#23 - kompor

15.1K 1.5K 57
                                    

Ichel memandang Prilly yang baru datang ke sekolah. Kondisinya sudah membaik, nggak sepucat kemarin. Tapi, Prilly keliatan masih lemas.

"Nay, gue duduk sama lo, ya?" Ujar Prilly kepada Nayla yang duduk di barisan tengah.

"Lho, kenapa nggak sama Ichel? Gue kan sama Gritte," Nayla menoleh ke arah Ichel yang duduk di pojok kiri.

Prilly menggeleng sambil menatap memohon kepada Nayla, "please, Nay..."

Nayla menghela napasnya, "yaudah, deh. Berarti Gritte sama Ichel, ya?"

Prilly mengangguk senang, "iya! Tukeran aja."

Mendengar itu, Ichel merasa tak enak hati. Pasti Prilly masih marah. Pasti.

Ichel menundukkan kepalanya, bingung harus berbuat apa kepada sahabatnya itu.

Beberapa menit berikutnya, si ketua kelas rusuh datang. Toby langsung menghampiri tempat duduk Prilly.

"Eh, kok nggak sama si nenek sihir, sih?" Ucap Toby sarkastik, sesekali melirik Ichel.

"Nggak lucu, Tob," balas Prilly malas.

"Oh, iya. Denger-denger lo lagi berantem ya sama si Alibabi?" Katanya lagi, menyindir.

"Toby! Mulut lo, tuh, ya! Kayak cewek banget," pekik Prilly. Toby tersenyum miring.

"Kan udah gue bilangin, Pril. Cowo kaya Ali, nggak bisa dipercaya. Lagipula, cowo kaya gitu pantesnya buat dijauhin. Brengsek gitu," kata Toby, memanas-manasi Prilly.

"Lo nggak usah kompor deh, Tob," timpal Nayla, pusing mendengar ocehan Toby.

"Gue cuma peringatin Prilly aja. Dia tuh cewek baik-baik yang pantes sama cowok baik juga," Toby tersenyum lantas berkata, "kayak gue."

Prilly memutar kedua bola matanya. "Please, gue enek."

"Butuh kantong kresek, Pril?" Jawab Nayla.

"Iya! Lo pikir, deh. Gimana mualnya gue," gerutu Prilly. Sementara Toby duduk di meja Prilly.

"Gue nggak akan nyerah, Pril. Gue pasti bakal dapetin lo," katanya, membuat Prilly lagi-lagi mual.

"Toby, excuse me, lo bisa pergi?" Ichel muncul dan menyilangkan tangan di depan dada. "Pergi!"

Sontak, Toby kabur ke tempat duduknya di paling belakang bersama kumpulan boybandnya.

"Pril, lo nggak diapa-apain kan sama Toby?" Tanya Ichel, bermaksud simpati.

Prilly menggeleng pelan. "Enggak. Gue gak papa."

"Serius? Gue takut-"

"Gue nggak papa," jawab Prilly penuh penekanan. Membuat Ichel langsung bungkam.

"Oke... Kalo ada apa-apa, bisa panggil gue aja, gue selalu ada buat lo 24/7," Ichel tersenyum tipis, sedangkan Prilly cuma diam. Lalu, Ichel kembali ke tempatnya.

Prilly menunduk, gue ngerasa bersalah sama Ichel... Maafin gue ya, Chel. Nggak seharusnya gue gini sama lo. Batin Prilly.

[•][•][•]

Ali membuka helmnya, ia sudah berada di depan sekolah Prilly. Namun, tepukan di pundaknya mengagetkannya.

"Eh, Pril-"

"Aya?" Jantung Ali serasa berhenti berdetak. Cewek di hadapannya, tersenyum. Ia menggunakan seragam SMA High Hope, tepatnya sekolah Prilly.

Aya, panggilan Ali untuk Clara. Itu dulu. Namun, sekarang Ali refleks memanggilnya dengan sebutan Aya.

"Eh, sorry, maksud gue, Clara," ucap Ali cepat.

"Bahkan, lo masih inget nama panggilan gue dari kecil," Clara mengulum senyumnya.

"Nggak. Gue cuma salah ngomong aja," elak Ali.

"Okay. Boleh tunjukkin gue dimana ruang TU?" Katanya.

Ali mengerutkan dahi, "lo... Sekolah disini?"

Clara mengangguk mantap. "Iya, Li. Emang kenapa?"

Clara bakalan satu sekolah sama Prilly?

"Ali?" Ucap Clara setelah melihat Ali terdiam.

"Eh, apa?" Ali tersadar. Clara menggelengkan kepalanya.

"Nggak. Gak papa. Ngomong-ngomong, lo ada urusan apa disini?" Tanya Clara, sok manis.

"Gue? Jemput Prilly," jawab Ali singkat.

"Jemput Prilly? Cewek lo yang kemaren itu?"

Ni cewek banyak tanya banget, sih. Untung lo mantan gue.

"Iya. Tapi, dia emang belom resmi jadi cewek gue," Clara mengangguk paham.

"Gue masih bisa dong deket sama lo?"

"Nggak, Ay. Maaf, gue samper Prilly dulu, ya," baru Ali ingin membalikkan badan, Prilly sudah tiba di belakangnya. Hanya berjarak 1 meter. Entah dari kapan dia sudah ada disitu.

"Prill?" Ali mengerutkan dahinya begitu melihat Prilly dengan raut kecewa.

"Ali, mana katanya mau nganterin gue?" Clara merangkul lengan Ali.

[•][•][•]

a/n

sebenernya lagi sekolah, abis uji coba UN, dan sekarang lagi pelajaran fisika lol. tapi, karna tangan gatel pengen update jadilah main hp diem2 ditutupin pake buku, biar keliatan lagi baca gitu. oke, jangan ditiru ya, nggak baik. selamat membaca!

btw, konflik udah dimulai. emang, sih, konflik klise, mainstream, abal-abal dan anak SMA banget tapi yaudahlah, ya (bcs ga jago bikin konflik). alurnya emang begini, mainstream gimana gitu, tapi diusahain konsepnya beda dari yang lain, kok. insyaAllah, bakal beda dari cerita lain.

kalo ada yang mau ngasih pendapat/masukan, bisa comment aja. tapi tolong, dengan bahasa yang sopan ya :)

Jakarta,
23 Februari 2016

Youtubers In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang