BAB 3

26.3K 1.8K 56
                                    

PLEASE......

VOTE....

VOTE....

VOTE....

VOTE....

VOTE YAAAAA......

Kim menuju pintu keluar gedung itu dan menyerahkan kembali kartu tamu yang dikenakannya. Dia berdiri di tepi jalanan Sixth Avenue itu dengan jantung yang berdetak kencang dan dia merasa wajahnya begitu panas.

"Apa-apaan ini? Mengapa bertemu dengannya lagi?" Kim tak bisa melupakan malam yang dilaluinya bersama Adam semalam. Bahkan aroma musk dari tubuh pria itu masih bisa diciumnya. Dan bagaimana bisa pria itu mengatakan ingin mengajaknya bercinta lagi.

"Apakah dia semesum itu?" Kim menutup wajahnya yang masih saja membara. Dia menggigit bibirnya. Dia bisa melihat bahwa Adam belum mengganti setelan yang dikenakannya samalam seolah Kim dapat menduga bahwa Adam langsung bekerja dari hotel itu.

Kim menatap jalanan ramai di area itu sambil mengingat kembali percakapannya dengan Matilda. Bahwa wanita itu mengatakan bahwa dia akan bertemu seorang pengacara muda mapan yang memiliki sebuah perusahaan pengacara berpengaruh di Amerika.

"Namanya adalah Randall. Mungkin dia tampak muda tapi percayalah dia adalah salah satu pengacara yang berada didalam tim pengacara pengadilan seperti diriku. "

Seperti itulah yang dikatakan Matilda dan bagaimana bisa dia tidak mengingat seseorang yang memiliki nama belakang yang sama. Dia terlalu tampan bahkan begitu cocok diruangan kerja itu, batin Kim.

Tengah dia sedang berpikir demikian, ponselnya berdering nyaring. Dia melihat nama Matilda terpampang di layar ponselnya. Dia menjadi panik karena dia sama sekali tidak melakukan apapun di Randall&Randall Company dan pasti Adam telah menyuruh sekretarisnya memberitahu Matilda bahwa bawahannya sama sekali tidak becus.

"Hallo. Mrs. Roborts maafkan saya. Saya tidak berbicara dengan..."

"Kim! Permintaan kita disetujui!" suara Matilda Roberts terdengar girang yang membuat Kim ternganga bingung.

"Maaf, ma'am..apa maksudnya?"

"Kimberly Stewards, kau telah berhasil membawa berita bagus untuk perusahaan kita. Adam Randall bersedia kerja sama dengan perusahaan kita. Besok pagi kita akan bertemu dengannya untuk membicarakan kelanjutannya".

Kim mengerjabkan bulu matanya. Dia menjadi semakin bingung. "Tunggu. Maksud anda berkas kita disetujuinya? Begitu saja?" Kim sangat tidak percaya namun tiba-tiba dia teringat akan kalimat Matilda. "Maksud anda besok...kita yang anda maksud siapa?" Tuhan! Jangan namaku!

"Maksudnya besok kau dan aku akan bertemu dengan Randall untuk membicarakan kelanjutannya."

Tubuh Kim menjadi kaku. Dia nyaris berteriak pada ponselnya. "Ma'am! Mengapa harus aku?"

Tapi Matilda tidak ada waktu untuk mendengar protes apapun dari Kim. Dengan segera dia mematikan hubungannya, membiarkan Kim mematung. Dengan gemas Kim memandang ponselnya. "Oh, sialan! Adam sialan!"

"Apakah aku yang kau maki sialan?"

Sebuah suara muncul dibelakang Kim membuat Kim memutar tubuhnya dan menahan seruannya. didepannya telah berdiri Adam Randall yang terlihat seksi dengan kemeja putihnya yang lengannya di gulung hingga siku. Rambut cokelatnya sedikit berantakan dan kedua jempolnya berada disaku celana linen hitamnya. Sinar matanya bersinar hangat dan membuat darah Kim berdesir karena sepasang mata itu seolah sedang membelai tubuhnya dengan sinarnya.

WHEN I MET YOU (#1 RANDALL'S SERIES)✅(TERBIT) Where stories live. Discover now