BAB 8

18.3K 700 15
                                    

Hai-hai guyss... Aku comeback nih... Maap ya, updatenya kelamaan... Soalnya, baru naik kelas 9 nih... Jadi, waktu itu belum sempet update lagi...

Yaudah kalau gitu lngsng di baca aja yakkk...

HAPPY READING GUYSS :*

##########

"Aku rasa, kini kau mulai memahamiku," ucap Choi Woo seraya menempelkan kedua tangannya di tembok supaya Angeline tidak bisa kabur. "Apakah kau tidak ingin memahami tubuhku juga?" tanyanya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Angeline ketakutan.

"Sama persis dengan yang kemarin kau lakukan padaku," jawab Choi Woo.

Perlahan Choi Woo mendekatkan bibirnya pada bibir Angeline. Sedikit lagi. Sedikit lagi. Sedikit lagi.

"Hay ya!!" teriak Angeline seraya menyundul Choi Woo. "Sudah aku katakan bukan, kalau aku pernah belajar beladiri," lanjutnya seraya mengambil sikap kuda-kuda.

Kini giliran Choi Woo yang bersandar di tembok. "Gubernur Lee, meskipun kita sudah menikah dan sudah sah sebagai suami-istri, aku tidak akan mau melakukan hal semacam itu denganmu," ucap Angeline. "Terkecuali, jika kita saling mencintai," lanjutnya seraya pergi meninggalkan ruangan.

"Wahh benar-benar dia," ucap Choi Woo.

Tiba-tiba, tes tes tes keluar sesuatu dari hidung Choi Woo. Ternyata, hidung Choi Woo berdarah. Choi Woo segera pergu ke kamar mandi.

Di sisi lain, Angeline sedang berada di lantai 1. Dia sedang menenangkan diri di pinggir kolam renang.

"Aahh keterlaluan sekali dia!" ucap Angeline. "Tapi, apakah dia baik-baik saja? Tadikan, aku menyundulnya. Ah, biarkan sajalah. Lagipula, dia juga yang salah, dia ingin melanggar perjanjian," lanjutnya.

Kembali ke Choi Woo yang sedang menyumbat hidungnya dengan tissue. Choi Woo telah selesai menyumbat hidungnya. Sekarang, dia sedang menuju lantai 1 untuk sarapan. Saat sampai...

Para pelayan yang sedang mempersiapkan makanan kaget saat melihat Choi Woo. Para pelayan panik dan langsung mengambil peralatan medis.

Salah satu pelayan pergi memanggil Angeline.

"Nyonya," panggil pelayan. "Tuan terluka," lanjutnya dengan nada panik.

"Apa?!" tanya Angeline kaget.

"Iya, Nyonya," jawab pelayan. "Nyonya harus segera melihatnya," lanjutnya.

Angeline bergegas masuk. Dia melihat Choi Woo sedang berbaring di sofa dengan hidung tersumbat tissue. Pelayan yang mengambil peralatan medis datang.

"Biar aku saja," ucap Angeline. "Kalian boleh pergi," lanjutnya.

Pelayan itu pun pergi. Angeline menghampiri Choi Woo. "Kau baik-baik saja?" tanya Angeline.

"Apa aku terlihat baik-baik saja?" Choi Woo balik bertanya.

"Maafkan aku," ucap Angeline.

"Maaf?!" ucap Choi Woo. "Maaf saja tidak cukup! Cepat obati hidungku!" lanjutnya.

"Tanpa kau suruhpun aku akan mengobati hidungmu!" ucap Angeline.

Angeline mulai mengobati hidung Choi Woo. Dia melakukannya dengan sangat hati-hati. Tidak butuh waktu lama, kini darah yang mengalir dari hidung Choi Woo, sudah berhenti. Para pelayan melihat kedekatan mereka berdua. Choi Woo menyadari hal itu, tapi Angeline tidak.

"Maafkan aku," ucap Angeline. "Seharusnya, aku tidak melakukan itu," lanjutnya.

"Sudahlah tidak apa-apa," ucap Choi Woo.

Married Without LoveWhere stories live. Discover now