Dinner

93 29 7
                                    

Bab empat. Dinner (Keanu)

Rumah makan padang.

Di tempat inilah mereka berhenti setelah melalui perjalanan yang kelewat sunyi di dalam mobil. Ketika Khanza menatapnya penuh tanya begitu ia memarkirkan mobilnya di pelataran parkir rumah makan padang, cowok itu cuman mengangkat bahunya tinggi-tinggi sambil menjawab dengan nada acuh tak cuh.

"Di sini kan lebih hemat, lebih enak,lebih sehat dan yang paling penting.. lebih banyak, lebih kenyang!"

Sebenarnya bukan itu alasannya. Sebenarnya alasan Keanu memilih rumah makan ini karena...

Sejak di perjalanan, dia pusing sendiri memikirkan tempat makan apa yang cocok untuk dijadikan tempat mereka berdua mengisi perut. Sebenarnya bisa saja sih kalau Keanu membawa Khanza ke restoran mewah dengan makanan yang luar biasa mahal tapi nggak bikin kenyang, atau mungkin ke White cafe, tapi...

Aneh banget kan? Kesannya tuh kayak... mereka sengaja buat pergi dinner. Hmm... maksudnya... mereka tuh jadi kayak... itu... ngedate...

Dan dia yakin mereka pasti super canggung. Sementara perutnya tidak bisa berkompromi lagi.—sejujurnya, dia juga dari tadi laper. Banget malah.

"Anjir lah, ayam lo nggak bakalan kabur woy nggak usah diliatin sebegitunya!"

Keanu menyipit kemudian berdecak tidak suka. "Cewek tuh nggak boleh ngomong kasar."

Khanza kembali memakan sepiring nasi dengan rendang tanpa memperdulikan cowok dihadapannya.

"Lo cewek tapi makan kayak kuli ya? banyak banget."

"Lo cowok tapi ngomong kayak emak-emak rempong ya? bawel!"

"Duile gitu aja ambekan. Mwah deh sama Khanza."

"Jijik!"

Keanu kembali tergelak begitu melihat wajah kesal Khanza, dengan gemas tangannya mulai terulur mengacak rambut cewek itu. Kemudian mulai menyuapkan makanannya dengan lahap.

"Tuh kan! Lo bahkan lebih kuli daripada gue makannya!" Seru Khanza semangat, matanya menatap Keanu dengan tatapan mengejek.

"Duuh malu deh diperhatiin. Ciye ciye merhatiin gue segituya ciyee..."

"Anjirlah jadi cowok pedean banget!"

"Nggak pake ngomong kasar gitu berapa oy?"

"Dih? Berasa lo suci aja! Bisa nggak sih lo lenyap aja dari pandangan gue?"

"Yakali. Emangnya gue invisible man yang bisa menghilang gitu?"

"Maksud gue.. lo bisa nggak sih gausah ada di hidup gue woy?" Seru Khaza geram.

Keanu mengangkat sebuah alisnya tinggi-tinggi. "Yakin lo? Kalau gue nggak ada nih ya... detik ini lo pasti lagi kedinginan dan kelaparan terus cuma bisa diem aja kayak orang bego di halte."

Khanza menatap cowok dihadapannya sengit.

"Dan lo bahkan belum ngucapin ucapan yang harusnya diucapkan sehabis ditolong." Lanjut Keanu dengan nada sombong.

"Makasih!" Ujar Khanza dengan nada jutek.

Keanu tidak yakin sejengkel apa Khanza pada dirinya saat ini, tapi kalau diperhatikan dari wajahnya, sepertinya cewek itu sudah siap untuk membunuh Keanu detik itu juga. Dan Keanu tidak bisa menahan seringai gelinya.

"Sama-sama. Yuk balik." Keanu bangkit dari duduknya yang langsung diikuti oleh Khanza.

"Gue bayar sendiri." seru cewek itu begitu Keanu mengeluarkan dompet di depan kasir. Keanu melotot seram,

Always be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang