Chapter 11 : Bye

3.3K 167 1
                                    

Daviko bangun sambil memegangi pipi nya yang seperti nya sakit, bukan sakit, sangat sakit. Mukanya memerah geram, matanya menatap ku tajam dan tak memperdulikan melihat Henry yang sedang menatapnya tajam saat ini.

"PERSAHABATAN GUE HANCUR KARENA LO!! DASAR PHO!! PPO!! AWAS LO!!!" Teriak Daviko di depan muka ku lalu pergi meninggalkan kantin.

"Lo gak papa?" Tanya Henry kepada ku.

Aku hanya menunduk kan kepala ku dan menangis, lalu berlari keluar kantin dan menuju keatap, diikuti dengan Henry.

Hiks...

Hiks....

Hiks...

Makin lama tangisan ku makin deras dan kencang, Henry yang berada di samping ku hanya mengusap punggung ku halus untuk menenangkan ku.

"Kai..." Panggil Henry.

"Hiks.. ya?" sahut ku mulai mengontrol tangisan ku.

"Atas nama Daviko, aku minta maaf" seru Henry dengan menggunakan 'Aku Kamu'.

"Hiks, i-iya. makasih, Hen" balas ku.

"rencanamu setelah kejadian ini apa?" tanya Henry tiba tiba.

"Lebih baik, besok aku tidak masuk sekolah. Aku ingin menenangkan diri sekaligus merawat Keysha yang sedang sakit" jawab ku sudah berhenti menangis.

"Oh. Hmm, Kai" panggil nya lagi.

Aku hanya menatapnya dan tersenyum simpul pada nya, malas untuk mengatakan 'apa' atau pun 'ada apa'.

"sebenarnya... hm... saranghae (aku cinta padamu). Hmm.. maksudku.. aku.. cin..ta padamu" seru nya sedikit gugup dan salah bahasa.

"kau tidak bercanda kan?" tanya ku.

"ani ani (tidak tidak), eh maksud ku tidak, aku serius. Jujur, sejak kelas 10 aku menyukai mu, tapi sepertinya kau menyukai orang yang salah" jelas nya.

Aku hanya diam tak membalas penjelasan nya itu, perasaan ku saat ini kacau antara kaget, kecewa, sedih, senang. Aku kaget dan senang karena ada seseorang yang menyukai ku, lebih tepatnya mencintai ku. sedih dan kecewa karena bukan dia yang aku ingin kan untuk mencintai ku, tapi... Daviko.

Lalu tiba - tiba, dia menarik dagu ku untuk menatapnya dan dia... dia... mencium bibir ku. Lembut, halus, ciuman nya mendalam, aku hanya terpaku diam tak tahu harus menerima nya, membalasnya, atau menolaknya.

Henry menciumku semakin dalam, menggigit bibir bawah dan atas ku. shit, aku mendesah.

"mphh.. mphh" desah ku.

Dan tanpa kusadari, aku membalas ciuman nya, aku membalas nya. saat ini kami melakukan French Kiss. Tiba tiba, lidah Henry menerobos masuk kedalam mulut ku, menjilat seluruh bagian dalam mulut ku.

Ciuman nya berpindah ke leher ku. posisi? Posisi kami saat ini adalah, aku menggantungkan tangan ku di tengkuk leher nya, dan dia memeluk ku sambil mengusap punggung ku lembut.

Acara bercumbu kami berakhir, aku melepas kalungan tangan ku dan sedikit mundur atau lebih tepat nya sedikit menjauh dari nya.

"maaf" seru nya.

"seharus nya aku yang minta maaf, aku tidak bisa mencintai dan menyukai mu. aku membalas ciuman mu tadi... untuk permintaan maaf ku, sekali lagi sorry" jelas ku.

Penjelasan ku membuat diri nya terpaku mencerna kata kata ku, aku tau perkataan ku tadi cukup menusuk tapi mau bagaimana lagi, aku tidak menyukai nya, sungguh.

"baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu mencintai ku, yang terpenting aku dapat melihat orang yang aku cintai bahagia walaupun bukan aku yang menjadi kebahagiannya" jelas nya.

Love Sincere AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang