hiegel

3.2K 282 7
                                    

Menghadapi hiegel ternyata bukan hal yang sulit, tapi tetap saja menyusahkan. Serangannya sangat lembut dan tak terlatih. Serangannya hanya mampu mendorong ku mundur sedikit. Keadaan unggul pada ku, kondisiku segar bugar sementara hiegel sudah lebam sana sini, pakaiannya pun banyak yang hangus dan robek serta basah kuyup tak karuan.

"Aku tak percaya kau seorang putri" ejek ku

Hiegel melempar peluru peluru angin padaku. Tanpa mencoba mengelak aku menerimanya, rasanya hanya seperti di pukul pelan. Aku tertawa mengejeknya, aku membuat 5 butir cahaya yang melesat mengenai tubuhnya menembus perisai angin pertahanannya. Hiegel tak terluka dari luar tapi organ dalamnya menerima dampak yang lumayan, lagi lagi ia memuntahkan darah dari mulutnya.

Wajah cantiknya sudah terbakar oleh panasnya cahaya ultraviolet dan tak berbentuk lagi. Ia memenangis, air matanya mengalir pada pipi hangusnya. Ia jatuh dan terbaring lemah sembari terisak. 2 pengawalnya hanya bisa menyaksikan tuannya di siksa sedemikian rupa.

Pengawalnya sudah di taklukan dan tak dapat bergerak walau masih sadar. Menyedihkan, aku heran makhluk selemah ini dapat menguasai 99% dunia ini? Ckckck.

Pelindung anginnya menghilang, aku mendekat dan menjambak rambut indahnya. Aku menariknya hingga ia berlutut di hadapan ku. Ia menangis sendu tapi ku hiraukan, laser tipis memotong rambutnya, aku mendorongnya dengan menendangnya hingga ia tersungkur. Aku mengahaburkan rambutnya dan memandangnya jijik.

"Aku hanya ingin memberi tahu mu satu hal" ucapku sambil berjongkok di depan wajah hancurnya.

"Aku, luna fortuna mengikuti marga ayah ku sebagai ood eyes. Tapi tahukah kau aku juga mempunyai darah ras demon?"

Mata hiegel membelalak tak percaya.

"K-kau..."

"Ibuku, isale cania pewaris tahta kerajaan demon yang sebenarnya" desisku

"Bohong! Keluarga cania sudah musnah!" bantahnya

"Lalu kau pikir aku ini apa?!" bentak ku balik

"Kau pasti hiegel gumlor, mengingat kau seorang putri. Ayah mu adalah saudara tiri ibu ku yang menginginkan tahta kerajaan. Ia menjebak ibuku dan membuangnya ke dunia ini karena menurutnya wanita tak berhak memiliki tahta tertinggi" ucap ku

"Secara otomatis akulah pemengang tahta kerajaan demon, luna fortuna cania" ucap ku lantang dengan seriangai kemenangan

"Buktikan! Keluarga cania memiliki hal spesial pada diri mereka"

"Kau mau melihat ini?" aku membuat sayap tulang kekuar dari pungung ku

"Mustahil! K-kau pasti tidak sempurna mengingat kau bukan demon murni!"

"Aku memang tidak murni tapi aku jauh dari kata sempurna, maksudku, aku sangat sempurna"

"Mustahil! Matamu tak bisa menembus waktu"

"Kalau begitu lihat ini"

Mata kami bertemu, ia membeku setalah aku perlihatkan masa lalu dimatanya. Waktu berhenti, awan tak bergerak sedikit pun. Aku berdiri dan memandang langit, ketika waktu berhenti dunia ini milik ku.

"Kau lihat aku bahkan bisa menghentikan waktu, darah ood eyes itu memperkuat dan menyempurnakan kekuatan seseorang, cukup" aku membali mentatap tajam hiegel

Aku kembali berjongkok di hadapannya yang mematung.

"Kau terlalu banyak tahu" waktu berjalan kembali seperti semula

Aku menoleh melirik theo dan lykos.

"Harus kita apa kan dia?"

Belum sempat di jawab sesuatu menabrakku dengan kencang membuat ledakan besar, dua buah pedang tersilang di leherku yang dalam posisi telentang dengan seorang pria menindih ku. Ia menatap bengis padaku. Rambut putihnya dan mata biru bercahaya sama terangnya dengan hiegel. Tanpa gentar sedikit pun melotot padanya.

OOD EYES II : the existence of illicitWhere stories live. Discover now