3. Kekasih Karel (Repost)

94.7K 6.7K 108
                                    

Hayy maaf yaa baru bisa lanjutin

aku abis uts jadi bisa update nya sekarang deh

langsung aja happy reading guys jangan lupa vommentnya ;)

🍁🍁🍁


Seperti yang direncanakan semalam, hari ini Fian dan Karel berangkat ke kantor bersama. Fian terus bergerak gelisah, dia membayangkan reaksi-reaksi yang akan muncul nanti saat di kantor. Jujur saja, firasatnya buruk tentang sandiwara ini.

Setelah tiba di parkiran, Fian segera membuka pintu mobil. Lengannya di tahan oleh Karel saat Fian akan turun. Fian menoleh pada pria itu. "Ada apa?" tanyanya.

"Ingat sandiwara kita," ucap Karel.

Fian menghela nafas panjang, kepalanya menunduk pasrah. Mereka berjalan berdampingan, lengan Karel merangkul pinggang Fian tanpa ragu. Fian hanya bisa merutuk dalam hati, ini semua tidak akan bermasalah untuk Karel. Siapa yang berani bertanya macam-macam pada pria itu, lain hal dengannya, para karyawan pasti mencecar dirinya dengan berbagai macam pertanyaan.

Saat memasuki lobby, keduanya langsung menjadi pusat perhatian. Banyak yang menatap kaget pasangan itu. Kemarin masih seperti orang asing dan hari ini bos besar mereka sedang merangkul mesra pinggang Fian.

Di depan lift mereka berpapasan dengan Putri yang juga baru datang. Mata Putri sontak melebar maksimal, Fian bahkan yakin jika mata dirancang untung bisa keluar maka mata itu sudah loncat sejak tadi.

"Se-selamat pagi Pak," sapa Putri dengan tergagap.

Karel hanya mengangguk dan tidak membalas sapaan itu, bahkan melirik saja tidak. Fian melirik kesal Karel, bicara saja seirit itu padahal tidak perlu mengeluarkan biaya, apalagi saat membalas pesan yang dikenakan tarif setiap karakternya.

"Pagi Putri," sapa Fian, "Karel dia ini sahabatku," lanjutnya lagi.

Karel menatap wajah Fian yang sedang memasang wajah polos, dia sangat mengerti maksud dari ucapan gadis ini.

"Maaf, selamat pagi Putri," sapa Karel.

Putri semakin tercengang, segera kepalanya menunduk dengan hormat. "Tidak apa Pak."

Fian menahan senyumannya melihat sikap Putri. Kalau tidak ada Karel disampingnya mungkin tawanya sudah pecah.

Tidak ada yang berbeda hari ini dengan kemarin. Pekerjaan Fian masih sama banyaknya, ditambah notulen rapat kemarin tidak bisa Fian temukan. Kalau Krel sampai tahu maka habislah Fian.

Fian mengacak rambutnya, "bisa ubanan kalau tiap hari begini!" keluhnya. Pekerjaan sudah cukup membuatnya pusing sekarang harus ditambah sandiwaranya dengan Karel.

"Sepertinya kamu pusing sekali," kekeh suara perempuan yang asing bagi Fian.

Fian mendongak, keningnya berkerut dalam. Siapa lagi ini, apakah perempuan cantik ini adalah kakak Karel. Ayolah, banyak sekali perempuan cantik yang ada di sekitar bosnya, kenapa harus dia yang mendapat kesialan itu.

Perempuan itu tersenyum hingga lesum pipit di kedua pipinya terlihat. "Pagi," sapanya dengan ramah.

"Pagi Ibu, ada yang bisa saya bantu?" tanya Fian ramah.

"Aku ingin bertemu Karel, kami sudah membuat janji sebelumnya," jawab perempuan itu.

Fian menganggukan kepala dan tersenyum sopan. "Baik silahkan masuk, Ibu ingin minum apa?" tanyanya.

"Tidak perlu repot, terima kasih yaa Fian." Perempuan itu berbalik pergi dengan langkah yang anggun.

Fian mengerutkan keningnya, sejak tadi dia tidak memperkenalkan diri. Kenapa perempuan itu mengetahui namanya.

Not A Dream WeddingDonde viven las historias. Descúbrelo ahora