#Bab 37

221 11 6
                                    

TYPOS MAAFIN YAA

Mulmed: mobil Porsche Rodas yang terbakar.

Silakan disantap klimaks dari fanfict ini ^_^ :*

Happy reading :-)

############################

Bab 37

STILL PAUL POV....
Tak lama, kami berlalu dengan kecepatan pelan.

"Hei,"

Aku menoleh. Di sisiku, Rodas memandangi sekelilingnya dengan wajah mengenang. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang, tapi dia hanya diam dan lanjut berjalan. Di satu sisi, wajahnya menyiratkan kelelahan yang ketara. Tapi, mulutnya sendiri masih tidak mau bersuara.

"Ada apa?" Akhirnya aku bertanya karena dia tak kunjung membuka obrolan.

"Tidak.." Rodas tertunduk, kemudian terkekeh di sela-selanya. "...Aku hanya teringat Wena dan kawan-kawannya. Anak asuh Tyga, kau ingat?"

Oh... ya.. Dia ternyata lagi memikirkan itu?

Aku pun mengangguk sebagai balasan awal.

Soal Tyga, Rodas memang pernah aku ajak ke Afrika pada tahun 2007 lalu, saat baru dua tahun kami saling kenal. Dia begitu antusias mendengar aku sangat menyukai laut dan alam. Beberapa kali dia sempat ikut ke Afrika dan beberapa pantai bersamaku. Rodas pun sama agaknya. Jadi kami seperti menemukan teman di hobi yang sama.

Saat itu, kedatangan pertamanya ke Afrika. Begitu tiba di rumah Tyga, selepas dari reservasi, anak asuh Tyga sedang belajar. Dia yang saat itu menantikan anak kedua, lagi senang-senangnya kepada anak seumuran Wena. Rodas bercengkrama dengan mereka, diikuti aku---kami pun sama-sama menjadi tempat bertanya bocah laki-laki berambut ikal itu tentang cita-cita.

Wena yang merupakan paling tua diantara semua anak asuh Tyga, paham mengenai itu dengan benar dan berjanji akan giat belajar. Sekarang, setelah enam tahun berlalu, Wena entah seperti apa.

"Terakhir kutahu Wena mendapat beasiswa di SMUnya. Entah sekarang dia masih bercita-cita menjadi dokter atau tidak..."kataku, dengan pandangan yang sama mengenangnya.

"Yah..kita bertemu dia saat umur 10.." "Pasti banyak pasti banyak yang berubah dari pola pikirnya." Rodas membawa mobil ini semakin menjauh dari bengkelnya.

Sementara itu, pandanganku terpekur pada interior mobil mematikan ini. Pernah ada yang bilang, kalau mencapai kecepatan maksimal mobil ini sama dengan mati. Entahlah... Aku masih mau hidup. Jadi tidak akan kucoba mencapai kecepatan maksimalnya.

"Hei, bukankah seharusnya kita mengecek seberapa tidak beresnya mobil ini?"

Karena ucapanku, Rodas pun teringat dan meningkatkan kecepatan. Kami sama-sama dalam muka senang melihat mobil ini terus melanju tanpa ada satu pun yang aneh.

"Kau tau, aku rasa Howard menipu kita soal mobilnya."katanya dalam kecepatan yang masih standar. Ehem...yah..standar menurut kami mungkin berbeda dengan kalian... Entahlah, aku tidak mau peduli soal speedometernya. Biarlah mobil ini terbang sekalian.

"Ya...aku bisa memberi satu opsi bagus untuknya; dipecat." Aku membalas Rodas.

"Kejam sekali kau..." Dia terkekeh dan makin berkonsentrasi ke depan. Kecepatan meningkat.

"Huh...kau gila...Rodd..."

"Ah, ya? Tambah lagi kalau begitu..."

Tapi sebelum aku bisa merasakan penambahan kecepatan mobil ini, sudah ada yang mengalihkan perhatianku duluan.

SEE YOU AGAIN [Fanfiction] ✔Where stories live. Discover now