Beating Heart-1

517K 31.1K 2.3K
                                    


Author

Senin, adalah hari dimana para pelajar merasakan niat yang begitu dalam untuk absen/bolos dari sekolah.

Tetapi, apa jadinya jika kita berusaha untuk bolos dan malah tertangkap basah oleh Kepala Sekolah?

TAK!

"ADAW!"teriak Khairul Natan, salah satu dari 5 orang yang tertangkap sedang memanjat pagar belakang sekolah saat upacara sedang dilaksanakan.

Temannya yang lain sedang menahan tawa melihat Khairul atau Irul, sedang menatap wajah bengis Pak Husein, Kepala Sekolah mereka.

"Tidak ada yang lucu!"bentak Pak Husein sambil menunjuk salah satu dari 5 orang tersebut menggunakan penggaris besi,  khusus untuk melibas anak murid yang terkenal bar-bar "Kamu!"

Yang ditunjuk menyengir "Saya?"

"Iya, kamu!"

"Iya, iya! Kamu yang disana! Aku kangen kamu!"ucap Feroga Farid Fanaro, orang yang ditunjuk oleh Pak Husein menggunakan penggaris besi sudah tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat kumis Pak Husein komat-kamit menggerutu.

"SAYA SERIUS!"bentak Pak Husein lagi,  yang membuat Ganang Mahattan, cowok yang terkenal dengan sifat coolnya menyikut Fero, mengisyaratkan untuk diam.

"Ampun, Pak Gusen."ucap Fero membuat Bobby Galiva tertawa karena lagi-lagi Fero memanggil nama Pak Husein dengan sesuka hatinya

"HUSEIN FERO, HUSEIN!"

"Ampun dah, botak teriak-teriak terus."ucap Afran Haikal, yang sedang menggosok telinganya yang terasa panas.

Fero dan Bobby tertawa, sedangkan Pak Husein sudah memijit pelipisnya.

"Kalian ini sudah kelas 12! Contohkan sifat yang baik dengan anak kelas 10!"ucap Pak Husein, yang membuat Ganang mengangguk mengerti.

"Sebagai hukuman kalian, hari ini kalian harus bantu pekejaan Osis!"

Mata Afran seketika berbinar-binar, "Maksut bapak, kita bantu nge-MOS, kan?"

"Siapa bilang!"ucap Pak Husein sambil menggebrak meja kantornya.

"Buset. Tiap hari kaya gini, kita bisa kena penyakit jantung akut tau, gak."bisik Irul, yang membuat Pak Husein menyipitkan matanya dengan kesal, "Saya denger loh, Rul."

"Ups, ketahuan deh."ucap Irul sambil berpura-pura memasang raut wajah kagetnya.

Melihat hal tersebut, lantas Pak Husein menggeram, "Hari ini, kalian harus nurutin apa aja yang disuruh Osis!"

"Maksut bapak, jadi babu?"tanya Ganang dengan raut wajah datarnya yang membuat Pak Husein tertawa cekikikan, "Ya, seperti itulah."

"Sumpah, gue boleh gak ngelindes kepala botak dia pake truk?"bisik Afran, yang membuat Fero kembali tertawa terbahak-bahak, "Gue juga, Fran. Kepala botak Pak Husein mengalahkan keindahan bola basket!"

Dan kali ini, mereka berlima tertawa terbahak-bahak.

Pak Husein yang sudah tidak tahan mendengar ocehan mereka akhirnya hanya bisa menggeram kesal, "Ke lapangan, sekarang!"

.....

Cowai, adalah nama grup Fero, Ganang, Bobby, Afran dan Irul.

Yang membuat nama tersebut adalah Irul.

Kalau kata Irul,

'Kita'kan sekumpulan cowo ganteng, jadi nama grup kita itu cowai.'

Mereka sedang berjalan di tengah lapangan sambil saling dorong-mendorong. Lalu mereka berlima naik ke atas podium untuk memberitahukan sebuah informasi.

Irul menghidupkan mic yang tersedia di podium.

"Test, test. Irul ganteng disini."ucap Irul sambil mengetuk-ngetuk mic tersebut. Hal tersebut membuat semua perhatian tertuju kepada Cowai yang sudah berdiri dengan tegap di atas podium.

"Sana sikit geblek! Nanti gue jatuh!"keluh Fero sambil mendorong Afran yang sangat takut dengan ketinggian, "Nanti yang jatuh malah gue, Ga!"

Padahal jarak dari atas podium ke rumput lapangan hanya berjarak 65 cm.

"Siapa nih yang mau pidato?"tanya Irul, yang membuat Fero menaik-naikkan kerah seragamnya, "Gue dong!"ucap Fero dengan bangga. Melihat hal tersebut, lantas Irul memberi jarak agar Fero bisa berpindah tempat.

"Ekhem! Uhuk!"ucap Fero, yang membuat para murid yang sedang menonton mereka mengernyit bingung.

"Gue Feroga, senior kalian."

"Mantan Osis."sambung Afran.

"Mantan Ketua Fustal."sambung Bobby.

"Mantan Ketua Basket."sambung Irul.

Dan Ganang hanya diam.

"Gue disuruh Kepala Sekolah buat umumin informasi penting."ucap Fero yang seketika menyeringai, saat matanya menatap seorang cewek yang tengah berdiri di ujung lapangan dengan jaket Osis yang sudah tersampir di bahu kanannya.

"Buat anak kelas 10. Besok bawa coklat, terserah coklat apa aja. Setiap orang bawa 5. Terus kasih ke kita, IPS-2. Pintu kelas kita terbuka lebar kok buat kalian."

Sontak semua anak kelas 10 mengangguk dengan patuh.

Fero tersenyum menyeringai, "Terima kasih, ada yang ingin bertanya?"tanya Fero dengan gaya bahasanya yang sok formal.

Di ujung sana, cewek tersebut sudah menatap Fero dengan tajam.

Cewek tersebut berjalan ke arah podium dan membelah kerumunan murid kelas 10.

"Wah, Ketua Osis? Saya merasa terhormat jika anda ingin bertanya kepada saya."ucap Fero menyeringai, membuat Abella Ariza mendengus kesal.

"Bisa gak sih Ga, sekali aja gak ngerusuh?"tanya Bella dengan kesal, lalu matanya beralih menatap Ganang dkk.

"Siapa yang ngerusuh coba? Gue kan lagi ngumumin informasi penting dari Kepala Sekolah, salah?"tanya Fero sambil menaikkan sebelah alisnya dan menatap jahil ke arah Bella yang menggeram kesal.

"Turun!"suruh Bella, membuat Fero memberengut kesal, "Siapa sih sekarang yang ngerusuh?"

"Turun atau gue—"

"Atau gue?"potong Fero sambil bersedekap menatap penasaran ke arah Bella.

"Atau apa Abel?"tanya Fero sekali lagi, yang membuat Bella mendengus kesal.

"Gue gak mau ngerjain PR lo lagi."

Seketika Fero mendesah malas, lalu turun dari podium diikuti dengan Ganang dkk.

Dan Fero hanya bisa mencibir saat matanya menangkap senyum kemenangan milik Bella yang sangat Fero benci.

......

Ini baru part perkenalan!

Mohon votenya ya!

Beating HeartWhere stories live. Discover now