Beautiful Holiday (3)

959 134 4
                                    

"Bangun bangun." Reza menggedor setiap kamar yang di tempati temannya.

"Lapar nih. Bangun, sarapan yok."

Cici membuka pintu. "Berisik ish."

"Cantik juga loe Ci meskipun baru bangun tidur." Senyum Reza mulai terukir.

"Aaahhh. Gausah gombal. Masih pagi tau. Sarah, cepetan bangun."

"Biar gue yang bangunin." Tiba-tiba datang Dion yang langsung nyelonong masuk ke dalam kamar.

"Aaahh. Ih sayang. Belum muhrim. Iya iya ini aku bangun. Aku mau mandi dulu." Teriakan Sarah menggelegar.

Setelah semua bangun mereka pun segera mencari sarapan pagi untuk mereka. Mereka pergi ke restoran yang semalam mereka datangi. Luar biasa, jam 7 pagi restoran ini udah buka.

"Mbak.mau pesen dong." Teriak Sarah sambil melambai tangan pada waitress yang sedang berjaga.

Setelah memesan makanan, tak lama kemudian pesanan mereka sudah datang dan terhidang di meja mereka. Lagi-lagi tak sengaja Reza melihat cewe misterius, masih memakai masker. Semakin membuat pikiran Reza penuh tanda tanya.

"Cewe itu lagi?" Reza mengucek-ngucek matanya.

"Apaan sih? Kaya abis liat setan lo." Boy menoyor Reza. Tak merespon, Reza segera bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri si cewe. Dan, lagi-lagi dia kurang bergerak cepat. Si cewe entah hilang kemana tanpa jejak.

"Kenapa?" Dion menatap tajam Reza yang kembali lagi ke kursinya. Reza hanya mengusap wajahnya, nampak frustasi. Eh ilah, ni anak ampe frustasi segala.

"Cewe itu lagi? Ga kekejar lagi? Kan disini ada Cici." Dion nyengir ke arah Cici.

"Ko gue?" Cici mengerutkan dahinya.

"Iya. Kan lo udah ehm. Reza itu bukan cuma ngasih nafas buatan, tapi ngasih benih-benih cinta." Jawab Dion nyablak.

"Mau loe Ci jadi pacar ke dua puluh empat gue?" Reza menaikan alisnya sebelah sambil menatap Cici.

"Hah? Jangan mimpi. Asal lo tau, bekas bibir loe kemarin bakal gue hapus pake bibir cowo gue."

"Emang loe punya cowo?" Tanya Deana polos, emang tuh ya si Diana jarang ngomong tapi sekalinya ngomong bikin orang seolah kesambar petir. "Jomblo kan?"

"Ssht." Lusy yang bersebelahan dengan Deana menyikut tangan Deana.

"Iya nanti kalo gue udah punya cowo." Jawab Cici agak kelabakan.

"Whahaha. Ya sini gue hapus." Goda Reza.

"Ih apaan sih? Males gue ama playboy kaya loe."

"Sudah-sudah makan dulu sana. Ada ayam goreng spesial tuh." Dion melerai mereka berdua.

"Whahaha. Kaya iklan mie instan loe ah." Reza meninju pelan tangan Dion. Dan mereka pun akhirnya menyantap habis makanan mereka.

"Lalu kita kemana abis ini?" Tanya Sarah sambil memakai bedaknya.

"Dandan mulu sih cewe aku." Dion mencubit pipi Sarah.

"Kita main ke pantai lagi lah. Gue lagi pengen naik banana boat nih. Seru kayanya." Reza terlihat sumringah.

Jam baru menunjukkan pukul 9 pagi. Udara pantai masih belum terlalu panas, Reza cs asyik bermain banana boat, jetsky dan berselancar di tengah deburan ombak pantai. Minggu itu benar-benar mereka puaskan untuk bermain, untuk refreshing sebelum ujian semester. Ya, taun depan mereka akan menjadi siswa kelas 12.

Tak terasa sudah saatnya jam makan siang, perut mereka mulai berteriak meminta untuk segera di isi. Reza sengaja pergi makan ke restoran tadi pagi. Mungkin dia bisa bertemu dengan si cewe misterius itu lagi pikirnya. Cewe itu berhasil membuat Reza gelisah, padahal kenal aja enggak, entah apa yang terjadi padanya. Bayang-bayang cewe bermasker itu selalu hadir tiap pikiran Reza sedang kosong. Meskipun teman-temannya sempat menolak untuk memilih restoran lain, apalah daya, si playboy itu memang sedikit keras kepala hingga temannya harus mengalah.

Mengapa slalu aku yang mengalah
Tak pernahkah kau berpikir sedikit tentang hatiku.

Mungkin itu lagu yang tepat buat teman-teman Reza. Sedikit miris memang mereka harus selalu mengalah.

Reza mengedarkan kepalanya, mencari seseorang, ya dia mencari si cewe maskeran itu.

"Udah sih makan dulu aja." Ujar Dion sambil menyuapkan spaghety yang ia pesannya tadi pada Reza.

"Aih. Apaan sih? Gue pengen di suapin ama Cici ah."

"Cie Cici ciee." Boy menggoda Cici.

"Udah ah jangan godain sahabat gue. Tuh godain aja cewe lo." Sarah memeluk Cici yang duduk di sampingnya.

"Iya nih. Entar gue di godain orang tau rasa." Deana menoyor kepala Boy.

Entah datang darimana, kehadiran si cewe maskeran itu seolah seperti setan. Datang tiba-tiba tak di jemput. Pulang tak di antar. Siang ini dia memakai dress bermotif bunga selutut tanpa lengan. Dia duduk di pojokan restoran sendirian.

"Itukan cewe itu lagi?" Reza kaget melihat kehadirannya. "Apa tu cewek lagi liburan juga?" Reza berbicara dengan pelan. "Atau dia yang punya restoran ini? Aneh banget sih tu cewe nongol mulu. Bodo amat ah, males banget gue nyamperin tu cewe. Belum tentu juga kan tu kalo dibuka maskernya cantik, gimana kalo entar kaya Eli Sugigi? Ih.."

"Kenapa loe ngomong sendiri?" Angga kebingungan.

"Haha. Engga. Gue lagi baca mantra biar si Cici naksir gue. Whahaha." Lalu Reza memakan hidangan yang ada depannya tanpa memperdulikan lagi si cewe masketan itu. Tak di sangka, meskipun otaknya mengelak, hatinya terus memikirkan cewe itu sampe dia kesel sendiri. "Oke, gue bakal ngajak kenalan tu cewe. Tapi?" Reza baru menyadari kalo cewe tadi udah ngga ada. Matanya terus beredar kesana kemari mencari kehadiran si cewe misterius itu. "Apa jangan-jangan dia hantu?" "Huaaaaaa..." Reza berteriak sekencang-kencangnya sampe seisi restoran hening sejenak memperhatikannya.

"Woy. Kenapa sih loe malu-maluin aja?" Boy menjitak kepala Reza.

"Kayanya gue harus pulang. Gue mendadak ga enak badan nih." Reza menyentuk dahinya dengan punggung tangannya.

"Mana coba sini!" Cici ikut-ikutan menyentuh dahinya. "Iya, panas dikit."

"Ciyee Cici perhatian." Lagi-lagi Boy menggoda. Yang lain hanya tersenyum.

"Yaudah abis ini kita pulang aja." Dion menyetujui keinginan Reza.

Mereka pun akhirnya pulang, rencana awal mereka akan pulang minggu malam jadi gagal gara-gara yang entah mengapa badannya jadi meriang. Tapi tidak begitu buruk juga, karena tadi pagi hingga siangvmereka sangat bersenang-senang. Liburan yang indah buat mereka karena sambil menyelam minum air, sambil liburan sambil pacaran pula.

-----------------

Huhu :'( sorry makin acak-acakan. Next chapter udah mulai nyeritain sekolah sama si cewe masker dehh..
Minta dukungannya ya.
Mari tinggalkan jejak.
Makasih buat yang udah read :)
:* :*

Ketika Kelinci Jatuh CintaWhere stories live. Discover now