itu juga terdiam melihat reaksinya yang seakan tidak ingin dekat dengannya,

"Jangan sentuh aku,"

"Okay," ujar pria itu sembari mengangkat kedua tangannya sejenak, sebelum dia juga memundurkan langkahnya agar gadis itu nyaman dengannya,

"Kenapa kau melakukannya?" ujar gadis itu, memecah keheningan mereka berdua yang sempat terjadi sebelumnya,

"Aku? Tentu saja memamerkan skill ciumanku. Apalagi?"

Dasar sengklek,

"Aku penasaran berapa banyak gadis yang menjadi bahan praktikmu,"

"Entahlah, tapi bukankah skill ku sudah menakjubkan?" ujar pria itu dengan narsis. Jayden memang tidak berubah bagi Amanda. Sedari dulu ia selalu menebar pesonanya kepada para gadis-gadis sekolahnya dan Amanda menjadi objek kebencian mereka karena Amanda sangat dekat dengan Jayden.

"Kau benar-benar tidak berubah. Tubuhmu yang pendek itu sudah bertumbuh tapi isi kepalamu sama sekali tidak," ujar gadis itu dengan sarkas,

"Dan kau masih sesarkas dulu. Ya... walaupun kau sekarang terlihat lebih ehem feminim," ujar pria itu yang tidak berbohong. Melihat gadis itu mengenakan kemeja sedikit kebesaran, dipadukan dengan rok span hitam dan high heels, membuat pria itu sempat terkesima sejenak,

"Ingat, kita sedang di tempat kerja. Usahakan jangan terlalu dekat denganku, aku tidak ingin menjadi buah bibir anak kantoran," ujar gadis itu, dengan telunjuk yang ia layangkan kepada pria itu,

"Dan kau, jangan pernah menciumku lagi. Aku tidak mengizinkannya," lanjut Amanda, yang dibalas Jayden dengan kacakan pinggang,

"Mengapa?"

"Aku sudah punya pacar,"

Amanda tidak berbohong, gadis itu sudah pria lain yang sudah ia kencani selama 2 tahun. Hubungan mereka bukanlah hubungan yang childish dan guyonan semata. Keduanya bahkan sudah merencanakan pertunangan mereka dalam waktu dekat.

My Possesive Boss!Where stories live. Discover now