Pembunuh Cahaya part 3,4

69.4K 3.1K 49
                                    

by Santhy Agatha

twitter : @santhy_Agustina

email : demondevile@gmail.com

blog : www.anakcantikspot.blogspot.com

Fanpage Facebook : santhy agatha

“Dendam yang terpelihara pada akhirnya akan menggerogotimu pelan, sampai kau tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.”

3

“Apa?” Andre hampir berteriak di seberang sana ketika mendengar seluruh cerita Saira yang diucapkan sambil menahan tangisnya. “Apa yang ada di otak Leo?”

Saira menghela napas panjang, “Aku hanya tidak tahu kenapa dia bersikap seperti itu, Andre. Dia sungguh berubah, tidak seperti yang kita kenal. Dia... aku hampir yakin kalau dia.. membenciku.”

“Membencimu?” Andre mendesah pelan, Saira hampir bisa membayangkan lelaki itu menggeleng-gelengkan kepalanya di seberang sana, “Aku sungguh tidak bisa membayangkan kalau dia membencimu Saira, sikap lembutnya, kebaikannya, tatapan penuh cintanya kepadamu waktu itu, semuanya tampak tulus.” Suara Andre berubah prihatin, “Kau tidak apa-apa Saira? Perlukah aku menjemputmu?”

“Jangan Andre.” Saira berseru cepat, “Pada awalnya kupikir kalau Leo cemburu kepadamu, kepada kita.”

“Itu konyol.... kau seharusnya memberitahunya kalau aku...”

“Yah, dia memang belum tahu Andre... dan hari itu ketika aku mengunjungimu setelah pernikahan, dia ada di rumah ketika aku pulang dan menungguku. Dia tampak marah besar, mengata-ngataiku sebagai perempuan yang tidak menghormatinya karena langsung mengunjungi kekasihnya setelah pernikahan. Dia mengira kita sepasang kekasih.”

“Apakah kau tidak menjelaskan semuanya kepadanya?”

“Aku tidak punya kesempatan.” Saira mendesah pedih, “Dia tidak memberiku kesempatan.”

Hening lama, seolah Andre sedang berpikir keras.

“Leo sungguh keterlaluan.” Andre menggeram, tampak marah, “Dia memperlakukanmu seperti ini, sama seperti dia sedang menghinaku. Kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri, Saira, keluargaku. Kalau Leo bersikap keterlaluan kepadamu, dia harus menghadapiku.”

***

Leo membanting tubuhnya di sofa kantornya. Dia tidak tahu harus kemana. Dia tidak bisa berada di rumah dan memancing terus menerus konfrontasi dengan Saira, yang membuatnya lelah. Dia juga tidak bisa datang ke rumah tempat Leanna dirawat, melihat kondisi Leanna yang seperti itu makin lama makin membuat luka di dalam hatinya yang sudah parah semakin menganga.

Satu-satunya tempat yang bisa membuatnya nyaman dan sendirian adalah kantornya di hari Minggu. Satpam perusahaannya tampak bingung melihat kedatangan bosnya tiba-tiba di hari Minggu, tetapi Leo memasang tampang datar dan tidak peduli.

Benaknya berkelana tanpa arah, memikirkan tercapainya tujuannya. Semua rencananya sudah mengarah ke arah yang diinginkannya. Pernikahannya dengan Saira semakin mempermudah rencananya.

Leo pada akhirnya berhasil menikahi Saira dan menjalankan rencana balas dendamnya. Pada akhirnya dia akan menahan Saira dalam pernikahan ini dan terus menerus menyakitinya tanpa Saira sadari. Tetapi... semua keberhasilan ini tidak membawa kepuasan kepada dirinya. Entah mengapa. Apakah karena batinnya sendiri menyadari bahwa dia telah membalas dendam kepada orang yang tidak tahu apa-apa?

Tidak! Leo menggelengkan kepalanya dengan keras. Saira pantas menerima pembalasan ini. Dia sedikit banyak telah berkontribusi dalam penderitaan yang dialami Leanna.... kesakitan yang dialami Leanna.... Belum lagi kepedihan yang ditanggung oleh keluarganya selama ini. Semuanya sangat sepadan dengan pembalasan dendam ini.

Pembunuh Cahaya - Green Daylight  [ colorful of love ] Novel EditionWhere stories live. Discover now