#8

37.8K 2.1K 9
                                    

Arinta Febriana Sandiko POV

Awalnya aku merasa kesal dengan caranya memaksaku untuk pulang. Aku sudah mengatakan tidak akan pulang sebelum pikiranku jernih. Aku butuh ketenangan untuk memikirkan kembali semuanya.

Jujur, aku masih sangat mencintainya. Aku merindukannya teramat sangat. Seminggu berpisah darinya membuatku harus berusaha keras menahan diri untuk tidak menghambur ke dalam pelukannya yang hangat, meskipun desakan untuk melakukan itu sangat kuat.

Tapi bukankah aku sedang marah padanya? Aku merasa dibohongi. Ia tidak mencintaiku. Oke, aku masih bisa menerimanya. Mungkin ia mendekatiku karena Dio. Agar rumah tangga Dio tidak lagi kuganggu dengan teror ku. Meskipun sebenarnya aku sudah tidak berniat mengusik kehidupan Dio lagi.
Akhirmya aku sadar kalau aku sudah sangat menyakiti orang yang sangat peduli padaku. Orang yang selama ini menjadi tempatku bermanja karena Mama dan Papa hanya memanjakanku dengan uang mereka sebelum ini.
Dan aku membalas kebaikannya dengan begitu egois.

Tentu saja aku sangat terpukul begitu mengetahui ternyata motivasi Andi mendekatiku adalah karena cintanya yang begitu besar pada Vienetta.
Agar Vienetta bahagia bersama Dio. Dan aku, dengan bodoh dan tidak pekanya, menganggap bahwa ia sangat mencintaiku dan aku beruntung mendapatkannya yang begitu telaten menghadapi sifat manjaku.
Tapi kenapa harus Vienetta? Wanita itu, yang hampir merelakan Dio untukku, cinta abadi Dio.

Kupikir Andi membawaku pulang. Aku benar-benar marah karena ia mengabaikan keinginanku.

Tapi lagi-lagi aku salah. Ia membawaku ke pinggir desa. Mengajakku berbicara berdua, dari hati ke hati.

"Kenapa membawaku kemari?" cetusku saat aku menyadari kami di sisi desa yang lain, berbeda dari yang biasa ku datangi.

"Kita harus bicara. Dan sesuai keinginanmu, aku tidak membawamu pulang. Dan aku sudah bertekad, aku juga tidak akan pulang jika tidak bersamamu," katanya membuatku mencibir kesal.

"Semua sudah jelas. Aku tidak perlu mendengar penjelasanmu. Yang aku pahami, kamu sangat mencintai Vienetta. Kamu tidak ingin ia terluka olehku. Kamu mengorbankan dirimu mendekatiku, agar aku tidak menyakiti gadis tercintamu. Aku benar bukan?" kutekan rasa sakit saat kukatakan gadis tercintanya. Tentu saja itu bukan aku!

"Aku tidak akan menyembunyikan apapun darimu lagi. Benar! Semua yang kamu bilang, semua benar. Ehm, boleh aku bercerita sedikit? Ada sesuatu di balik semua itu, yang membuatku melakukan ini," Andi menatapku dalam, seolah menunggu persetujuanku.
Aku mengangguk pelan. Aku benar-benar ingin ia jujur padaku, meskipun itu keterlaluan dan menyakitiku.

Andi tersenyum, memejamkan matanya sesaat sebelum memulai ceritanya.

"Aku menyukainya sejak kecil. Aku tidak tau kenapa aku menyukai gadis cengeng seperti dia. Bram, maksudku Dio, dan Jo, selalu berada di sampingnya. Mereka berdua seolah sudah menjadi pengawalnya, menjaganya dari siapapun yang hendak mendekat dan mengganggunya. Vienetta, aku menyukai kelembutannya. Aku jatuh cinta padanya sejak ia dengan sembunyi-sembunyi memberikan sepotong kecil brownies dengan lilin di atasnya di hari ulang tahunku yang ke delapan. Sungguh, aku tidak pernah mendapatkan perhatian seperti itu sebelumnya. Lalu sejak itu, aku ingin di dekatnya, bersamanya, melindunginya. Tapi sayang, kedua pengawalnya terlalu sulit kutembus. Bram, mmm... Dio yang terlalu protektif selalu menjauhkan Vienetta dari jangkauanku. Belum lagi Jo yang selalu berdiri gagah di depan Vienetta. Seolah-olah setiap orang yang ingin mendekati Vienetta, harus bisa menumbangkannya terlebih dahulu. Bagaimana mungkin aku dan teman-teman pantiku yang lain bisa mendekat? badan Jo yang besar, dengan keahlian judo dan jiujitsu yang entah didapatnya dari mana, selalu berhasil membuat kami mundur. Lalu, Dio di adopsi oleh keluarga Sasmita. Om kamu. Kupikir, ini kesempatanku. Tapi lagi-lagi aku harus mundur, karena Jo tidak pernah jauh dari Vienetta. Saat kami beranjak dewasa, aku melakukan kesalahan yang membuatku harus benar-benar mengubur impianku untuk bersama Vienetta. Aku membocorkan rahasia perusahaan agar aku bisa memperoleh jabatan tinggi di perusahaan lain. Dan itulah awal aku kehilangan Vienetta selamanya. Dio memaksanya menikah dengannya, dengan alasan pembayaran hutang atas apa yang sudah kulakukan terhadap perusahaannya. Aku terpukul. Aku harus merelakannya menjadi milik Dio. Bahkan Dio sanggup melepaskan perusahaannya di Dubai untukku agar aku menjauh dari Vienetta. Ketika aku pulang, aku mendengar semua yang kamu lakukan padanya. Aku bertekad menebus semuanya, agar ia mendapat kebahagiaannya bersama orang yang selama ini selalu ditunggunya. Aku mendekatimu, dan berhasil membuatmu jatuh cinta padaku," Andi mendesah panjang mengakhiri cerita pendeknya.

Sense for YouWhere stories live. Discover now