Part 12

1.9K 165 12
                                    

Viny memandang kosong ke arah luar jendela. Disampingnya ada Boby yang sedang membaca komik, dikursi depan ada Maul yang menyetir dan Kinan yang sedang bermain games di ponselnya. Bayangan Viny terlempar saat tadi di sekolah, saat ia melihat Yona dan Maul duduk berdua di bangku taman dan tertawa bersama. Ia tak pernah melihat Maul tertawa lepas seperti itu selain bersamanya dan ketiga sahabatnya yang lain. Ada rasa tak suka saat melihat Maul berbagi tawanya kepada gadis lain.

"Vin.." Viny tersentak kaget saat merasakan guncangan di bahunya. Ia menoleh dan mendapati Boby yang sedang menatapnya sedikit cemas.

"Lo kenapa?"tanya Boby.

"Hah? Gue gapapa kok. Eh udah sampe ya?"ucap Viny saat melihat mobil sudah berhenti diperkarangan rumah megah miliknya. Ia membuka pintu lalu keluar dari mobil.

"Lo beneran gapapa?"tanya Boby berjalan berdampingan dengan Viny.

"Beneran Bobyyyyy. Emang gue kenapa sih?"tanya Viny balik. Boby mengangkat bahunya.

"Tadi lo ngelamun, dipanggil gak nyaut" Viny menghela nafas panjang lalu tersenyum

"Gue gak apa-apa Bob"

"Kalau ada apa-apa cerita, jangan di pendem sendiri. Lo yang selalu bilang gitu kan sama gue dan yang lain?"ucap Boby yang membuat langkah Viny menaiki tangga terhenti sejenak. Ia menoleh ke arah Boby lau tersenyum.

"Gue gapapa kok. Udah ya gue ke kamar. Cape"ucap Viny lalu kembali melanjutkan langkah kakinya meninggalkan Boby yang terdiam.

'Kenapa lo gak mau jujur Vin? Gue tau ini masalah yang sama.. tentang Maul'

Boby tau ada yang berbeda pada tatapan Viny kepada Maul. Bukan tatapan seperti yang Viny berikan kepadanya dan Kinan juga Hamids. Boby tau Viny menyayangi Maul lebih dari sekedar sahabat.

***

Viny menggeser pelan jendela besar yang langsung mengarah ke halaman belakang rumahnya. Di sana terdapat sebuah lapangan kecil untuk bermain basket. Terlihat keempat sahabatnya yang sedang bermain. Ia tersenyum melihat keempat pemuda tampan dibawah tertawa begitu lepas di sana. Ia menerawang ke arah langit malam. Pikirannya terlempar jauh ke masa lalunya.

Agustus, 2004

Pada suatu hari, Viny menangis karna diganggu oleh teman laki-lakinya di sekolah. Kebetulan, Maul, Boby, Kinan dan Hamids sedang berjalan di sekitar sekolah dan tanpa sengaja mendengar Viny menangis.

"Kamu kenapa nangis?"tanya Kinan kecil jongkok di depan Viny kecil

"Di ganggu Fahmi... Hiks... Hiks.. Rok aku ditarik-tarik ke atas.. Hiks.. Hiks"jawab Viny kecil disela isak tangisnya.

"Tunggu sebentar di sini ya. Kita mau cari yang namanya Fahmi dulu"ucap Hamids kecil.

"Kalian aja yang cari Fahmi. Aku di sini temenin dia. Kasian masa sendirian"ucap Maul kecil

"Ya udah kamu diem di sini temenin dia"ucap Boby kecil. Mereka bertiga pun pergi mencari Fahmi.

"Kamu jangan nangis terus. Nih aku kasih coklat"ucap Maul kecil sambil duduk di sebelah Viny kecil dan memberikan sebatang coklat kepada Viny. Viny kecil menatap coklat yang di sodorkan Maul kecil dengan masih sesegukan.

"Kata Mamah coklat bisa bikin tenang. Makanya aku setiap hari selalu bawa coklat kemana-mana. Cobain deh"jelas Maul kecil. Viny kecil membuka coklat itu lalu memakannya.

"Enak kan?" Viny kecil mengangguk-ngangguk dan membuat kuncirannya bergerak naik turun.

"Makasih ya"ucap Viny kecil. Maul kecil mengangguk dan tersenyum.

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang