Throwback..

24.9K 1.1K 50
                                    

NOAH POINT OF VIEW..

Aku tak pernah mengatakan jika aku berhenti mencintainya.

Bahkan saat melihatnya kali ini membuat dadaku sesak.

Melihat Neil yang dulu hanya bisa ku sentuh didalam perut ibunya,kini ia sudah besar dan tentu saja ia mempunyai wajah yang mirip denganku, tapi ini hanya Neil, dimana Kimberly?
hatiku terus bertanya-tanya.

kupikir cinta itu sudah tak ada. namun ternyata aku ditipu oleh naluriku sendiri, tidak bertemu denganya tlah membuatku lupa akan kenikmatan romansa.

Bibirku benar-benar membisu ketika melihat bendungan air matanya, hampir meluap saat anakku Hannah memanggilku dengan sebutan papa..

Tak bisa terus begini, perlahan kucoba mengangkat tanganku agar bisa menyentuh Neil yang melirik ibunya dengan tatapan sendu."Neil Anakku, lalu dimana Kimberly..?" Lirih aku bersuara hampir selangkah lagi untuk menyentuh putra kecilku.

Namun tiba-tiba wajah Camella menggarang penuh kebencian dan kemarahan. "Stay away..!! jangan mendekat, karna saat ini aku sangat ingin melukaimu..!" Ucapnya penuh kesedihan lalu menyerahkan Neil pada Cecile.

Aku sama sekali tidak tau apa yang harus kukatakan, sungguh saat ini aku ingin memeluk Neil.
Aku sangat mengerti mengapa Camella sangat membenciku.

"Lakukanlah jika dengan cara seperti itu bisa membuatmu puas!" Ucapku berkeras diri dan melangkah maju membembeng tangan kecil Hannah.

"Guys please jangan begini, liat anak-anak kalian..!" Rayu Cecile sambil menepuk-nepuk bahu Neil.

Ya, aku baru tersadar, melihat Hannah yang mulai merengek ketakutan, dan langsung saja aku menggendongnya.

"Kimberly, sudah meninggal itu pun kamu tak tau! kenapa huh? Rosse sudah membuatmu lupa akan anak-anakmu?Tanyanya mengancam penuh amarah.lalu berancang-ancang untuk pergi.l

Aku tak mampu lagi berkata-kata, benar aku memang sangat keterlalulan, batinku berkata di timpa seiring kepergian mereka " Hannah sayang, kita pulang .! Ucapku pada Hannah kemudian membuntuti mereka diam-diam dari belakang.
jelas saja aku tak ingin jika kehilangan jejaknya lagi untuk kesekian kalinya. aku bahkan tak memperdulikan lagi tangisan Hannah saat menyetir untuk mengejar mobil mereka yang hampir saja hilang dari pandanganku." Stop it.. Hannah why you crying..!! " bentakku padanya lalu kembali menyetir.

Night 09.00 pm.
Semenjak aku pulang tadi aku semakin gusar dan tak sabar ingin berjumpa dengan Camella dan Neil,untung saja aku sudah tau dimana mereka tinggal.ku coba baringkan diriku dikasur sementara Rosse bersolek di depan cermin, dengan piyama mininya yang berwarna pink.

" Kamu kenapa sih ko lesu gitu hayoo!! pasti ada yang kamu sembunyiin.."Ucapnya lalu menghampiriku sambil melepas piyamanya luarnya.

"emm Rosse aku sedang tidak bersemangat, lebih baik kita tidur saja sekarang.!Ucapku saat Rosse menduduki perutku dan bergeliat karna bergairah.

"Why? bukankah kamu suka?" Tanyanya merajuk lalu turun dan tidur membelakangiku.

Entah mengapa aku sudah tak bergairah lagi pada Rosse. ya, mungkin karna bertemu lagi dengan Camella, seakan-akan kebencianku pada Rosse mulai tumbuh dan teringat kembali, akan kelicikanya untuk dapat memilikiku.

Tidak berapa lama,Rosse sudah terlelap,ini saatnya untuk pergi menemui mereka! gumamku dalam hati lalu pergi termindik mindik saat keluar dari kamar dan mulai mengendarai mobil.

On the way..
Sesampainya disana ternyata disana tak ada orang aku sudah berpuluh-puluh kali mengetuk pintu rumahnya,hingga tangan dan jariku terasa kaku, tetapi tetap saja tak ada jawaban

Romance AffairWhere stories live. Discover now