8

10.7K 577 19
                                    

Aku dan Yixing sama sama berkutat pada perangkat keras dihadapan kami. Yixing sibuk dengan laptopnya sedangkan aku sibuk dengan komputer milik perusahaan Taeyeon. Aku mati-matian mengubah sistem keamanan informasi perusahaan ini agar tidak semakin terbongkar kerahasiaannya. Tiga jam berlalu namun keamanan yang kucari belum juga dapat. Aku memijit pangkal hidungku lalu beralih ke kepala, pusing itu datang menyerangku disaat seperti ini. Ditambah lagi bayangan Aerim menyeruak ke seluruh penjuru pikiranku. Mendadak aku memikirkan wanita itu, aku merasa aneh atas diriku yang tiba-tiba memikirkannya.

"Butuh sesuatu?" Tanya Taeyeon yang juga terlihat sibuk dengan ponselnya.

"Bisakah aku ke kamar kecil sebentar?" Tanyaku padanya.

"Tentu," jawab Taeyeon seadanya lalu ia kembali berbicara dengan seseorang di ponselnya.

Aku berjalan menuju kamar kecil yang kebetulan ada didalam ruangan ini. Aku tak perlu repot-repot keluar ruangan hanya untuk mencari kamar kecil. Aku memasuki kamar kecil dan langsung mengunci pintunya. Aku mengeluarkan ponselku lalu mencari kontak nama milik seseorang. Setelah mendapatkannya, aku bergegas meletakkan ponselku yang telah tersambung ke telinga kanan.

"Aerim-ssi?"

"Ada apa, Junmyeon-ssi? Kenapa menelepon? Apa sesuatu terjadi disana?"

Suaranya, ntahlah, kenapa suara itu membuatku sedikit tenang sekarang? Aku menarik sudut bibirku ketika bisa mendengar suara ini. Perasaanku benar-benar aneh.

"Eoh,"

"Benarkah? Apa kau baik-baik saja?"

"Eoh,"

"Apa yang terjadi? Kenapa kau berkata 'eoh' terus? Tidak bisa berkata-kata selain kata itu?"

"Eoh,"

"Hya! Kim Junmyeon!"

"Hanya ingin mendengar suaramu saja, Aerim-ssi,"

"Wae-waeyo?"

"Tidak apa-apa. Hanya ingin saja,"

"Seharusnya ada alasan kenapa kau meneleponku. Kau ini aneh!"

"Eoh, aku memang aneh,"

"Bu-bukan begitu, aish, yasudah terserah kau saja. Aku harus kembali bekerja, Junmyeon-ssi. Apa kau yakin tidak ada yang ingin kau katakan padaku?"

"Baiklah, selamat bekerja,"

"Hya! Hya! Junmyeo---"

Aku memutuskan sambungan telepon setelah puas mendengar suara Aerim. Aku kembali menarik sudut bibirku ketika Aerim terdengar gugup saat aku mengatakan bahwa aku ingin mendengar suaranya. Aku rasa saat itu juga pipinya memerah. Astaga, kupikir aku sudah kehilangan akal sehatku. Tapi, ntah mengapa, saat mendengar suara itu, aku menghangat. Namun, aku belum tahu pasti alasan mengapa aku menghangat. Ini aneh.

****

"Yixing, aku sudah mengubah sistem keamanan informasinya. Apa kita bisa mengetahui si penyusup sialan itu?" Tanyaku ketika dua jam berada didepan komputer setelah keluar dari kamar kecil hanya untuk menelepon Aerim.

"Kau pikir ini seperti menunggu buah mangga yang masak jatuh ke tanah, eoh?" Ucap Yixing tanpa repot-repot menatapku.

"Oh astaga, aku sangat lelah. Apa aku boleh pulang sekarang?" Ucapku sambil merentangkan tangan ke udara.

"Berlebihan! Kau bahkan memiliki waktu untuk menelepon seseorang!" Gerutunya kesal.

Aku menatapnya dan dengan santainya ia masih memusatkan dirinya pada layar laptop itu.

The Unpredictable Wedding (EXO Suho Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang