Chashitsuji _ My Careless Butler (2)

11.8K 449 7
                                    

Eren POV

Aku terbangun dengan kepala berdenyut dan perih di sekujur tubuh. Mataku mengerjap dan pemandangan langit-langit kamarku menyambutku.

Sinar matahari yang masuk dari jendela kamar menarik pehatianku. Aku menoleh dan tersentak ketika disuguhi pemandangan sesosok manusia yang saat ini ingin kuhindari. Aku bangkit duduk dengan mendadak dan membuat pusing yang sangat menyerang kepalaku. Tubuhku kembali terhempas ke tempat tidur dan mengerang. Kucengkram kepalaku yang terasa semakin bedenyut-denyut.

"Oh, kau sudah bangun?"

Langkahnya terdengar semakin mendekat. Aku menenggelamkan diriku dalam selimut. Sebuah tangan menyentuh pucuk kepalaku. Aku berjengit merasakan sensasi asing itu. Tak ada yang pernah menyentuh pucuk kepalaku dengan lembut kecuali orang tuaku dan Mikasa.

"Bagaimana kepalamu?"

"U-um, le-lebih baik."

"Baguslah."

Setelah kata-kata singkat itu, sentuhan tangan Levi-san menghilang dan langkahnya semakin menjauh sampai akhirnya tak terdengar lagi. Aku memberanikan diri untuk keluar dari persembunyianku. Kupandangi seisi kamarku dan sosoknya tak ku temukan. Aku menghela nafas, perasaan lega dan kecewa bercampur. Lega karena Levi-san terlihat baik dan sudah pergi, kecewa karena aku tak bisa melihatnya lagi. Tak lama, terdengar langkah tergesa dari luar kamar. Aku bersiap untuk menyembunyikan diri tapi suara yang familier membuatku urung melakukannya.

"Eren! Bagaimana perasaanmu?"

"Mikasa. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing dan lukaku terasa perih."

Aku tersenyum dan Mikasa menggenggam tanganku, wajahnya khawatir.

Levi POV

Dia menghindariku? Di baru saja menhindar dan mencoba mengacuhkan keberadaanku, kan? Bukankah selama ini dia berusaha menarik perhatianku dengan bertingkah ceroboh dan menyebalkan? Apa-apaan itu?

2 hari kemudian

Levi POV

"Eren!"

Eren berjalan dan berlalu begitu saja seolah tak mendengar seruanku. Apa dia memang tak mendengar teriakanku? Tidak. Meskipun jaraknya memang cukup jauh, aku yakin dia bisa mendengar suaraku. Kini aku benar-benar kesal.

Sudah 2 hari berlalu sejak hari yang melelahkan itu. Aku cukup jarang bertemu dengan Eren karena pekerjaan selain itu dia juga menghindariku. Setiap kali kami berpapasan, meski dari jauh, dia langsung merubah haluan dan menghindari kontak mata denganku. Dia juga tak pernah lagi melayaniku. Padahal biasanya dia akan rela merebut pekerjaan pelayan lain agar bisa mendekatiku.

Memang, dengan begini aku tak akan terganggu lagi dengan kecerobohan Eren yang selalu membuatku kesal. Tapi, entah kenapa tingkahnya yang mengabaikanku justru membuatku semakin kesal melebihi gangguan dari kecerobohannya. Meski baru dua hari, kekesalanku sudah memuncak dan membuat moodku semakin buruk. Bahkan ayahku sempat membuatku kesal karena berkata bahwa semua orang di kantor bisa melihat "tanduk iblis" yang muncul di kepalaku dan itu membuat semua orang gugup tak terkecuali semua pelayan di rumah.

Tanganku mengepal. Hal ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Mood burukku akan mengganggu pekerjaanku. Pelayan yang tak disiplin harus dihukum. Aku harus bicara pada Eren.

Normal POV

Seorang butler masuk ke dalam kamar dengan terburu-buru. Setelah menutup pintu dan merasakan tak ada orang yang mengikutinya, dia bersandar pada pintu dan tubuhnya serasa kehilangan tenaga sampai dia terduduk di lantai. Dia memeluk kedua lututnya dan membaringkan dagunya di atas lutut. Nafasnya memburu, jantungnya berdebar tak tentu. Dia memejamkan matanya untuk menenangkan diri.

Butler and Master (series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang