She is The Next Target

12.4K 1K 46
                                    

Jung Soojung berjalan di sepanjang koridor sekolahnya sambil menundukkan kepala. Gadis itu semakin mengeratkan pegangan di tas gendongnya saat semua memandang dirinya. Mereka memandangi Soojung begitu remeh. Melihat Soojung sebagai sosok alien yang keberadaannya tidak diharapkan.

Soojung menarik napasnya dalam-dalam saat hendak membuka pintu lokernya.

Bruk.

Puluhan sampah plastik dan kertas jatuh dari sana. Soojung tahu siapa yang melakukan ini semua. Tentu saja teman-teman satu sekolahnya. Menjadikan loker Soojung sebagai tempat sampah dan menjajalkan sampah-sampah itu di lokernya merupakan kegiatan rutin teman-temannya. Soojung tak pernah absen menemukan setumpuk sampah yang memenuhi lokernya. Tetapi dia bisa apa? Protes? Yang ada dirinya akan semakin terjerembab dalam masalah. Dan Soojung harus menghindari sumber masalah.

Soojung dengan tenang membersihkan lokernya. Membawa sampah-sampah itu dan membuangnya ke tempat yang tepat. Dia mengabaikan semua cibiran yang diarahkan padanya. Soojung sudah kebal. Bahkan mendengar cibiran, sindiran, dan mungkin olok-olok dari teman-temannya sudah dianggap angin lalu oleh Soojung.

Setelah menyelesaikan kegiatan rutinnya dan mengambil sejumlah buku di lokernya, Soojung segera beranjak menuju kelasnya. Dalam hati gadis itu terus membatin, semoga saja hari ini lekas berlalu.

.

.

.

.

.

.

Tak jauh dari keberadaan Soojung tadi, seseorang tengah mengamatinya dari jauh. Merekam semua kegiatan rutin yang dilakukan gadis itu tadi. "Targetmu ternyata bukan hanya nerd, Jong. Dia juga korban bully." Seseorang yang lain tampak berkomentar di sebelahnya.

"Ckks, rasanya ini sulit sekali. Semoga cepat selesai dan tuntas."

O0O

Soojung menyuapkan makan siangnya tanpa selera. Meski mungkin rasa makanannya tidak buruk, bagi Soojung tetap saja terasa hambar. Kedua lensa kecokelatan miliknya menyapu seluruh sudut kantin. Semua siswa tampak menikmati santap siang mereka dengan suka cita. Tak urung mereka bercengkerama ria sekedar untuk melepas penat seusai pelajaran tadi.

Soojung menghembuskan napasnya berat. Kondisi di sekitarnya benar-benar berbeda 180 derajat dari yang dialaminya. Soojung, dia menikmati santap siangnya seorang diri di sudut kantin. Tak seorang pun mendekati mejanya. Tak seorang pun menghiraukan dirinya. Lagi pula siapa juga yang mau berurusan dengannya. Seorang nerd yang bahkan keberadannya pun tidak diinginkan.

"Boleh aku duduk di sini?"

Soojung merasa ada yang bertanya padanya. Dia mendongak dan mencari tahu siapa orang yang akhirnya mau mengajaknya bicara. Dan kedua netranya menangkap kedua lensa kecokelatan lain yang indah. Penuh pesona. Dan jika tak berhati-hati, mungkin Soojung akan terjebak ke dalamnya.

Soojung menatap sosok di hadapannya itu dengan ekspresi datar. Kemudian di pandanginya setiap penjuru kantin. Mencari letak kosong di sana. Bagaimanapun juga Soojung harus menghindari orang ini. Memang tadi dia kesepian. Dia ingin juga punya teman berbagi cerita saat istirahat. Teman yang menemaninya makan siang. Tetapi bukan dengan orang yang satu ini. Berurusan dengannya akan membuat Soojung semakin terlilit masalah.

"Tidak ada tempat kosong," jelas orang tadi seolah tahu bahwa keberadaannya tidak diharapkan gadis berkacamata ini. "Teman-temanku bahkan sudah berpencar untuk mencari tempat kosong. Ku lihat mejamu cukup luas untuk berbagi denganku," lanjutnya tak lupa menyunggingkan senyum manis di akhir kalimat.

Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang