Soojung bilang akan berkencan. Jika bukan dengan Sehun, lalu dengan siapa?
.
.
.
"Oppa, kumohon kali ini saja."
Minho terus berupaya mengabaikan rengekan adiknya. Pemuda itu masih saja bertahan pada makalahnya.
"Oppa."
Minho membanting keras makalahnya dan menatap adiknya dengan raut kesal. "Kau bisa diam tidak sih, Choi Jinri. Aku sedang menyiapkan presentasiku. Kau kerjakan PR mu sendiri dulu sana," omel Minho panjang lebar.
"Tapi...."
Tok...Tok...
Kedua kakak beradik itu menoleh seketika. Keduanya mendapati kepala sang nona muda menjembul dari balik pintu. "Maaf, apa aku mengganggu?"
Minho dan Jinri sama-sama mengerjap pelan. Kata-kata paling sopan yang pernah diucapkan nona mudanya itu. Membuat keduanya mau tidak mau saling melempar pandangan satu sama lain. Ini cukup aneh mengingat sang nona muda baru saja memasuki kamar mereka dengan teramat sopan.
Karena tidak mendapat jawaban apapun dari kedua kakak beradik itu, membuat sang nona muda kembali melemparkan pertanyaan, "Choi Jinri, bisa minta tolong?"
.
.
.
.
Dan di sinilah mereka berada. Kamar sempit Jinri, dengan Soojung yang tengah sibuk melihat-lihat isi lemari Jinri. Mengobrak-ngabrik lebih tepatnya. Jinri dan Minho kembali saling tatap. Mereka sudah cukup heran dengan kelakuan Soojung yang tiba-tiba saja ingin meminjam baju Jinri. Untuk apa?
"Ini terlalu sederhana, tidak cantik," gumam Soojung pelan. Kedua tangannya masih sibuk memilih baju yang pantas dikenakannya. Baju yang sederhana tetapi masih pantas dipakai untuk bepergian.
Kegiatan Soojung terhenti sebentar. Kedua netranya tampak berbinar saat menemukan sebuah dress peach selutut. Dress tanpa lengan itu tampak manis meski tidak terlihat mewah. Soojung tersenyum tipis. Baju yang tepat untuk kencannya dengan Jongin akhir pekan ini.
"Aku pinjam yang ini," akhirnya Soojung memutuskan. Selanjutnya gadis itu tampak menempelkan baju pinjamannya di badan sambil melenggak-lenggok di depan cermin Jinri yang terbilang cukup besar.
"Memangnya kau tidak punya baju? Sampai pinjam segala."
Senyum Soojung perlahan luntur. Berganti dengan raut kesal. Baru saja moodnya dihancurkan oleh suara Choi Minho yang begitu menyebalkan. "Jangan banyak tanya. Ini bukan urusanmu," jawab Soojung kelewat ketus.
Jinri menyikut perut kakaknya. Padahal jarang sekali Soojung bersikap manis dan baik. Eh, ini Minho baru saja merusak semuanya. "Nona tampak senang. Mendapatkan sesuatu yang baik?" tanya Jinri berusaha mengembalikan situasi.
Dan ternyata berhasil. Soojung kembali tersenyum. Begitu lebar hingga matanya menyipit. Membuat Minho tertegun sesaat. Entah kenapa Minho baru menyadari bahwa nonanya itu terlihat sangat manis dan cantik ketika tersenyum.
"Aku akan pergi berkencan."
.
Jinri terdiam. Buku-buku jarinya dingin seketika. Berkencan? Dengan Sehun?
.
"Jika kau pikir aku berkencan dengan Sehun, maka salah besar," Soojung seolah tahu apa yang dipikirkan Jinri. "Aku akan berkencan dengan yang lebih baik dari Sehun," tuturnya kemudian sambil melenggang pergi. Meninggalkan kedua Choi bersaudara yang masih terdiam di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Your Love
FanfictionKim Jongin terlibat dalam sebuah taruhan dengan teman-temannya. Sederhana sebenarnya, cukup membuat seorang gadis jatuh hati padanya. Naasnya, Jongin harus memikat hati gadis yang jauh dari kriteria idamannya. Gadis bermata empat dan berkepang dua...