Warning for +21 only
Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca
Happy reading
7/9/24 - 25/2/25
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
bang udah banggg, tante ga kuat liat otot2nya 🫣
Keanu POV
Aku melirik Jihan berkali-kali untuk melihat reaksi perempuan itu setelah tangannya memegang organ intimku yang sangat keras beberapa saat yang lalu. Amat sangat di sayangkan aku tidak bisa melihat wajahnya secara langsung karena sedari tadi pandangan wajahnya menghadap keluar jendela sampai saat ini.
"Jihan" Panggilanku yang tiba-tiba membuat Jihan berjengit kaget, entah apa yang sedang dia pikirkan sampai membuatnya kaget seperti itu.
Jihan tidak menoleh walaupun aku menyadari ada sedikit gerakan kepalanya.
"Jihan" Panggilku sekali lagi.
"Hmm" Responnya pelan.
"Kamu kenapa? Kok diam aja?" Tanyaku untuk memastikan apakah dirinya masih dalam keadaan sadar bukannya malah tertidur pulas.
"Masih kaget?" Tanyaku kemudian. Tidak ada respon yang dia tunjukkan, tanganku mengulur untuk meraih tangannya, kali ini Jihan menoleh dengan ekspresi wajah terkejut.
"Mau ngapain? Nyuruh saya grepein lagi?" Tanyanya lalu kembali melempar pandangannya ke arah jalanan.
Aku tersenyum karena sempat melihat wajahnya merah padam.
"Nggak lah, memang kamu masih mau megang?" Tanyaku menggodanya.
"Tapi..." Kalimatku menggantung lalu tanpa sadar menghela nafas panjang.
Aku tidak dapat menyelesaikan kalimatku karena menyadari kalau tindakan kami sudah melanggar beberapa janji pada mama.
"Tapi kenapa?" Tanya Jihan, perempuan itu akhirnya menoleh menatapku lurus.
"Iya sadar, makanya saya diam berpikir, mama tidak akan tau kalau di antara kita gak ada yang buka mulut" Jawabku lalu fokus melihat jalanan di depan.
Jihan diam.
"Bang Keanu yakin mau tinggal di rumah?" Tanyanya beberapa detik kemudian.
"Yakin lah, kenapa musti gak yakin?" Tanyaku bingung dengan pertanyaannya, apakah Jihan tidak ingin tinggal bersama keluarganya? Malah setahuku dari pihak perempuan lebih senang tinggal bersama orang tuanya daripada tinggal dengan mertua.
"Eungg...kalau tinggal sama mama terus gak bisaa ngapa-ngapain gimana? Pegangan tangan aja mama ngamuknya udah kaya apa tau" Suara Jihan terdengar seperti menggerutu.
Aku menoleh padanya dan terkekeh, ternyata Jihan mencemaskan hal itu.
"Mama ngamuk karena kita kan belum nikah, ya kalau udah nikah, udah sah berbuat apa-apa, masa mama ngelarang" Tanganku mengulur dan mengacak puncak kepalanya gemas.