5. Empat

82.5K 2.6K 30
                                    

"Kenapa dia bisa semabuk ini sih?" batin gadis itu sembari melirik kepada Jayden yang saat ini berada di sampingnya. Ketika Amanda masuk ke dalam bar, Jayden terlihat sangat mabuk. Ia terpaksa mengantar pulang Jayden karena Brandon tidak bisa melakukannya karena urusan mendadak.

"Manda, manda,"

"Huh, kau tidak bisa berhenti mengoceh ya,"

Amanda membawa pria itu apartemen pria itu, mengikuti jalan yang diarahkan oleh Brandon karena gadis itu tidak tahu letak apartemen pria itu. Saat ini gadis itu tengah menyetir mobil milik Jayden dan Brandon lah membawa motor gadis itu.

Ketika mereka sudah berada di destinasi mereka, Brandon membantu Amanda untuk menggotong Jayden sampai mereka masuk ke dalam apartemen Jayden. Ponsel Brandon berdering ketika ia baru saja selesai menggotong Jayden sambil membantu Amanda untuk meletakkan pria itu di atas ranjang.

"Apa sudah bisa aku tinggal?"

"T-tunggu, kau memintaku untuk bermalam dengan dia?"

Pria itu menggangguk ragu,"Dia tidak punya siapapun yang bisa mengurusnya karena keluarganya berada di luar kota,"

"Setidaknya jaga dia sampai dia benar-benar sadar. Aku khawatir kalau dia berbuat aneh-aneh kalau dia mabuk," kilah Brandon, yang berusaha untuk mendramatisir keadaan seakan Jayden pernah melakukan sesuatu yang berbahaya.

Amanda menolehkan pandangannya kepada Jayden sejenak, sebelum dia kembali menatap Brandon,"Baiklah aku akan bermalam disini,"

Brandon menahan kebahagiaannya karena rencananya dan Jayden berhasil. Ia menggunakan kesempatan ini agar Jayden dan Amanda bisa lebih dekat lagi. Pria itu berharap jika sahabatnya itu bisa menggunakan kesempatan ini,

"Kalau begitu, aku duluan..."

Gadis itu mengangguk,

"Aku harap kau bisa berhasil, Jay," ujar pria itu sambil berbalik dan menjauh dari apartemen Jayden.

Sementara itu, gadis itu masih duduk, mengamati sahabatnya yang baru saja bertemu dengannya. Entah takdir apa yang tertulis di buku kehidupan hingga ia bisa bertemu kembali kepada sahabat yang menjadi pujaan hatinya sedari lalu.

Bahkan hingga sekarang.

Jayden rasa, ia sudah cukup berpura-pura untuk tidur. Jayden membuka matanya dan berusaha untuk bangun, mengumpulkan kewarasannya supaya dia bisa berbicara kepada gadis itu.

"Apa kau tidak apa?" ujar gadis itu sembari membantu Jayden untuk bangun dari ranjangnya,

"Kau perlu sesuatu?"

Jayden menatap gadis itu dan menggeleng,"Semua yang ku perlu sudah ada disini,"

"Maksudnya?" tanya gadis itu yang tidak mengerti maksud pembicaraan Jayden kepadanya.

"Manda, ada sesuatu yang ingin kubicarakan kepadamu," ujarnya sambil menepuk-nepuk ranjangnya, menginginkan gadis itu untuk duduk di sampingnya,

"Tenanglah, aku tidak mengapa-apakanmu,"

Amanda berkedip gugup dan mengambil tempatnya di samping pria itu. Ia merasa dirinya sangatlah aneh, mengapa dia bisa segugup ini? Padahal skinship bukanlah suatu hal yang tabu untuk mereka lakukan dulunya,

Dengan ragu, gadis itu mengambil tempatnya disamping pria itu dan Jayden sendiri meluruskan tubuhnya tepat di pandangan gadis itu saat ia menoleh,

"Menurutmu, apakah aku ini hanya sebatas sahabatmu?" ujar Jayden, menatap gadis itu dengan sayu,

"Tentu saja iya,"

"Begitukah?" ujar pria itu, sambil menunduk sejenak, sebelum dia kembali menatap sahabat sekaligus gadis yang ia idamkan sejak dahulu,

My Possesive Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang