Chapter 8

481 62 0
                                    

GREYSON mengantarkan Ruby pulang setelah pesta ulang tahunnya selesai.

"Terimakasih sudah mengantarku," ucap Ruby dengan pipinya yang masih bersemu merah.

Greyson membelai pipi yang bersemu merah itu. "Sama-sama. Segeralah pergi tidur, ini sudah larut malam. Aku tak mau jika kau sakit," ucap Greyson lalu mengecup kening Ruby.

"Baiklah. Sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

Ruby pun berjalan memasuki rumahnya setelah Greyson pergi meningglkan pekarangan rumahnya.

Sesaat setelah Ruby berada di dalam rumahnya, ia tak mendapati ada Connor di ruang tengah. Saat ia menoleh pada rak sepatu, tak ada sepatu Connor di sana. Tandanya, Connor belum pulang sampai sekarang.

Ruby berjalan memasuki kamarnya lalu menutup pintunya dan menguncinya. Ia duduk di depan meja riasnya, memandangi pantulan wajahnya di cermin.

Dirabanya bibir merahnya. Rasa ciuman itu masih terasa sampai sekarang. Greyson adalah ciuman pertamanya.

••■••

SATU minggu kemudian.

Hari ini sekolah libur. Itu sebabnya Ruby masih bermalas-malasan di kasurnya.

Seketika fikirannya melayang memikirkan awal pertemuannya dengan Greyson di bus sekolah, sampai kini ia resmi menjadi pacar seorang Greyson Chance, laki-laki tenar di sekolahnya.

"Mau jadi apa kau!" Suara Ayahnya berteriak dari luar kamarnya.

Ruby tersentak lalu beranjak dari tidurnya. Menguncir asal rambutnya lalu berjalan terburu-buru menghampiri Ayahnya. Didapatinya Connor sedang berdiri di depan Ayahnya sambil memegangi pipinya. Ruby yakin, kalau Ayahnya baru saja menampar Connor.

"Ayah, ada apa?" tanya Ruby sambil berjalan mendekati mereka berdua.

"Anak ini mabuk lagi!" ucap Ayahnya penuh emosi sambil menunjuk Connor.

Ruby lekas menatap Connor. "Sebenarnya ada apa denganmu?"

Connor diam, hanya menatap Ruby dengan tatapan dingin. Sedetik kemudian, ia pergi meninggalkan Ruby dan Ayahnya menuju kamar.

"Hei kau mau kemana!" teriak Ayahnya dengan emosi sambil hendak berjalan menyusulnya.

"Biarkan dia sendiri," ucap Ruby mencegah Ayahnya.

Ayahnya hanya menghela nafas.

Setelah keadaan cukup tenang, Ruby kembali masuk ke kamarnya. Segera ia hempaskan lagi tubuhnya ke kasur. Dilipatnya tangan kanannya menutupi matanya.

"Ini baru pukul 7 pagi, tapi Connor sudah membuat onar," celutuknya. "Lebih baik aku mandi saja."

Ruby pun beranjak dari tidurnya lalu berjalan ke kamar mandi. Setelah ia selesai mandi dan rapi. Ia menghampiri Ibu dan Ayahnya yang sedang memanggang roti di dapur.

"Ruby, itu pesanan roti yang harus diantar hari ini." Ibunya menunjuk lima kantong belanja yang tersusun rapi di atas meja makan.

Catch a Dream | Greyson ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang