#24 - what do u mean?

15K 1.4K 32
                                    

"Ali mana katanya mau nganterin gue?" Clara merangkul lengan Ali tiba-tiba.

Ali yang merasa risih, langsung menyingkirkan tangan Clara yang bergelayut di lengan kekarnya.

Prilly menatap datar Clara yang menurutnya sangat menjengkelkan.

Apa-apaan dia gelayutan di tangan Ali, udah kayak monyet aja. Batin Prilly kesal.

Tapi sesaat, ia hendak berlalu dari kedua orang itu. Namun, Ali menahannya.

"Prill, gue kan jemput lo," kata Ali lembut. Bahkan ia lupa kalau mereka sedang slek.

"Sorry, gue dijemput," ucapnya tetap datar, "mendingan lo anterin aja tuh cewek itu," lanjut Prilly, menunjuk Clara dengan dagunya.

Bertepatan dengan ucapannya, mobil Prilly yang dikendarai oleh supirnya muncul di hadapannya. Tak mau buang waktu, Prillypun memasuki mobilnya itu.

"Clara, mau lo tuh apa sih?" Geram Ali setelah kepergian Prilly.

Clara memasang wajah polosnya, "gue kan cuma mau lo anterin gue ke TU aja, kok... Kenapa lo marah?"

"Lo nggak usah perpanjang masalah gue sama Prilly."

"Dan tujuan lo pindah ke sekolah Prilly buat apa? Buat nindas Prilly? Hah?" Maki Ali kesal.

"Bukannya sekolah lo itu lebih bagus? Sekolah intenasional yang terkenal, kan? Kenapa malah pindah ke sekolah ini?" Lanjut Ali, menumpahkan kekesalannya. Sampai Clara tidak diberi kesempatan untuk berbicara.

"Li, dengerin gue dulu. Gue kesini cuma--"

"Cuma apa?! Cuma buat labrak Prilly dan minta Prilly jauhin gue, kan? Sumpah, lo drama banget. Alasan klasik dan terlalu sinetron. Udah ketebak alur picik lo itu." Ali menggeleng. Emosinya sudah tidak bisa di kontrol lagi.

"Ckckck, penganten baru berantem mulu nih," sindir Toby saat melewati mereka di depan gerbang.

"Pantesan Prilly ditinggalin. Kalo gitu, boleh dong Prilly oper ke gue?" Katanya sarkastik.

Ali mulai kesal dengan sindiran Toby. Langsung saja ia pergi dengan motor ninjanya. Tinggallah Toby dan Clara berduaan disitu.

Toby yang mengetahui itu, tertawa meremehkan. "Dasar pengecut."

Sejurus kemudian, matanya beralih pada gadis di hadapannya itu.

"Hey. Omong-omong, lo mau masuk sekolah gue?" Sapa Toby ke Clara.

Clara mengangguk pelan. "Hmm... Iya. Hari ini baru mau daftar, sih."

"Gue tau nih. Cewek macem lo biasanya mau ngajak gue kerjasama, kan?" Kata Toby membuat Clara bingung.

"Apaan, sih?" Elak Clara. Sedetik kemudian, cewek itu pergi meninggalkan Toby.

"Eh! Tapi suatu saat pasti lo bakal butuhin gue! Liat aja nanti," teriak Toby dari kejauhan.

Cowok gak jelas. Dumelnya dalam hati.

[•][•][•]

"Hallo?"

"....."

"Lo... Tau nomor gue dari mana?"

"...."

"Tapi-"

Tuut... Tuut...

Prilly menghempaskan badannya ke kasur pas ukuran badannya. Ia menghembuskan napasnya pelan.

"Ini ada apa lagi, sih?" Gumam Prilly.

"Anak baru itu nelfon gue dan nyuruh gue ketemuan di taman. Tujuannya apa coba..." Lanjutnya.

Lalu, Prilly bangun dari tidurannya. "Tapi gue penasaran juga, sih. Yaudahlah, nggak apa-apa."

Prilly mengganti bajunya dengan dress hitam ngepress di badannya, dan sneakers bermotif hitam-putih. Tidak lupa membawa sling bag putih metaliknya.

Cewek itu berlari kecil keluar kamarnya. Ia memutuskan untuk jalan kaki ke taman, karena ternyata jaraknya dekat dari apartemennya.

7 menit berlalu, dan akhirnya ia sampai di taman kota yang rindang dan luas ini. Ia melihat perempuan memakai beanie pink, serta kaos abu-abu dan skinny jeans navy sedang duduk di ayunan. Ia yakin itu adalah anak baru tadi.

Prilly dengan hati-hati, menghampiri dan menyapanya. "H...hai?"

Terlihat gadis itu terkejut, namun ia langsung membalas sapaan Prilly.

"Hai, Prilly. Gue Clara," ia tersenyum hangat, sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Iya. Gue Prilly," ia membalas jabatan tangannya.

"Yang gue tau dari Ali, lo itu temen deketnya, ya?" Kata Clara, seraya duduk di ayunan. Prillypun ikut duduk di ayunan sebelah Clara.

Prilly menyelipkan anak rambut di telinganya, karena terpaan angin membuat rambutnya berterbangan kemana-mana.

"Nggak deket juga, sih. Ya, biasa aja," balas Prilly sekenanya. Prilly mulai mengayunkan ayunannya hingga tubuh mungilnya itu terbawa ayunan. Clara juga melakukan hal yang sama.

"Gue mau minta tolong sama lo," kata Clara, menghentikan ayunannya.

"Minta tolong apa?" Kata Prilly saat ayunan mulai berhenti.

"Besok gue diajak dinner sama keluarga Ali. Kayak... Pertemuan gitu doang, sih. Karena dulu, kita deket banget," jelas Clara. Ah, ini yang membuat Prilly kesal. Memang awalnya Prilly kesal, sih, dengan Clara.

Tapi anehnya, sekarang cewek itu malah berbuat baik kepada Prilly. Membingungkan.

"Dulu gue sempet pindah ke Australia, karena bisnis bokap. Disitu, gue ketemu sama Nadya sepupu Ali. Waktu itu, sih, dia tinggal di Aussie karena job," lanjutnya.

Prilly terus menyimak kata demi kata yang keluar dari mulut Clara. Ternyata, nggak seburuk dan sejutek yang gue pikirin.

"Langsung aja, deh. Gue cuma mau minta bantuan lo soal outfit yang bakal gue pake pas dinner bareng Ali nanti. Yang cocok buat gue apa, ya? Sesuaiin sama selera Ali, ya," ucapnya. Jadi, cuma itu?

"Kenapa mesti nanya gue?" Ucap Prilly heran.

"Karena lo teman baik Ali. Gue mau, lo jadi temen baik gue juga. Dan yang ngerti selera Ali itu kan lo, Pril," katanya dengan senyum.

Gue bingung... Ini cewek sebenernya mau apa? Gue nggak ngerti. Gimana gue bisa kesel sama dia kalo dia baik banget sama gue?

[•][•][•]

a/n

yak. gue tau ini gaje parah. sorry bgt22 juga very slow update :( aku butuh sekolah jg kan :) dan, yha, bentar lg aku UN jadi bakal slow update pisan euy. gabisa janji kapan bakal nextnya, se-sempetnya aja. ((itu jg kalo ada waktu))

Jakarta,
4 Maret 2016

Youtubers In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang