i'll changed your mind

1.8K 171 9
                                    

Sebelum membaca diharapkan memiliki mental yang kuat karna ini sangat absurd dan tidak jelas (lebih gajelas dari yg sebelumnya). Jangan sampai anda menyesal setelah membacanya :')

***

Calum tak henti mengoceh mengenai masalah baru yang Delancy timbulkan. Wanita bernama Harriet itu bisa saja membuat pernyataan palsu baru yang menyatakan kalau Calum tengah menggodanya sehingga pacarnya datang dan mengguyurnya dengan dua gelas kopi. Namun Delancy tak menghiraukan ocehan tersebut. Ia malah asyik mendengarkan musik sembari sesekali ikut bersenandung.

Karena Calum sudah mengetahui rahasia soal dirinya yang menjadi ketagihan dengan lagu-lagu 5SOS, maka Delancy tak segan lagi menyenandungkan lagu-lagu tersebut. Lagipula Calum sudah berjanji takkan mengatakan pada ketiga temannya, ataupun membullynya. Kalau cuma sekedar dibilang fans oleh Calum, ia tabah-tabah saja. Tapi kalo terus menerus sih, kesal juga.

"Wont give up even though it hurts so much, every night Im losing you in a thousand faces now it feels we're as close as--" senandungan Delancy terhenti seiring dengan musiknya yang juga terhenti.

"Aku kan sedang menyanyi! Kenapa dimatikan?"

"Kalau aku jadi kau, lebih baik kau dengarkan dari penyanyi aslinya," Calum berdeham bangga, "daripada mendengarkan rekamannya."

"Tapi aku bukan kau."

Ia kemudian menghela nafas panjang, "Hm-seharusnya kau bersyukur. Mana ada fans yang seberuntung dirimu."

"Sudah kubilang kan, aku ini bukan fansmu!"

Mendengar Delancy berkata dengan ketus, Calum sedikit menengok ke samping sambil bibirnya mencebik. Kemudian tangannya bergerak mengambil botol air mineral yang sudah kosong namun masih berada di tempatnya. Ia pun menggetokan botol tersebut tepat di kepala Delancy. Gadis itu sontak meringis kesakitan.

Mata Delancy menuju Calum, wajahnya ditekuk.

"Hanya aku yang boleh bersikap ketus. Kau tidak boleh." Tukas Calum enteng tanpa susah payah menengokan lagi kepalanya kepada gadis di sampingnya.

"Yee-memangnya kau ini siapa!" sungut Delancy.

"Diamlah. Suara jelekmu mengganggu konsentrasiku."

Delancy mendengus sebal.

"Lebih baik kau main flappy bird." Saran Calum sambil menyodorkan ponselnya. Delancy kontan meraihnya. "Kalau kau bisa mengalahkan skor tertinggiku, aku akan mengajakmu ke tempat favouritku."

Ide Calum boleh juga dicoba. Lagipula, Delancy penasaran. Tempat seperti apa yang dijadikan orang semacam Calum tempat favouritnya. Mungkinkah itu sebuah pub yang dihuni oleh banyak wanita penghibur dari berbagai negara? Atau malah kutub utara? Karena Calum sangat dingin. Iya, lagi-lagi Calum bersikap sok dingin pada Delancy.

Lelaki ini teramat sangat sulit untuk ditebak. Rumit.

"Sambil menunggu mereka tiba di kedai pizza itu, kita mau kemana dulu?"

Calum mengangkat bahunya pelan. Ia asyik menyetir tanpa tahu mau kemana arah tujuannya. Mungkin kembali ke rumah?

"Entahlah. Bukankah kau yang memaksaku untuk mengantarmu karena kau punya hajat untuk mentraktir teman-temanku?"

Michael, Ashton dan Luke tak bisa dipastikan kapan akan menghendaki undangan Calum di kertas-kertas yang ditinggal pada mereka. Dan menunggu mereka, pastilah akan memakan waktu yang lama.

Delancy menoleh ke samping untuk menatap Calum. Kedua alisnya saling berpapasan. Bibirnya terulum kedalam, sedang kepalanya manggut-manggut. "Ya." ia menyahut singkat tanpa memberi penjelasan.

Contract [c.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang