Chapter 6 : Alasan Itachi Part 1

10.6K 890 15
                                    

PDF alternate ending tersedia. Harga 60rb. Minat DM ya. ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Genre : Supernatural, hurt/comfort, family

Calendula officinalis

Chapter 6 : Alasan Itachi Part 1

By : Fuyutsuki Hikari



Waktu yang berjalan cepat, terasa begitu lama untuk Sai. Kamar tidurnya sangat berantakan. Bantal dan guling berserakan di lantai. Selimutnya yang bermotif papan catur ditariknya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Pemuda itu tersudut, meringkuk di sisi tempat tidurnya. Dia sudah tidak tahu kemana lagi dia harus berlindung dari gangguan roh gila berambut pirang yang berdiri tidak jauh darinya dengan mata melotot dan ekspresi galak. Roh itu bahkan hanya menyeringai saat Sai melempar segala benda yang berada dijangkauannya untuk mengusir roh itu pergi.

Apa Sai takut? Tentu saja dia takut setengah mati. Jiwanya seolah menguap bersama udara, sisa usianya seolah tersedot sedikit demi sedikit. Kenapa roh gila itu harus mengikutinya hingga ke rumah? Apa roh itu tidak memiliki korban lain untuk diganggunya sepanjang hari? Kenapa dia harus memilihku? Keluh Sai di dalam hati. Kenapa dia tidak mengganggu Sasuke yang memang sangat ingin melihatnya? Bukankah ini tidak adil!

Sai menjerit sejadinya saat Naruto berhasil membuka selimut yang dipakai pemuda itu dan melemparnya ke sembarang arah. Bagaimana bisa dia melakukannya? Bagaimana bisa? Bukankah dia baru menjadi roh? Kenapa dia bisa melakukannya? Tanya Sai di dalam hati sementara jantungnya berdetak semakin cepat. Oh, dia bisa mati karena ketakutan, pikirnya berlebihan.

Naruto yang melihat tubuh Sai bergetar ketakutan, terus mengomel di dalam hati, sementara matanya menatap pemuda itu dengan ekspresi galak yang dibuat-buat sambil berkacak pinggang. Aku tidak semenakutkan itu, kan? Kenapa dia harus begitu takut melihatku? Gerutunya di dalam hati. Tersinggung.

"Hei, kau?!"

Sai melompat turun dari atas tempat tidurnya dalam gerakan cepat, berlari menuju pintu kamarnya untuk melarikan diri. Naruto mendengus, mulai berkonsentrasi untuk mengunci pintu bercat putih itu dengan kekuatannya.

Tubuh pemuda itu merosot jatuh, tangannya mencoba membuka pegangan pintu kamarnya, namun percuma. Pintu itu terkunci. Sai menunduk dalam, beringsut menuju sudut kamarnya. "A-apa yang kau ing-ing-inginkan?" tanyanya terbata.

Naruto melipat kedua tangannya di depan dada dan memutar kedua bola matanya. Apa murid baru itu tidak mendengarkan apa yang tadi dikatakannya? Bukankah Naruto sudah mengatakan jika dia memerlukan bantuan Sai untuk beberapa minggu ke depan.

"Bukankah aku sudah mengatakan jika aku memerlukan bantuanmu?!" bentak Naruto tidak sabar.

Nyali Sai menciut hingga batas yang mengkhawatirkan. Wajah pucatnya semakin pucat. Bibir yang biasanya menyunggingkan senyum palsu itu kini bergetar karena takut.

"Kenapa kau tidak bicara?" tanya Naruto lagi. Gadis muda itu berjalan semakin mendekat membuat Sai berteriak keras dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sayangnya seluruh keluarga Sai sedang ada urusan di luar rumah saat ini hingga tidak ada satu orang pun yang mendengar jeritannya. "Hei, kau membuatku tersinggung!" ujar Naruto kesal. "Aku tidak berwajah buruk dan menakutkan. Kenapa kau harus bersikap berlebihan seperti ini?"

TAMAT - Calendula OfficinalisWhere stories live. Discover now