Kaget

746 105 5
                                    

"Cewe itu..." Reza mulai mengatupkan mulutnya. Namun matanya masih terbelalak seakan matanya akan keluar dari tempatnya. "Amanda? Gue hafal sorot matanya. Itu si cewe maskeran kan? Jadi..." Reza memotong ucapannya sendiri.

Tiba-tiba Reza bangkit dari kursinya. Secepat mungkin dia mencari sosok Amanda yang sudah turun dari panggung. Setelah seluruh penjuru restoran ia telusuri ia tak juga menemukan cewe itu.

"Itu cewe hobi banget sih ngilang?" Reza mengusap wajahnya. Tiba-tiba ide brilian muncul di pikirannya. "Berarti, gue tinggal deketin Fandi aja kalo pengen kenalan sama tu cewe. Indahnya dunia ini, ternyata segampang itu gue bisa deket sama tu cewe." Reza senyum-senyum sendiri.

Lalu Reza pun beralih mencari Fandi sekarang. Pandangan terus ia edarkan ke kiri dan ke kanan. Berharap menemukan Fandi. Dan akhirnya ketemu juga.

Rupanya Fandi sedang asyik berfoto dengan Masayu dan teman-temannya. Setelah dengan temannya, kini berganti dengan laki-laki dan perempuan paruh baya, sepertinya mereka orangtua Fandi. Terlihat senyum mereka sangat menyiratkan bahwa mereka sedang berbahagia. Ah lebay loe author bahasanya.

Niat Reza untuk mendekatpun ia tahan dulu, mana mungkin ia harus mengganggu acara berfotonya. Reza masih celengak celinguk mencari Amanda, dia pasti ada disitu pikir Reza sangat yakin, pasti Amanda juga akan ikut berfoto kan? Pikirnya lagi.

"Manda! Sini dulu!" Ajak Fandi.

Amanda pun muncul lalu merapat dengan Kaka dan orangtuanya. Jepret. Setelah itu orangtua Fandi tak lagi ikut berfoto, kali ini hanya Masayu, Fandi, dan Amanda. Jepret.

"Hei! Sini! Ayo ikutan!" Amanda melambaikan tangan kepada seseorang. Lalu munculah Riza dan ikut bergabung.

Reza yang melihat Amanda dari jauh kaget ketika mendengar Amanda memanggil seseorang dan ternyata yang datang adalah adiknya. Jadi? Dia kenal sama adik gue? Batinnya. Matanya terbelalak kaget. Lima kali lipat lebih kaget saat Amanda berada di panggung tadi.

"Say cheese!" Sang fotografer mengarahkan. Fandi yang memeluk pinggang Masayu dengan tangan kanannya bersebelahan dengan Riza yang memeluk pinggang Amanda dengan tangan kirinya. Membuat Reza lagi-lagi kaget.

"Jangan-jangan dia cewe ade gue?" Batin Reza kembali. "Kalo dia cewe ade gue? Jadi gue ga punya kesempetan? Ah apalah ini. Kenapa harus kaya gini. Sial. Ah. Bodoh." Reza terus merutuki dirinya sendiri.

Setelah beberapa kali Fandi, Masayu, Amanda dan Riza berfoto. Acara tiup lilin pun di mulai. Semua yang hadir mulai mengelilingi Fandi yang sudah tepat berada depan kue ulang tahunnya yang di simpan di atas meja kecil. Tapi tidak dengab Reza. Dia malah diam di pojokan restoran tempat duduknya tadi.

Setelah acara tiup lilin selesai, para undanganpun kembali berpencar. Ada yang berdansa, mengobrol, tak sedikit pula ada yang berpamitan pada Fandi untuk pulang.

Dari jauh Reza terus memperhatikan Amanda yang saat itu sedang menemani Fandi dan Masayu menyalami tamu. Tiba-tiba Riza menghampiri Amanda, dari cara mengobrol mereka tampak akrab sekali dan serasi. Amanda memeluk Riza, lalu Riza membalasnya dengan mencium pipi kiri dan kanan Amanda. Pemandangan itu membuat Reza lagi-lagi kaget, matanya terasa panas. Bak di sambar petir, hati Reza langsung luluh lantah. Sorry lebay. Lalu Riza pun pamit pada Fandi dan Masayu setelah itu dia langsung pergi. Rupanya daritadi Riza tidak menyadari kehadiran Reza.

"Ok gue juga harus pulang." Reza pun bangkit dari kursi ya lalu segera melangkah menuju Fandi, Masayu dan Amanda. Berharap bisa kenalan dengan Amanda, Amanda malah pergi. Gagal lagi. Memang sial nasib Reza malam itu.

"Gue pamit ya!" Reza menjabat tanga Fandi.

"Yoi. Makasih. Hati-hati di jalan aja oke." Fandi menepuk lengan Reza agar terlihat akrab mungkin.

"Yu! Gue duluan." Reza melambaikan tangan pada Masayu. Dan dia pun pergi menuju parkiran.

Setelah masuk ke dalam mobil, bayangan saat Amanda memeluk Riza terputar kembsli di otaknya membuat ia jadi frustasi. Reza pun membenamkan kepala pada setir. Setelah menarik nafas panjang, kedaan Reza kembali normal. Ia nyalakan mobilnya lalu ia pun pulang.

Melihat Riza yang baru saja memasukkan motornya ke garasi membuat bayangan yang membuat Reza frustasi tadi muncul lagi. Dengan tidak sadar Reza memencet klakson beberapa kali hingga membuat Riza kesal.

"Woy! Berisik!" Riza memarahi Reza m. Sementara Reza malah pura-pura tidak mendengar. Ia keluar dari mobilnya lalu masuk ke dalam rumah.

"Ish. Sarap." Riza mendecak kesal lalu segera menyusul Reza memasuki rumahnya.

"Kalian pulangnya bisa barengan gitu sih?" Rena yang sedang nonton tv menyapa kedua anaknya yang baru saja pulang. Reza langsung naik ke kamarnya tanpa menggubris pertanyaan Mamanya. Sementara Riza duduk di samping Mamanya lalu mencium tangan.

"Kamu tau Kakak kamu kenapa?" Tanya Rena bingung. Riza hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

"Ma, Riza ke kamar dulu ya. Bye!" Riza pun menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

-----------------------------

Bingung mau kasih judul chapter ini apa. Yaudah itu aja. Whahaha..
Yang penting di kasih judul..

Makasih buat yg masih mau baca :D

Love u. Muaah.. hihiii ;)

Ketika Kelinci Jatuh CintaWhere stories live. Discover now