Divergent -05-

335 21 11
                                    

Aku bukan gay, aku bukan gay, aku bukan gay--

Itulah apa yang ada di pikiran Izaya.

Sekarang dia sedang berada di ruang ganti dengan bebedapa rekannya yang sama sama laki-laki. Meminum dari botol air putih biasa, Izaya menghela nafasnya dan menyeka mulutnya. Sekarang bagian senior yang berlatih, dan Izaya sama sekali tidak ingin melihat Shizuo.

Mungkin bisa dikatakan kalau Izaya trauma terhadap Shizuo semenjak kejadian kemarin.

"Whoaaah!" Sorakan yang ada di depan gerbang pembatas antara tempat latihan dan peristirahatan membuat Izaya penasaran. Ada apa ya?

Berdiri, si mata merah itu berjalan ke kerumunan manusia yang bersorak-sorak riang. Izaya bisa melihat ada apa, karena disini semuanya tiang-tiang tingginya. "Ada apa sih?" Tanyanya ke pemuda disampingnya.

Pemuda itu melihat kearahnya sebentar, sebelum melihat lagi kearah ring. Izaya merasa dikacangin, tapi tiba-tiba saja pemuda itu berkata dengan suara yang pelan sekali; "Shizuo-san melawan Mika-san. Pertarungan sengit." Ucapnya pendek.

Beruntung Izaya mendengar dengan fokus sekali. "Oh, oke-" Dia sudah tidak tertarik. Baru saja dia hendak pergi, kerumunan orang menyingkir dan tampak sekali ada apa yang terjadi di ring.

Harima Mika yang tampak menyerah dengan luka lebam di pipi dan lengan atasnya, sementara Shizuo dengan gusi yang berdarah dan beberapa luka kecil di lengan dan telapak tangannya. Well...

Izaya tersentak ketika manik coklat Shizuo bertemu dengan manik merahnya. Wajahnya terasa memerah begitu saja. "Hei," pemuda yang berada disampingnya berkata dan menepuk pundaknya. "Kau tidak apa? Mukamu merah."

Izaya menggeleng. "Tidak, aku tidak apa." Dia lalu melenggang pergi. Ingatan tentang kejadian kemarin yang membuatnya pingsan itu benar-benar membuatnya trauma.

Tanpa disadari oleh Izaya, kedua pemuda tadi-- Shizuo dan orang yang namanya masih belum dikenal itu -- sedang beradu tatapan. Seakan mengatakan, 'siapa yang akan menang?'.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Akhirnya, disinilah Izaya. Mandi di tempat biasanya.

Bajunya terlipat rapi di bebatuan. Izaya tidak mengenakan apapun -- bahkan boxernya. Airnya yang jernih membuat tubuhnya yang langsing itu tampak jelas sekali. Beruntung saja tidak ada--

"Eh?"

--ah.

Izaya tersentak dan langsung buru-buru melihat kearah sumber suara. Disana berdirilah Heiwajima Shizuo dengan wajah yang seperti kebingungan. Lalu mata coklatnya menggelap, dan Izaya tau apa maksudnya itu. Nafsu.

Buru-buru dia langsung menutupi tubuhnya dengan awkward. "Uhm... Shizu-chan sedang apa disini?"

Shizuo menjilati bibirnya sendiri yang entah kenapa terasa kering. Tapi ketika melihat ekspresi Izaya, dia menggeleng dan menaruh tas yang dia bawa di samping pakaian Izaya. "Aku mandi disini, flea." Izaya bisa merasakan ujung matanya mengejang ketika mendengar sebutan itu.

"Flea?" Tanyanya memastikan pendengarannya.

"Yeah," Shizuo lalu melepaskan kemeja putih yang dipakainya dan melipatnya asal-asalan. Tampak tidak peduli dengan tatapan Izaya yang mengagumi tubuhnya, Shizuo melepaskan sabuknya juga. Lalu saat dia akan menurunkan celananya, dia melihat kearah Izaya dengan senyuman nakal. "Apa?"

DivergentWhere stories live. Discover now