Dua puluh empat

1.5K 87 4
                                    

22 November 2015,

Kring...Kring..

Bel istirahat berdering memberi isyarat pada semua siswa untuk segera meninggalkan kelas dan mengisi perut mereka yang kosong sejak pagi tadi.

Karena belum merasa lapar, aku memlih untuk menghabiskan waktu dengan novelku. Aku merogoh tas ku dan mengambil novel Jatuh Cinta Diam Diam yang kubeli -bersama Reynand- kemarin.

Situasi kelas yang ribut saat istirahat bukanlah latar yang bagus untuk membaca novel cinta cinta-an yang menusuk hati. Aku memilih taman belakang sekolah yang tenang sebagai pilihan terakhirku.

Aku mendudukkan bokongku tepat di atas bangku panjang berwarna putih (tau GGS? tau kursi yang sering dipake sama digo-sisi buat pacaran? Nah kursinya kurang lebih kayak gitu) yang berada tepat di depan danau.

Aku menempatkan novel di pangkuanku, lalu menunduk untuk membaca halaman demi halaman dari novel tersebut. Membaca tiap kalimat dengan penuh penghayatan, dan meringis setiap kali menemukan quotes yang sangat mengena di hati.

Baper.

"Emang lo lagi jatuh cinta sama siapa Din?" seru seseorang secara tiba tiba di belakangku. Suaranya tak lagi asing di telingaku.

Ia duduk disampingku tanpa permisi terlebih dahulu, lalu mengambil novel yang kubaca dari genggaman ku tanpa seizin ku. Oh hei? kurasa memang ia tidak perlu meminta izin.

Mengambil hatiku saja ia bebas apalagi hanya sebuah novel?

Aku mengambil kembali novelku lalu menatapnya tajam. "Harusnya gue yang nanya. Lo lagi jatuh cinta sama siapa?"

Sungguh. Sejak pengakuannya beberapa hari yang lalu itu, aku semakin dekat dengannya tapi justru tidak berhasil mengetahui siapa orang itu.

Ia mendecak lalu mengacak rambutnya, membuatnya terlihat lebih.. Ganteng. "Penasaran banget emang?"

"Yah gak juga sih" jawabku asal lalu mengalihkan perhatian pada novelku kembali.

Sejenak hanya diam yang bersuara di antara kami. Kami larut dalam pikiran masing masing. Ketahuilah, pikiranku tak hanya tertuju pada novel ini sekarang.

"Gue bakal kasih tau ke lo kalo lo juga mau kasih tau ke gue lo jatuh cintanya sama siapa" seru Reynand tiba tiba.

Napasku tercekat. Bagaimana bisa? Apa aku harus berkata "gue suka sama lo" sekarang?

Mungkin inilah saatnya.
Saat yang tepat untuk saling mengetahui isi hati kami masing masing.

"Gue cinta sama lo"

***
A/n
Satu chapter lagi end!!!!

Unrequited Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang