End

383 64 46
                                    


2 hari gak mandi karena gak enak body, tapi tetap up demi kalian reader budimanku🤗🤗





Jadi guys, plot twistnya adalah Rora itu udah gak ada sejak awal cerita ini.

Yang kalian baca mulai dari chapter Birthday sampai Spring-Last Page itu alur mundur. Yang artinya hanya cerita dari yang Canny baca melalui buku harian Rora.

Masa sekarang itu adalah saat Canny selesai membaca bukunya, intinya cerita ini menceritakan masa lalu dari Canny tentang Rora, begitu.

Nah, sekarang kita flashback ke hari terakhirnya Rora, lebih tepatnya hari keberangkatan ke New York dan penyebab kematiannya yang tidak tertulis di buku.

_________________________________________

Selamat Reading.....


12 Tahun yang Lalu, Hari Keberangkatan Rora ke New York

Canny terus menggenggam ponselnya erat, matanya sesekali melirik layar berharap ada notifikasi dari Rora. Sudah lebih dari 14 jam sejak keberangkatan Rora, tapi belum ada kabar sama sekali.

"Apa Rora unnie baik-baik saja?" gumamnya lirih, menatap Hyein yang duduk di sampingnya dengan wajah sama cemasnya.

Hyein menghela napas panjang. "Pasti baik-baik saja. Mungkin dia masih sibuk dengan imigrasi atau mencari taksi."

"Tapi kenapa tidak mengirim pesan? Setidaknya 'Aku sudah sampai' atau apa pun," suara Canny terdengar frustasi.

Dia kembali mengetik pesan untuk Rora, meski ini sudah yang kelima kalinya sejak tadi.

Canny: Unnie, kau sudah sampai?

Beberapa detik berlalu. Lalu beberapa menit. Tidak ada balasan.

Hyein akhirnya mengambil ponselnya dan mencoba menelepon. Mereka menunggu dengan harapan tinggi, tapi yang terdengar hanya suara operator yang mengatakan nomor tidak aktif.

Canny mulai menggigit bibir bawahnya, matanya mulai memerah. "Apa dia baik-baik saja? Kenapa nomornya tidak aktif?"

Hyein juga mulai merasa gelisah, tapi berusaha tetap tenang. "Aku yakin dia baik-baik saja, Canny. Kalau ada hal buruk yang terjadi, kita pasti sudah mendapat kabar."

Canny mengangguk pelan, tapi ekspresinya tetap tidak tenang.

Sementara itu, di ruang latihan agensi, suasana yang biasanya penuh dengan tawa dan suara musik kini terasa tegang. Para member BAEMON duduk melingkar, masing-masing menggenggam ponsel mereka dengan ekspresi cemas.

Ruka menggigit kukunya, sesuatu yang jarang ia lakukan. "Kenapa dia belum memberi kabar juga?" gumamnya pelan.

Asa menghela napas panjang, berusaha tetap tenang meskipun dadanya terasa sesak. "Sudah lebih dari 14 jam... Penerbangannya harusnya sudah sampai."

Ahyeon mencoba menelepon lagi, tapi hasilnya tetap sama, tidak aktif. Dia menekan tombol panggil ulang dengan wajah frustasi. "Kenapa masih tidak aktif?"

Rami yang biasanya kalem pun mulai gelisah. "Apa mungkin terjadi sesuatu? Seharusnya setidaknya ada pesan, bukan?"

Pharita menunduk, tangannya mencengkeram erat botol air mineral, tetap berusaha tenang. "Kita tunggu saja, mungkin dia sedang sibuk mengurus bagasi kopernya."

Manajer mereka masuk dengan napas memburu, wajahnya pucat dan penuh kepanikan. Ruka yang pertama kali menyadari keanehan itu langsung bertanya, "Apa yang terjadi?"

WARM WINTERWhere stories live. Discover now