#17

212 30 0
                                    

Eve

Melihat dirimu sendiri terbaring di atas ranjang dengan selang yang terpasang di tubuhmu bukanlah pemandangan yang menyenangkan. Itu membuatku merasa bahwa aku sudah mati. Tidak! Aku masih ingin hidup.

Suara gaduh dari luar ruangan mengalihkan perhatianku dan Jennifer. Kami bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Jangan pernah mencoba untuk menemui adikku, kau pria brengsek!" Aku tersentak melihat Liam yang sedang menarik kerah baju Louis.

Aku ingin melerai mereka tapi sesuatu dalam diriku mengatakan untuk membiarkannya saja. Lagipula aku sedang memakai tubuh orang lain. Aku tidak mungkin meresikokan Catherine untuk masuk ke dalam urusanku lebih jauh. Aku hanya meminjam tubuhnya untuk sementara. Aku tidak boleh membuatnya terlibat dalam masalahku lebih banyak lagi.

"Bukankah itu Louis? Kekasih Eve?" Tanyaku kepada Jennifer dengan suara sangat pelan. Cukup pelan hingga hanya Jennifer saja yang bisa mendengarnya.

"Ya. Tapi ada suatu hal yang membuat hubungan mereka renggang. Itu terjadi sebelum Eve koma." Jawabnya lagi.

Aku bersyukur karena rupanya Jennifer tidak mengatakan apapun tentang kejadian itu kepada siapapun. Dia benar-benar bisa di percaya.

"Dalam suatu hubungan memang selalu ada perselisihan, bukan?" Ujarku bersikap senormal mungkin. Astaga, aku sangat ingin berlari memisahkan mereka ketika melihat kepalan tangan Liam yang semakin erat di kerah baju Louis. Liam bisa mendaratkan tinjunya kapan saja di wajah Louis. Jika Liam sudah marah seperti itu, maka itu sangat buruk. Liam tidak akan menyudahi apa yang dia mulai sebelum dia puas melakukannya.

Terdengar menyeramkan memang. Tapi naluri seorang kakak yang ingin melindungi adiknya tidak bisa dihentikan. Dia memang seperti itu jika menyangkut tentang diriku. Dia kakak yang sangat protektif. Tapi kadang bisa sangat berlebihan seperti yang ia lakukan sekarang.

"Tuan-tuan, selesaikan urusan kalian di luar gedung rumah sakit. Tolong jangan buat keributan di sini." Ucapan salah satu suster yang berhasil membuat Liam melepas cengkramannya membuatku mendesahkan napas lega.

"Pergi dari sini. Dan jangan pernah datang lagi." Ujar Liam dengan penuh penekanan. Louis menatap Liam sebentar sebelum mendaratkan pandangan matanya kepadaku dan Jennifer. Mata kami bertemu sebentar dan detik kemudian Louis membalikkan tubuhnya dan pergi.

Aku merasa kasihan dengan Louis tapi kurasa dia pantas mendapatkan perlakuan itu. Suara dering telepon menginterupsi keheningan kami. Itu berasal dari ponsel Jennifer. Jennifer mengambil langkah menjauh untuk menjawab telponnya. Liam menatapku sebentar. Memberikan senyuman kecil kemudian masuk ke dalam ruangan rawatku meninggalkan aku sendiri tanpa melakukan apapun. Karena tidak tahu apa yang harus ku lakukan, aku melangkahkan kakiku keluar rumah sakit. Aku belum bertemu mum dan dad. Mereka sedang istirahat di rumah dan kupikir aku akan mengunjungi mereka di sana.

Aku hendak ingin menghentikan taksi tapi perhatianku tertuju pada figur seorang pria yang terduduk lesu di samping mobilnya. Louis. Wajahnya ia tenggelamkan diantara kedua lututnya. Tanpa banyak berpikir, aku menghampirinya dan menyentuh bahunya.

Louis terlihat terkejut dengan kehadiranku tapi kemudian dia kembali berusaha bersikap biasa.

"Hey, apa kau baik-baik saja?" Tentu saja Louis terlihat tidak baik. Lihatlah mata merah dan wajah yang menyiratkan kelelahan itu. Pertanyaan bodoh macam apa yang ku tanyakan?

"Tidak juga." Jawabnya. Sejujurnya tanganku sangat gatal ingin menampar Louis jika aku mengingat peristiwa malam itu dan juga ketika aku melihat dia membawa wanita lain sedangkan aku sedang berjuang antara hidup dan mati. Tapi sisi lain dari dalam diriku menahan keinginanku yang satu itu. Bukan karena aku yang sedang meminjam tubuh Catherine hingga seakan-akan Louis mungkin mengira Catherine melakukan itu untuk membelaku, tapi karena ada rasa tak tega jika harus melakukannya. Louis tampak sangat terpuruk. Dia mungkin menyesal dengan perbuatannya dan hanya ingin meminta maaf padaku tapi selalu di halangi oleh Liam. Entahlah. Aku tak tahu pasti apa yang sedang ia rasakan sekarang.

Be Mine (Sedang Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang