I'm not your friend

10.4K 915 28
                                    

Tubuh Krystal menggeliat ketika sinar mentari mengusik tidurnya yang nyaman melalui celah di antara tirai yang terpasang di jendela. Gadis itu mengerjap sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melalui pupilnya. Secara spontan Krystal menoleh dan melihat waktu yang ditunjukkan oleh jam yang kebetulan terpasang di dinding kamar itu. Dan tubuhnya terkesiap seketika saat melihatnya. Belum terlambat bangun, tapi nyaris terlambat. Dengan segera Krystal merapikan tampilannya dan bergerak untuk keluar kamar.

"Kau sudah bangun?"

Sapaan ramah Kyungsoo dan juga aroma pancake menyambut Krystal pagi itu. Krystal segera saja duduk di salah satu kursi di pantry sambil memperhatikan Kyungsoo yang tengah sibuk membuat pancake.

"Mau susu cokelat?" tawar Kyungsoo sambil membuatkan segelas susu cokelat hangat untuk Krystal. Krystal hanya mengangguk dan menerimanya dengan senang hati. "Di mana yang lain?" tanya Krystal setelah menyesap susu cokelatnya.

"Sedang bersiap-siap. Kalau Sulli, dia sudah pulang sekitar sejam yang lalu. Untuk beganti dengan seragam, katanya."

Krystal menautkan alisnya. Merasa ada yang aneh dengan penjelasan Kyungsoo. Dan gadis itu membulatkan mulutnya segera. Dia baru sadar kalau ini masih hari aktif sekolah. Dan seragamnya ada di rumah.

"Jangan khawatir, tadi paman Donghae mengantarkan seragammu," kata Kyungsoo seolah mengerti kekhawatiran Krystal. dan cukup membuat Krystal dapat bernapas lega.

Kyungsoo meletakkan pancake buatannya di atas meja. Pemuda itu lantas memposisikan diri duduk di sebelah Krystal. "Sudah lebih baik?" tanya Kyungsoo sambil menatap Krystal dengan cermat. Seolah ingin memastikan jika gadis itu memang baik-baik saja.

"Aku ba..."

"Jangan berkata baik-baik saja, jika tidak baik," Kyungsoo memotong jawaban gadis itu segera. Menatap tajam Krystal melalui mata bulatnya.

Krystal menghela napas panjang, "Kau benar, aku tidak baik-baik saja," gadis itu menarik napas panjang seolah takut asupan oksigennya tidak cukup mengisi alveolusnya. "Rasanya menyiksa, Kyungsoo. Sedih dan menyesal di saat yang bersamaan. Aku sedih karena ternyata orang yang kuanggap tulus berteman denganku bekhianat. Dan aku menyesal karena tidak mendengarkan peringatan kalian sebelumnya. Aku merasa bersalah."

Kyungsoo menatap Krystal dengan pandangan melembut. Pemuda itu lantas mendekati Krystal dan membelai punggung gadis itu dengan lembut. "Jangan menyiksa diri dengan rasa bersalah, Krys. Kau tahu ketika kau merasa terluka, kami lah yang lebih tersiksa," ucap Kyungsoo dengan lembut.

"Kau tahu, semua kejadian pasti ada hikmahnya. Dan ini berlaku untukmu dan untuk kami juga. Agar kau tidak terlalu mempercayai seseorang, dan agar kami lebih dapat menjagamu dengan baik," lanjut pemuda itu sambil menangkup kedua pipi Krystal dengan lembut. "Sekarang mana senyumnya?"

Krystal tersenyum seolah mendapatkan kembali energinya. "Nah, itu baru Krystal-ku," Kyungsoo tersenyum puas sambil mencubit hidung mancung Krystal.

"Krystal-ku?" Krystal memiringkan kepalanya dan menatap Kyungsoo dengan geli. Membuat si pemuda tergagap, salah tingkah. "Bu-bukan..."

"Hahahaha," Krystal tertawa melihat ekspresi Kyungsoo. "Kau manis sekali, Kyung-ah. Sering-sering saja seperti ini," kata Krystal seiring mengacak surai Kyungsoo layaknya anak kecil.

"Kyungsoo."

Krystal dan Kyungsoo sama-sama menoleh. Kedua netra mereka sama-sama menemukan sosok Suho yang sudah rapi dengan seragam dan juga tas sekolahnya.

"Oh, morning, op..."

"Aku akan berangkat lebih dulu, sampaikan pada yang lain," Suho mengabaikan ekstensi Krystal dan menitipkan pesannya pada Kyungsoo.

BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang