bab enam belas

1.3K 103 2
                                    

Bab 16

Satu hari Minggu, Alisya sedang suntuk setelah beberapa kali permintaan untuk bertemu ditolak Narendra, ingin menyegarkan pikirannya. Ia menghubungi teman - temannya, Veronika dan Zalia untuk menemaninya mengisi hari Minggu.

'Ver, ketemuan yuk, suntuk gue'
Tak lama balasan datang.
'Yuk, ajak Lia juga'
'Of course dong, mo wa dia'
Sip, jam 1 aja sekalian lunch'
'Oke, di GI yah'

Zalia kebetulan tidak ada kesibukan, akhirnya mereka berdua sepakat bertemu di Grand Indonesia jam satu siang sekalian makan siang. Alisya mulai sibuk mencari pakaian yang pantas.

Sabtu malam sebelumnya, Narendra mendapat pesan dari Cynthia,

'Besok temenin aku dong, mau shopping di GI'

Narendra dengan sungkan membalas,

'Oke'

Lalu menaruh ponselnya. Tak lama kemudian ponsel satunya berbunyi, pesan dari Alisya muncul,

'Hon, lama banget gak ketemu, rindu ini, besok dong ketemuan'
'Sori, gua ada janji ama nyokap temenin jalan - jalan'
'Nyokap... hari gini msh anterin nyokap...'
'Emang gak boleh?'
'Whatever...'

Narendra tahu Alisya sedang marah, lebih memilih untuk tidak berdebat.

Besoknya, Alisya bertiga menikmati hari Minggunya bersama kedua temannya di Grand Indonesia, mulai dari acara makan siang. Zalia dan Veronika sangat membantu Alisya mengusir suasana hati murungnya dengan kebersamaan mereka. Setelah kenyang makan, mereka jalan - jalan menikmati "window shopping" sambil melihat - lihat barang yang sedang di diskon. Tengah mereka berjalan di lantai 1 bagian Asesorize, Alisya melihat Narendra tengah berjalan bersama satu wanita. Darah Alisya langsung mendidih menahan cemburu. Ia masih belum bisa melihat jelas siapa wanita itu, namun jelas bukan ibunya, karena masih terlihat muda. Dengan postur tinggi semampai langsing... ia terkejut setelah mengenali siapa itu, Cynthia, atasannya. Yang awalnya ia ingin melabrak Narendra, urung dilakukan. Ia tahu Cynthia punya sifat dingin dan kejam. Ia masih ingat dulu pernah ada pegawai yang posisinya ia pegang melakukan kesalahan memesan barang dengan "batch number" yang salah, kemudian di buat terus menerus melakukan kesalahan dengan manipulasi dari Cynthia hingga ia memilih dipecat.

Suasana hati Alisya langsung rusak. Veronika dan Zalia memperhatikan raut wajah Alisya yang tegang.

"Lis, kenapa lo? Kok kayak bete sih?" Tanya Zalia.
"Gua kayaknya liat cowok gua deh."
"Ya udah samperin aja."
"Dia kencan ama bos gua."
"Anjrit... cinta roda segitiga ini."
"Bos gua bos gua, tapi gak ambil seenaknya dong cowok orang."

Suasana hati Alisya sudah terlanjur rusak. Alisya mengajak mereka untuk pindah ke Plaza Indonesia. Veronika dan Zalia masih melihat wajah Alisya yang kelabu ketika mereka berada di Plaza Indonesia.

"Udah, cowok gak usah terlalu dipikirin, mereka nakal kita juga gak terlalu setia juga ama mereka. Dia bukan suami lo kan." Veronika berusaha menghibur Alisya.

'Iyeee... cuma barangnya yang paling gede dari semua mantan gue...' guman Alisya dalam hati.

"Iye... gua kan masih kencan ama dia kan."
"Tapi bukan pacaran kan, lo waktu itu yang bilang." Sanggah Zalia.
"Kan gua mulai sayang dia..."
"Aduuuuhhh udah taon 2015 masa masih mau baper sih... hari gini masih cinta..."
"Gua mao ngerjain boss gua, gak terima dia enak banget ambil cowok gua."
"Terserah lo sih, asal lu tau resikonya nyerang boss lu."
"Kita liat nanti deh."

Ia sebenarnya sudah tak bisa menahan dirinya untuk menghubungi Narendra, namun Veronika dan Zalia menenangkannya.
Sementara di tempat lain, Narendra menemani Cynthia belanja dari satu boutique ke boutique lain. Setelah satu jam berlalu ia merasa bosan. Ia tidak menyangka perkara bisnis bisa merembet ke urusan pribadi. Semuanya berjalan seperti mengikat lehernya. Ingin ia melepas jeratan itu, namun kelancaran suplai dari produk kopinya yang jadi taruhannya. Nilai jual yang tinggi memebuatnya perlu menjaga semua ini. Ia berharap Alisya tidak tahu apa yang terjadi. Ia tidak ingin menambah masalah dengan Alisya cemburu dan marah, lebih lagi Narendra berharap Alisya tidak melihat mereka berduaan.
Sementara itu Cynthia sedang merasa di atas awan, mendapatkan kesempurnaan yang menjelma pada diri Narendra. Ia tidak perduli bagaimana ia mendapatkannya. Cynthia semenjak lulus MBA dari Amrik dan mulai merintis karir di Indonesia selalu kesulitan mendapatkan pasangan. Jenjang karir yang terlalu cepat menanjak, sifat cholerik yang terlalu dominan membuat para lelaki sulit menerimanya. Ketika ia berkenalan dengan lelaki yang berada pada posisi di atasnya, mereka rata - rata sudah berkeluarga atau bukan tipe lelaki yang seperti ia idam - idamkan. Selalu lelaki tipe petualang atau "bad boy" yang menggugah hatinya, namun mereka berada jauh di status sosial yang tidak sepadan dengannya. Satu hari Narendra datang kepadanya yang awalnya hanya urusan bisnis. Ia serasa melihat satu wahyu. Ia melihat pada diri Narendra seluruh impian dan dambaannya dari seorang lelaki, tampan, seksi, profesi cukup tinggi. Ia akan melewati apapun untuk menggenggam sekuat mungkin "lelaki sempurna" nya itu. Ia akan jaga, rawat dan pastikan tak ada yang bisa mengklaim Narendra kepunyaannya.
Alisya tiba di tempat kerja dengan hati membara, api cemburu yang membakar dirinya.

2 Sisi Koin 2 Sisi Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang