#Bab 22

135 3 1
                                    

Warning : typos

Thank you for vomments ^_^
##############################

Bab 22

Still MICHEL POV
Aku memalingkan wajah dari layar penampil take. Sungguhan tidak bisa berkata apa-apa karena aku baru saja--entah bisa disebut berhasil atau tidak--memeraktekan ekspresi takutku itu.

"Lihatlah...bagus, Misa..." Jessica menghadapkan wajahku ke layar penampil take.

"Tidaaak...."

Cara tergelak dari sebelah Hensen.
"Haha... lihat wajahnya..." "Terakhir aku menontonmu di Resident Evil, seperti tidak semudah itu membuatmu takut..."

Aku mencibir ucapannya.
"Terserah terseraah... Yang jelas aku berhasil haha..."

Kemudian entah kenapa Cara memandangiku seperti...ugh... aku benci mengatakannya.

Tapi mungkinkah dia terlalu menjiwai peran...?

Dan keherananku itu tidak jadi berubah jadi ucapan karena suara ponsel di sakuku. Untung saja....

Paul is calling....

Aku mengangkatnya.
"Halo, Pablo?"

Kemudian seakan lupa apa yang harus kulakukan dalam rangka menjauhinya, aku malah menerima tawaran pria itu untuk mengunjungi motelnya setelah syuting hari ini selesai.
.
.
.
.

Aku memasuki parkiran motel dengan berjalan kaki. Karena sudah malam juga, angkutan umum di Texas tidak begitu beroperasi ke sekitaran motel Paul. Aku jadi berjalan kaki dari terminal bus terdekat. Yah, mari anggap saja ini adalah pertemuan-dekat terakhir kami.

Malam ini aku akan menanyakan padanya soal ketegasannya memilih calon ibu-dalam ikatan-bagi Meadow.

Jelas lama kelamaan Meadow akan merindukan sosok yang ia bisa panggil "mama" dengan status istri sah dari sang ayah. Aku kira Becca juga berharap seperti itu. Maksudku, agar Paul menikah. Dia 40, tahun ini. Sampai kapan berstatus ayah-tanpa-ikatan..? Hmm...

Aku masuk ketika Paul membukakan pintu kamarnya untukku.

"Baru selesai?"tanyanya. Pria itu sedang shirtless. Sial...

"Sudah dari jam 1 lalu. Saat kau telepon." Aku menjawab, tanpa berusaha memandangi lebih lagi setiap lekuk tubuhnya itu.

Kemudian dia mengambilkan minum untukku. Sekaleng air mineral.

"Jadi ada apa? Kenapa kau memintaku untuk kemari?"

Paul malah tergelak pelan membalas pertanyaanku.
"Hm...oke... sebenarnya untuk itu, aku ada dua hal."

"Pertama?" Aku menunggunya bicara.

Setelah Paul duduk bersila di hadapanku, di atas kasur, dia menjawab.

"ROWW.."

"Kedua?"

"Becca." "Dia mulai merongrong lagi menyuruhku menikah.."

Kemudian dengusan Paul tadi diteruskan menjadi helaan nafas yang sangat...panjang saat dia merebah ke pangkuanku.

"Padahal aku hanya menggodanya soal adik Meadow."

Aku mendesis mendengar nada polos itu. Jadi begitu ceritanya.. Mungkin dia memintaku datang hanya untuk diajak curhat soal kebodohannya sendiri bercanda soal itu kepada Becca. Becca jelas tidak mau menambah anak lagi....

Akhirnya aku memutuskan untuk mulai cerita lengkapnya dari mulut Paul sendiri.

"Baiklah... Mulai dari ROWW.." "Ada apa dengan ROWW?"

SEE YOU AGAIN [Fanfiction] ✔Where stories live. Discover now