Bab 1

13.5K 688 30
                                    

Mike pindah ke sebuah rumah tua setelah orangtuanya meninggal. Rumah tua tersebut adalah peninggalan mereka dan merupakan harta warisan untuk Mike.
Mike sebenarnya enggan untuk pindah ke rumah tersebut lantaran lokasinya yang cukup terpencil dan bentuknya yang cukup menyeramkan.

Namun, semenjak kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan mobil, tidak ada lagi yang akan menanggung biaya sewa apartemennya di kota.

Dengan mengendarai mobil
pinjaman saudaranya, Mike pun melaju ke arah lokasi rumah tersebut. Dia sebenarnya kurang tahu alamatnya karena ia sudah lama tidak mengunjungi orangtuanya lagi hingga akhirnya ia mengetahui berita kematian mereka.

Diperlambatnya mobil itu ke arah perumahan-perumahan tua yang penghuninya pun jarang kelihatan. Dengan agak bergidik, ia menyusuri sepanjang jalan berbatu kerikil itu dan melihat nomor-nomor rumahnya.
"Wingyfields street no.13... no.13..." ia bergumam sambil melongok dari jendela mobil.
Dengan menyebutkan angka rumah itu saja sudah membuatnya merinding.
Ada perasaan tidak enak di hatinya.

Meskipun nomor rumah itu tidak begitu jauh dari nomor pertama, entah kenapa rasanya ia telah jauh dari jalan utama untuk mencarinya saja.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya ia menemukan juga rumah itu dengan papan nomor yang terbuat dari kayu yang telah berlumut dan rapuh. Gerbang besar berkarat
dengan bentuk tombak di ujung-ujungnya menyambut dirinya.

Mike turun dari mobil dan memandang rumah yang akan ditempatinya itu. Namun, ternyata rumah tersebut masih terletak cukup jauh dari gerbang depan sehingga kabut menutupi pandangannya meskipun hari telah menjelang siang.

Mike merongoh saku jaketnya dan menemukan kunci-kunci tua dari besi yang dilingkarkan pada sebuah gantungan perak berornamen. Ia memilih kunci yang cukup besar yang dikiranya sesuai untuk kunci gerbang tersebut. Dicobanya kunci tersebut ke gembok besar yang ada di depan gerbang.

Bunyi klik besar menandakan bahwa gerbang tersebut membuka untuk dirinya. Dengan tenaga yang cukup besar, ia mendorong gerbang tersebut dengan bunyi deritan yang
menyakitkan telinganya. Mungkin karena telah lama dan tua untuk ditinggali lagi.

Setelah dibukanya gerbang itu cukup lebar, ia kembali masuk ke mobil dan mengendarainya menuju bagian dalam jalan utama rumah tersebut.

Ternyata halaman rumahnya sangat luas hingga Mike tidak dapat melihat ujungnya yang diselimuti kabut. Ia hanya dapat melihat sebuah kolam yang cukup besar dengan air kotor berlumut dan daun-daun kering berguguran. Mike tidak dapat menebak apakah itu kolam hias atau kolam renang karena bentuknya aneh.

Di sepanjang jalan utama, banyak pohon-pohon akasia yang ditanam berserakan tanpa pola.
Jalan utama itu bergelombang karena tidak rata dan daun-daun kering
berterbangan seiring dengan hembusan mobil yang melaju pelan.

Terdengar decit pelan, Mike berhenti di dekat rumah tua yang terpampang
di depannya. Ia tidak bisa melihat dengan jelas bentuk rumah tersebut dari dalam mobil karena hujan telah turun perlahan.

Dalam gerimis, Mike turun dari mobil dan memandang dengan ngeri ke arah rumah tersebut.
Di hadapannya menjulang sebuah rumah yang terbuat dari beton dengan genting yang sudah berubah warna dari merah bata menjadi hitam berlumutan gelap. Dinding-dinding rumah tersebut pun telah retak di beberapa tempat sehingga Mike pun berpikir apakah rumah ini masih kuat untuk di tinggali.

Kusen jendelanya patah di sana sini. Sebuah tangga kecil ke arah pintu depan juga hancur dengan bongkahan-bongkahan beton berserakan. Pintu depan rumah itu sudah berwarna kusam dengan gagang pintu yang berkarat juga.

Mike memandang secara keseluruhan dan dengan herannya ia merasa bahwa daerah di sekitar rumah
itu gelap seperti menjelang malam. Namun, Mike menghilangkan pikiran itu dengan beranggapan bahwa itu hanya akibat mendung dan hujan rintik-rintik.

Dengan menghela nafas panjang, Mike membuka bagasi mobil untuk
mengeluarkan barang-barangnya.

Ketika ia memandang sekilas ke arah rumah tersebut, ia terkesiap dengan adanya tatapan dari jendela lantai 3 !

Mike memandang dengan serius ke arah tatapan itu karena ia tidak bisa melihat siapa yang ada di rumah itu dan sedang menatapnya karena jendela tersebut gelap sekali. Namun, Mike memang merasa ada yang menatapnya.

The Secret Of Mauenville No.13 (OPEN PO)Where stories live. Discover now